Ada 23 IPO dari Target 66 pada 2025, Begini Respons BEI

1 week ago 20

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai pencatatan saham baru hingga akhir kuartal III 2025 masih menunjukkan tren positif. Hal ini terutama dari nilai dana yang dihimpun.

Berdasarkan data BEI, sebanyak 23 perusahaan resmi mencatatkan saham perdana di BEI dengan total dana dihimpun Rp 15,1 triliun hingga akhir kuartal III 2025. Jumlah saham baru itu masih di bawah target penawaran saham perdana ke public atau initial public offering (IPO) sebanyak 66 IPO pada 2025.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, pihaknya optimistis terhadap perkembangan pencatatan saham baru pada 2025.

Ia menuturkan, hingga akhir kuartal III-2025, sebanyak 23 perusahaan telah resmi tercatat di BEI dengan total dana dihimpun Rp 15,1 triliun.

"Jumlah ini masih menunjukkan tren positif khusunya dari besar dana dihimpun, meski secara jumlah masih belum mencapai target yang ditetapkan,” kata Nyoman, ditulis Sabtu (4/10/2025).

Ia menuturkan, kondisi geopolitik global mempengaruhi appetite perusahaan untuk IPO. Berdasarkan dari data World Federation of Exchanges, jumlah perusahaan tercatat di BEI tumbuh 0,95% year-to-date (YTD) per Agustus 2025.

Nyoman menuturkan, jumlah perusahaan tercatat itu lebih tinggi dibandingkan bursa di Thailand, Filipina, Vietnam (Ho Chi Minh), maupun Singapura yang justru mencatat penurunan pertumbuhan jumlah perusahaan tercatat.

11 Perusahaan dalam Pipeline

Terkait 11 perusahaan yang berada di pipeline pencatatan saham, Nyoman menuturkan,fokus BEI tidak semata pada percepatan proses listing, melainkan juga pada persiapan kualitas.

Hal ini agar setiap calon perusahaan tercatat memiliki aspek pemenuhan regulasi dan kepatuhan yang baik, going concern perusahaan yang terjaga serta  dapat memberikan manfaat bagi stakeholder pasar modal.

"Tentunya dalam hal calon perusahaan tercatat dapat memenuhi hal-hal dimaksud dalam sisa tahun ini maka kami berharap perusahaan-perusahaan tersebut dapat menambah pilihan investasi saham bagi investor di Indonesia,” kata dia.

Ia mengatakan,  selain pemenuhan persyaratan IPO, BEI senantiasa menekankan   perusahaan yang berhasil tercatat diharapkan tidak hanya mampu melaksanakan IPO dengan sukses, tetapi juga menjaga kinerja, keberlangsungan usaha, dan kepercayaan investor dalam jangka panjang.

BEI Paparkan Manfaat Lighthouse IPO untuk Pasar Modal Indonesia

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai lighthouse IPO atau initial public offering (IPO) skala besar dapat meningkatkan nilai kapitalisasi free float (saham beredar di publik) dan menarik likuiditas baru.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, BEI menetapkan target IPO skala besar atau disebut sebagai lighthouse IPO. BEI mendefinisikan lighthouse IPO sebagai penawaran umum perdana saham dengan kapitalisasi pasar di atas Rp 3 triliun dan free float minimal 15% atau nilai free float sebesar Rp 700 miliar.

"Lighthouse IPO dapat meningkatkan kapitalisasi free float dan juga menarik likuiditas baru karena investor institusi yang ada baik domestik maupun asing umumnya menunggu kehadiran perusahaan berskala besar dan bereputasi tinggi untuk mencatatkan saham di BEI,” ujar dia, ditulis Minggu (28/9/2025).

Aliran Dana ke Pasar Modal Indonesia

Nyoman menambahkan, dengan masuknya perusahaan-perusahaan tersebut berpotensi menghadirkan aliran dana ke pasar modal Indonesia yang dapat mendukung likuiditas sekaligus dapat menciptakan kestabilan bagi pasar modal.

Ia mengatakan, sepanjang 2025, telah tercatat lima lighthouse IPO yakni PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBKD), PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI), PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), dan PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS).

"Hal ini menjadi salah satu indikator penting dalam mendorong kehadiran IPO skala besar yang diharapkan mampu memperkuat struktur pasar serta meningkatkan daya tarik bagi investor,” kata dia.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |