Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya Tbk (ADHI) melalui anak usahanya PT Adhi Persada Beton (Adhi Beton) berkontribusi dalam proyek transportasi massal berskala besar di Filipina, yakni North-South Commuter Railway (NCSR).
Jalur kereta ini akan menghubungkan sisi utara Filipina (Malolos) hingga sisi Selatan (Kota Calamba) dengan panjang lintasan mencapai 6,8 kilometer.
Dalam proyek strategis ini, Adhi Beton dipercaya untuk memberikan jasa pendampingan teknis pengadaan dan pelaksanaan precast segmental box girder bagi kontraktor pelaksana APJV (ADHI-PT PP JV). Kepercayaan ini mempertegas peran ADHI Beton sebagai mitra konstruksi yang kompeten di pasar internasional.
ADHI Beton membawa pengalaman dan rekam jejak panjang dari berbagai proyek nasional, seperti pembangunan LRT Jabodebek dan Jakarta Inner Ring Road, untuk diaplikasikan pada proyek berskala global. Dengan target penyelesaian tahun 2030, keterlibatan ADHI Beton menjadi bukti pengakuan internasional atas kualitas, inovasi, dan kapasitas perusahaan di industri beton pracetak.
Proyek North–South Commuter Railway diharapkan mampu meningkatkan konektivitas, mempercepat mobilitas masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah yang dilalui.
Partisipasi Adhi Beton
Partisipasi ADHI Beton tidak hanya memberikan nilai tambah bagi perusahaan, tetapi juga memperkuat unique selling point sebagai precaster berpengalaman dengan rekam jejak pengawasan produksi dan pengadaan beton pracetak lintas negara.
"Dengan pijakan ini, ADHI Beton berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas produk dan memperluas kontribusi dalam pembangunan infrastruktur, baik di dalam negeri maupun di mancanegara,”kata Direktur Utama Adhi Beton, Johan Arifin dalam keterbukaan informasi BEI.
Adhi Karya Kantongi Pendapatan Rp 3,81 Triliun hingga Semester I 2025
Sebelumnya, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mencatat penurunan pendapatan usaha dan laba hingga semester I 2025.
Perseroan meraup pendapatan usaha Rp 3,81 triliun hingga enam bulan pertama 2025. Pendapatan turun 32,89% dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,68 triliun. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (23/7/2025).
Beban pokok pendapatan susut menjadi Rp 3,23 triliun hingga Juni 2025 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,15 triliun.
Perseroan meraup laba bruto naik 9,8% menjadi Rp 572,87 miliar hingga 30 Juni 2025 dari semester I 2024 sebesar Rp 521,66 miliar.
Laba Perseroan
Beban usaha bertambah menjadi Rp 384,01 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 383,06 miliar. Dengan demikian, Perseroan mencatat kenaikan laba usaha bertambah menjadi Rp 188,85 miliar hingga semester I 2025. Pada periode sama tahun lalu tercatat Rp 138,60 miliar.
Dengan melihat kinerja itu, Perseroan membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk susut 36% menjadi Rp 7,54 miliar hingga kuartal I 2025 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 13,7 miliar. Seiring hal itu, laba per saham dasar Perseroan susut menjadi Rp 0,90 dari semula Rp 1,64.
Ekuitas naik menjadi Rp 9,69 triliun dari periode Desember 2024 Rp 9,67 triliun. Total liabilitas Perseroan susut menjadi Rp 24,6 triliun hingga Juni 2025, tercatat lialibitas sebesar Rp 24,58 triliun. Perseroan menurunkan liabilitas dari Desember 2024 Rp 25,3 triliun. Aset tercatat 34,38 triliun hingga Juni 2025.