Liputan6.com, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) memperingatkan daerah di Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar) masih berpotensi terjadi gerakan tanah tinggi.
Peringatan itu diterbitkan oleh Badan Geologi Kementerian ESDM usai tim tanggap darurat meneliti terjadinya gerakan tanah berdasarkan surat permintaan dari Bupati Garut Nomor 300.2.3/675/BPBD tanggal 8 April 2025 perihal permohonan kajian gerakan tanah.
Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid, bencana gerakan tanah terjadi di dua lokasi antara lain Kampung Cimuncang RT/RW 01/04 dan Kampung Gandasoli RT/RW 03/08, Desa Girimukti, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, Provinsi Jabar.
"Berdasarkan informasi dari warga Kampung Cimuncang, gerakan tanah pernah terjadi 29 Maret 2025, setelah turun hujan dengan intensitas yang tinggi dan lama. Informasi dari aparat desa Girimukti, gerakan tanah pernah terjadi 28 Maret 2025, setelah turun hujan dengan intensitas yang tinggi dan lama," ujar Wafid dalam keterangan tertulisnya, Bandung, Rabu (14/5/2025).
Wafid mengatakan untuk menghindari terjadinya gerakan tanah susulan serta mengurangi dampak akibat gerakan tanah, maka direkomendasikan untuk Kampung Cimuncang RT/RW 01/04, Desa Girimukti, Kecamatan Singajaya, sungai pada bagian bawah sebaiknya dibuat talud pada kiri kanan sungai untuk mengurangi erosi dan menambah gaya penahan lereng.
Lereng bagian bawah dibuat berjenjang untuk mengurangi berat lereng atau mengurangi gaya pendorong pada lereng.
Wafid menambahkan jika terjadi pembendungan pada alur Sungai Ci Manja, segara normalisasi alur sungai dengan membersihkan sumbatan aliran sungai dari material longsoran.
"Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di lokasi bencana agar meningkatkan kewaspadaan terutama pada saat hujan," kata Wafid.
Wafid menjelaskan rumah yang terancam masih bisa ditempati. Namun, pada saat dan setelah hujan lebat yang berlangsung lama, masyarakat yang bertempat tinggal di lokasi dan sekitar gerakan tanah supaya selalu meningkatkan kewaspadaan.
Apabila hujan terus menerus disarankan untuk segera mengungsi ke tempat yang aman untuk menghindari kemungkinan terjadinya longsoran.
Sementara itu, daerah bencana disarankan ditanami pohon-pohon keras yang berakar kuat dan dalam pada lereng atas dan tengah. Sedangkan pada kaki lereng atau sepanjang alur sungai dapat ditambahakan dengan penanaman bambu.
"Retakan yang ada segera ditutup dan rumah permanen yang rusak agar diperbaiki agar tidak runtuh. Tidak membangun rumah atau bangunan pada dan dibawah lereng yang curam serta di sepadan sungai," ungkap Wafid.
Wafid meminta peningkatan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal dan memahami gerakan tanah dan gejala-gejala yang mengawalinya sebagai upaya mitigasi bencana gerakan tanah.
Masyarakat setempat juga diimbau untuk selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat dalam penanganan bencana gerakan tanah.
Rekomendasi untuk Kampung Gandasoli
Kampung Gandasoli RT/RW 03/08, Desa Girimukti, Kecamatan Singajaya, Wafid menyebutkan jalan yang rusak agar dipindahkan dan dibuat jalur baru.
"Jika terpaksa harus memotong lereng untuk pembuatan jalan sebaiknya disertai penguatan lereng untuk menambah gaya penahan," terang Wafid.
Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di lokasi bencana serta pengguna jalan agar meningkatkan kewaspadaan terutama pada saat hujan.
Rumah yang terancam saat ini masih bisa ditempati namun penghuni atau masyarakat agar selalu melakukan pemantauan.
Jika terjadi retakan dan terus berkembang dan meluas ke arah pemukiman, maka pemukiman yang terancam sebaiknya direlokasi ke tempat yang lebih aman.
"Jika terjadi pembendungan pada alur Sungai Ci Kotahaji, segara normalisasi alur sungai dengan membersihkan sumbatan aliran sungai dari material longsoran," terang Wafid.
Wafid mengatakan daerah bencana disarankan ditanami pohon-pohon keras yang berakar kuat dan dalam pada lereng atas dan tengah. Sedangkan pada kaki lereng atau sepanjang alur sungai dapat ditambahakan dengan penanaman bambu.
Wafid menegaskan untuk di Kampung Gandasoli, tidak membangun rumah atau bangunan pada dan dibawah lereng yang curam serta di sepadan sungai.
Peningkatan sosialisasi kepada masyarakat lebih ditinggkatkan lagi ucap Wafid, untuk lebih mengenal dan memahami gerakan tanah dan gejala-gejala yang mengawalinya sebagai upaya mitigasi bencana gerakan tanah.
"Masyarakat setempat dihimbau untuk selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat dalam penanganan bencana gerakan tanah," tutur Wafid.
Soal jalan yang rusak, Wafid menyarankan agar dipindahkan dan dibuat jalur baru. Jika terpaksa harus memotong lereng untuk pembuatan jalan sebaiknya disertai penguatan lereng untuk menambah gaya penahan.
Sedangkan masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di lokasi bencana serta pengguna jalan agar meningkatkan kewaspadaan terutama pada saat hujan.
Rumah yang terancam saat ini masih bisa ditempati namun penghuni atau masyarakat agar selalu melakukan pemantauan. Jika terjadi retakan dan terus berkembang dan meluas ke arah pemukiman, maka pemukiman yang terancam sebaiknya direlokasi ke tempat yang lebih aman.
"Jika terjadi pembendungan pada alur Sungai Ci Kotahaji, segara normalisasi alur sungai dengan membersihkan sumbatan aliran sungai dari material longsoran," tukas Wafid.
Untuk daerah bencana disarankan ditanami pohon-pohon keras yang berakar kuat dan dalam pada lereng atas dan tengah, sedangkan pada kaki lereng atau sepanjang alur sungai dapat ditambahakan dengan penanaman bambu.
Masyarakat juga tidak disarankan membangun rumah atau bangunan pada dan dibawah lereng yang curam serta di sepadan sungai.
Mekanisme Terjadinya Gerakan Tanah
menjelaskan mekanisme gerakan tanah di Kampung Cimuncang dipengaruhi oleh erosi sungai pada bagian bawah berperan menyebabkan longsor-longsor kecil pada kiri kanan sungai sehingga menarik bagian atas lereng.
"Interaksi air tanah dengan batuan dan tanah pelapukan yang poros pada lereng curam serta lahan basah di bagian atas hingga bawah lereng membuat tanah mudah jenuh," sebut Wafid.
Seiring berjalan waktu, material lereng yang bertambah jenuh saat curah hujan tinggi membuat tekanan pori meningkat dan berkurangnya daya ikat material lereng.
Kemiringan lereng yang curam membuat material bergerak cepat pada bagian bawah lereng serta membentuk retakan pada bagian puncak punggungan yang lebih landai. Retakan menjadi jalan masuk air yang dapat memicu pergerakan tanah yang lebih cepat.
Sedangkan, mekanisme gerakan tanah di Kampung Gandasoli dipengaruhi oleh pemotongan lereng pada jalan tanpa perkuatan lereng dan dipicu oleh curah hujan yang tinggi dengan durasi yang lama.
"Gaya penahan lereng berkurang akibat pemotongan lereng tersebut sementara gaya pendorong semakin meningkat karena tanah pelapukan menjadi jenuh air, berat jenis tanah meningkat dan kohesi antarpartikel menurun," ungkap Wafid.
Wafid menyebutkan di bawah tanah pelapukan tersebut terdapat lapisan tuffa yang plastis dan seperti teralterasi dan batuan breksi fat lebih kedap air (impermeabel) sehingga air tertahan di batas keduanya menciptakan zona akumulasi.
Tidak adanya penguatan lereng dan sistem drainase permukaan yang tidak tertata dengan baik menyebabkan air hujan menggenang atau mengalir tidak terkontrol, mempercepat kejenuhan lereng.
Kondisi ini diperburuk dengan kondisi lereng yang sangat curam pada lereng bagian bawah sehingga terjadi longsoran.
Penyebab Terjadinya Gerakan Tanah
"Secara umum faktor penyebab terjadinya gerakan tanah di daerah Kampung Cimuncang antara lain adalah erosi pada bagian bawah sungai sehingga terjadi longsoran dan menarik bagian atasnya," tutur Wafid.
Wafid menyebutkan faktor lainnya pemicu gerakan tanah adanya tanah pelapukan berupa pasir lempungan dan mengandung tufa yang cenderung bersifat poros dan mudah menyerap air.
Batuan penyusun breksi yang yang bersifat lebih kedap terdapat air (imperbeable) yang berada dibawah tanah pelapukan. Batas antara keduanya diperkirakan sebagai bidang gelincir,
Kondisi lahan basah berupa sawah dan kolam yang membuat lereng cepat jenuh dan berada pada kemiringan lereng yang curam sehingga mudah mengalami pergerakan tanah.
"Vegetasi berakar kuat dan dalam yang minim sebagai penjaga kestabilan lereng. Sistem drainase yang kurang tertata dengan baik. Curah hujan yang tinggi dengan durasi yang lama sebelum terjadinya gerakan tanah," jelas Wafid.
Sementara faktor penyebab terjadinya gerakan tanah di Kampung Gandasoli antara lain adalah pemotongan lereng untuk jalan tanpa perkuatan lereng sehingga lama kelamaan dapat terjadi longsor.
Batuan penyusun breksi yang lebih segar dan diatasnya merupakan tufa lapuk dan plastis yang bersifat lebih kedap terdapat air (imperbeable) yang berada dibawah tanah pelapukan. Batas antara keduanya diperkirakan sebagai bidang gelincir.
Kemiringan lereng yang sangat curam sehingga tanah mudah bergerak ketika jenuh air. Sistem drainase yang kurang tertata. Curah hujan yang tinggi dengan durasi yang lama sebelum terjadinya gerakan tanah.
Dampak Gerakan Tanah
Akibat adanya kejadian gerakan tanah di Kampung Cimuncang, kini terdapat berupa longsoran pada kaki lereng atau di sungai. Sehingga bagian atas mengalami tarikan dan terjadi pegerakan tanah lambat atau rayapan yang ditandai dengan retakan pada permukaan tanah dan jalan.
Tipe ini bergerak lambat namun berulang serta berpotensi untuk berkembang menjadi tipe cepat tergantung kemiringan dan jenis material lerengnya.
"Saat dilakukan pemeriksan, retakan pada sawah dan berarah barat – timur dengan panjang retakan berkisar 4 – 10 meter. Pada bagian kaki lereng terjadi longsoran dengan arah N 170⁰ E atau relative ke arah tenggara – selatan dan material berpotensi menimbun sungai yang ada di bawahnya," ungkap Wafid.
Berdasarkan data dari hasil analisis foto udara, data lapangan serta data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, dampak bencana menyebabkan tiga rumah atau bangunan pada lereng bagian atas terancam gerakan tanah.
Selain itu tiga rumah yang permanen mengalami retak-retak dan rusak ringan-sedang serta jembatan terdorong atau terdeformasi.
"Gerakan tanah yang terjadi di Kampung Gandasoli berupa longsoran/gelinciran (rotational slide). Mahkota longsoran memiki lebar 12,5 meter dengan panjang landaan sekitar 30 meter. Longsoran berarah N 100⁰ E (relative ke arah timur – tenggara) yang materialnya mengancam menimbun sungai yang ada di bawahnya," sebut Wafid.
Dampak bencana yang ditimbulkan antara lain enam rumah atau bangunan pada lereng bagian atas terancam gerakan tanah serta Jalan penghubung antar kampung terputus.
Antisipasi Longsor
Dicuplik dari kanal Regional, Liputan6, memasuki musim penghujan menyebabkan adanya potensi terjadinya bencana tanah longsor akibat kemiringan tanah yang cukup curam dan terjal di beberapa titik daerah di Indonesia.
Tanah longsor sendiri merupakan fenomena perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng.
Secara sederhana, Longsor dapat terjadi jika terdapat air dengan volume yang besar meresap ke dalam tanah, sehingga berperan sebagai bidang gelincir, kemudian tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
Berangkat dari pengertian diatas, maka fenomena bencana tanah longsor rawan terjadi di musim hujan seperti saat ini.
Untuk itu, masyarakat bersama-sama dengan pemerintah dapat segera melakukan langkah antisipasi guna mengurangi risiko terjadinya tanah longsor, seperti :
1. Menghindari pembangunan pemukiman di daerah di bawah lereng yang rawan terjadi tanah longsor.
2. Mengurangi tingkat keterjangan lereng dengan pengolahan lahan terasering di kawasan lereng.
3. Penanaman pohon yang mempunyai perakaran yang dalam dan jarak tanam yang tidak terlalu rapat diantaranya diseling-selingi tanaman pendek yang bisa menjaga drainase air.
4. Menjaga drainase lereng yang baik untuk menghindarkan air mengalir dari dalam lereng keluar lereng.
Dengan adanya langkah preventif yang dilakukan oleh pemerintah bersama dengan masyarakat, diharapkan mampu meminimalisasi terjadinya potensi tanah longsor dan kerugian materil maupun korban jiwa.
Apabila terdapat anggota keluarga maupun tetangga sekitar yang sakit dan mengalami luka akibat longsor yang melanda, segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat agar mendapatkan penanganan yang baik dan tepat.