Ardhantara Bakal Jadi Pengendali Baru Futura Energi Global (FUTR) 

4 weeks ago 20

Liputan6.com, Jakarta PT Futura Energi Global Tbk (FUTR) mengumumkan adanya proses negosiasi pengambilalihan saham yang berpotensi mengubah pengendali perseroan. Informasi ini disampaikan perusahaan melalui keterbukaan informasi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 15 Agustus 2025.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (18/8/2025) manajemen FUTR menyatakan bahwa PT Digital Futurama Global (DFG), pemegang saham pengendali dengan kepemilikan 3,27 miliar saham atau setara 49,325% dari modal ditempatkan dan disetor, tengah melakukan negosiasi dengan PT Aurora Dhana Nusantara (Ardhantara) sebagai calon pembeli.

“Negosiasi tersebut bertujuan untuk merumuskan transaksi jual-beli saham Perseroan yang dimiliki DFG, dan setelah penyelesaian transaksi, ARDHANTARA akan menjadi pengendali baru Perseroan,” tulis manajemen FUTR.

Pada 15 Agustus 2025, DFG dan Ardhantara telah menandatangani Term Sheet terkait rencana akuisisi tersebut. 

Namun, perusahaan menegaskan bahwa dokumen itu masih bersifat bersyarat. Penyelesaian pengambilalihan akan bergantung pada pemenuhan syarat dan ketentuan dalam Term Sheet, termasuk klausul pengakhiran apabila persyaratan tidak terpenuhi.

Ardhantara, calon pengendali baru FUTR, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang holding, konsultansi bisnis, dan perdagangan. Berdomisili di Jakarta Selatan, perusahaan ini belum memiliki saham di FUTR sebelum rencana akuisisi ini.

FUTR menegaskan pelaksanaan rencana pengambilalihan akan mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk di bidang pasar modal

Ikuti Wall Street, Bursa Saham Asia Bervariasi Awal Pekan Ini

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik diperdagangkan bervariasi pada perdagangan Senin, (18/8/2025). Pergerakan bursa saham Asia Pasifik.

Mengutip CNBC, indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,47%. Indeks Topix bertambah 0,5%. Di Korea Selatan, indeks Kospi melemah 1,01%. Indeks Kosdaq melemah 1,28%.

Indeks ASX 200 di Australia sempat mencapai level tertinggi intraday di 8.949, dan terakhir terlihat stagnan.

Kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng di Hong Kong berada di posisi 25.214 menunjukkan pembukaan lebih kuat dibandingkan dengan penutupan terakhir di 25.270,07.

Sementara itu, di Singapura, ekspor domestik non-migas menyusut 4,65 pada Juli dibandingkan tahun sebelumnya, lebih buruk dari kontraksi 1,8% yang diproyeksikan oleh ekonom yang disurvei Reuters.

Kinerja Wall Street

Sedangkan posisi Juli muncul setelah revisi tingkat pertumbuhan sebesar 12,9% pada Juni, demikian berdasarkan data dari Enterprise Singapore.

Saham berjangka AS menguat pada awal sesi di Asia di tengah harapan pemangkasan suku bunga oleh the Federal Reserve (the Fed) atau bank snetral AS yang memicu pekan positif di wall street.

Indeks S&P 500 melemah pada Jumat pekan lalu setelah mencapai rekor tertinggi. Hal ini seiring investor mengambil beberapa keuntungan setelah pekan yang kuat.

Pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu, indeks S&P 500 melemah 0,29% di posisi 6.449,80. Indeks Nasdaq susut 0,40% dan menutup pekan di posisi 21.622,98. Sementara itu, indeks Dow Jones mengaut 34,86 poin atau 0,08% ke posisi 44.946,12 berkat lonjakan saham UnitedHealth sebesar 12%.

Kinerja Wall Street Sepekan

Sementara itu, indeks sentimen konsumen Universitas Michigan turun menjadi 58,6 pada Agustus dari 61,7 bulan lalu karena kekhawatiran inflasi.

Namun, rata-rata indeks utama tetap solid sepanjang pekan ini. Dow Jones mencatat kinerja lebih baik, naik 1,74%. S&P 500 dan Nasdaq masing-masing menguat 0,94% dan 0,81% pekan ini, berkat data inflasi konsumen baru yang meningkatkan harapan penurunan suku bunga Federal Reserve bulan depan.

"Ledakan AI dan pemangkasan suku bunga The Fed yang diwajibkan mendukung pasar, jadi kami rasa S&P tidak akan mengalami penurunan yang dapat diperdagangkan, meskipun musiman Agustus dan September yang buruk,” ujar CEO dan CIO di Infrastructure Capital Advisors, Jay Hatfield.

“Kami sebenarnya masih sedikit menguat.”

Data penjualan ritel Juli, yang dirilis pada Jumat pagi, juga menunjukkan gambaran yang masih sehat bagi konsumen AS. Penjualan ritel naik 0,5% bulan lalu, memenuhi ekspektasi dari konsensus Dow Jones. Penjualan eceran tidak termasuk mobil naik 0,3%, juga sesuai dengan perkiraan.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |