Saat Busana dari Limbah Plastik Karya Bocah SD Bikin Kagum Pengunjung Expo Beraksi 2025

4 hours ago 2

Liputan6.com, Kudus - Kreativitas dalam dunia fashion semakin berkembang dengan dibuatnya busana dari bahan daur ulang. Kreativitas dalam mengolah limbah menjadi busana yang menarik, kini dapat dilakukan oleh siapa saja.

Sampah dan limbah tak bisa lepas dari kehidupan manusia. Namun, ide-ide kreatif, bisa diolah menjadi bentuk lain yang menarik. Ada yang memanfaatkan plastik bekas, kain sisa produksi, karung plastik, kardus bekas dan koran untuk menciptakan pakaian unik dan bernilai seni.

Seperti yang yang dilakukan sejumlah guru di SDN 3 Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ini. Kreatifitas mereka menyulap limbah menjadi inovasi busana, menarik perhatian pengunjung saat Expo Program Berbudaya Aktif Literasi dan Numerasi (Beraksi) di Kantor Pusat Belajar Guru (PBG) Kudus, Senin (19/5/2025).

Di dalam stand pameran berukuran 4x4 meter itu, tim guru SDN 3 Terban memajang karya busana dari sampah plastik, karung, kertas koran dan limbah lainnya hasil karya murid-muridnya.

Kreativitas ini muncul dari rasa keprihatinan mereka, saat Kudus dinyatakan darurat sampah beberapa bulan lalu. Proses kreatif ini tidak hanya mengurangi dampak lingkungan dari limbah plastik saja, namun juga membuka peluang ekonomi baru bagi warga.

Sejumlah produk busana yang dipamerkan tim guru dari SDN 3 Terban, berupa gaun, rompi paranet dan kebaya yang semuanya dirancang dari limbah. Proses pengelohan limbah menjadi busana ini, dilakukan dengan sterilisasi agar bersih dan nyaman saat dikenakan.

“Busana-busana ini dibuat siswa kami dari kelas 4 dan kelas 5. Produknya berupa empat gaun dari sampah, dua kebaya dari karung dan rompi dari paranet sebanyak tujuh buah,” ujar Erika Linda Faradila, salah seorang guru Kelas 5 SDN 3 Terban kepada Liputan6.com.

Kerajinan Tangan dari Sampah

Untuk memproduksi satu gaun, membutuhkan proses selama satu bulan. Demikian pula dengan pembuatan kebaya dari karung. Sedangkan rompi paranet hanya membutuhkan waktu dua hari.

Beragam kreativitas busana berbahan limbah ini, kerap ditampilkan para siswa SDN 3 Terban saat ada acara karnaval. Tentu tujuannya untuk mengedukasi dan mengajak masyarakat peduli terhadap permasalahan sampah.

Selain menciptakan gaun dan rompi, Erika dan tim guru SDN 3 Terban juga mengajak siswanya berkreasi membuat kerajinan tangan dari sampah. Diantaranya vas bunga, celengan, tempat pensil, gantungan kunci dan karya kerajinan menarik lainnya.

”Kami mengangkat tema upcycle to the next level. Artinya, kami ingin meningkatkan nilai ekonomis dan nilai guna dari barang yang tidak terpakai (limbah) menjadi lebih bernilai guna,” ucap Erika.

Erika mengaku tidak menemui kendala saat membimbing para muridnya dalam pembuatan kerajinan dari sampah. Justru para siswa antusias untuk berkarya.

”Kegiatan yang kami lakukan ini dilandasi kedaruratan permasalahan sampah yang ada di Kabupaten Kudus. Dari situ kami ajak siswa untuk mengurangi sampah sebisanya,” tukas Erika.

Erika bersama guru lainnya di SDN 3 Terban, berkomitmen terus berinovasi membuat kostum dari sampah atau barang yang tak bernilai guna. Langkah kecil yang cukup berarti itu terus dilakukan, untuk mengurangi permasalahan sampah di Kabupaten Kudus.

”Keinginan kami permasalahan sampah bisa tertangani. Inovasi penanggulangan sampah akan terus kami coba sebisanya,” tukas Erika.

Bupati Kudus Kagum

Bupati Kudus Samani Intakoris yang berkesempatan mengunjungi Expo Program Berbudaya Aktif Literasi dan Numerasi (Beraksi) itu, tampak kagum dengan karya-karya kreatif pelajar dan guru SDN 3 Terban.

Bupati Samani menyebut, edukasi terkait sampah sejak dini merupakan langkah yang sangat bagus. Karena itu, siswa harus diberi pemahaman sejak dini tentang cara mengolah sampah agar berdaya guna.

”Edukasi sejak dini tentang mengolah sampah memang harus dilakukan. Pemkab Kudus terus mendukung. Kami juga berterima kasih kepada Djarum Foundation terkait kegiatan ini,” ujar Samani.

Bupati Sam’ani juga melontarkan pujian terhadap kreativitas setiap sekolah dalam Expo Beraksi tahun 2025. Hal ini menunjukkan keberhasilan pembelajaran di sekolah dalam literasi dan numerasi.

Dalam Expo Beraksi ini, sebanyak 10 sekolah dari SD hingga madrasah ibtidaiyah di Kudus terpilih untuk mengikuti program tersebut. Selanjutnya sekolah tersebut mendapatkan pelatihan dan pendampingan selama enam bulan sejak Mei 2024 lalu.

Sebanyak 10 sekolah ini sengaja dipilih, karena hasil nilai raport para siswanya tercatat merah. Namun setelah dilakukan pelatihan dan pendampingan secara intensif, kini nilai raport siswa mengalami perubahan menjadi lebih baik.

“Hasilnya ada, raport siswa dari 10 sekolah SD dan MI naik semua, ada parameternya untuk anak-anak kemampuan membaca dan menghitungnya lebih baik,” terang Samani.

Harapan

Samani berharap program Program Berbudaya Aktif Literasi dan Numerasi bagi dunia pendidikan dasar di Kota Kretek bisa terus berlanjut. Sebab memberikan lebih banyak manfaat.

“Programnya sangat bagus, kadang kan dilupakan setelah media sosial menyerang, game, dan sekarang mereka juga aktif menulis, dan tetap berbudaya,” papar Samani.

Sementara itu, Ketua Pengelola Program PBG Kudus, Oktavian Saputra menambahkan, Program Berbudaya Aktif Literasi dan Numerasi ini menyasar 10 sekolah.

Menurut Oktavian, sekolah sekolah itu sebelumnya telah diseleksi ketat oleh tim. Yakni dengan melihat nilai raport siswa dan komitmen sekolah untuk berproses lebih baik.

10 yang dibidik dalam Program Berbudaya Aktif Literasi dan Numerasi, antara lain MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo, MI Maslakul Falah, SDN 1 Pladen, SDN 2 Piji dan SDN 3 Karangmalang. Selanjutnya, SDN 3 Terban, SDN 4 Bulungcangkring, SDN 4 Kesambi, SDN 5 Karangbener, dan SD Widya Kirana.

“Setelah berproses selama enam bulan, Asesmen Nasional Berbasis Komputer yang diselenggarakan akhir tahun 2024 lalu menunjukan raport pendidikan rilis dan prrogresnya meningkat cukup signifikan,” ungkap Oktavian.

Tercatat dua madrasah ibtidaiyah diganjar penghargaan dari pihak Kementerian Agama (Kemenag) Kudus. Sebab dua madrasah ini meraih predikat capaian raport terbaik usai mendapat pelatihan program literasi dan numerasi. Mereka adalah MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo, MI Maslakul Falah.

“Harapan kami akan memperluas untuk capaian sekolah dan sasaran, sehingga manfaat Program Budaya Literasi dan Numerasi ini banyak menyebar di sekolah,” tambahnya.

(Arief Pramono)

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |