8 Perusahaan Proses Penawaran Saham Perdana ke Publik, 4 Beraset Jumbo

4 weeks ago 21

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan ada delapan perusahaan yang sedang memproses penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Dari delapan perusahaan itu, empat perusahaan mencatat beraset jumbo.

BEI menyebutkan ada 22 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI hingga 15 Agustus 2025.Total penghimpunan dana dari IPO mencapai Rp 10,39 triliun.

“Hingga saat ini, terdapat 8 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, Senin (18/8/2025).

Berdasarkan klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017 antara lain:

  • 0 perusahaan aset skala kecil (aset di bawah Rp 50 miliar)
  • 4 perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 milair)
  • 4 perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp 250 miliar)

Berikut rincian sektor perusahaan:

  • 2 perusahaan dari sektor basic materials
  • 0 perusahaan dari sektor consumer siklikal
  • 1 perusahaan dari sektor consumer nonsiklikal
  • 0 perusahaan dari sektor energi
  • 1 perusahaan dari sektor keuangan
  • 0 perusahaan dari sektor perawatan kesehatan
  • 2 perusahaan dari sektor industri
  • 0 perusahaan dari sektor infrastruktur
  • 0 perusahaan dari sektor properti dan real estate
  • 1 perusahaan dari sektor teknologi
  • 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistic

Penerbitan EBUS dan Rights Issue

Selain itu, Nyoman menuturkan, hingga kini telah diterbitkan 116 emisi dari 65 penerbit efek bersifat utang dan sukuk (EBUS). Total dana yang dihimpun dari penerbitan itu mencapai Rp 132,2 triliun.

“Sampai dengan 15 Agustus 2025 terdapat 15 emisi dari 12 penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline,” kata dia.

Berikut klasifikasi sektornya:

  • 2 perusahaan dari sektor basic materials
  • 0 perusahaan dari sektor consumer siklikal
  • 0 perusahaan dari sektor consumer nonsiklikal
  • 2 perusahaan dari sektor energi
  • 7 perusahaan dari sektor keuangan
  • 0 perusahaan dari sektor perawatan kesehatan
  • 0 perusahaan dari sektor industri
  • 1 perusahaan dari sektor properti dan real estate
  • 0 perusahaan dari sektor teknologi
  • 0 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik

Untuk rights issue, hingga 15 Agustus terdapat 10 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan rights issue senilai Rp 16,62 triliun

Rincian Sektor Emiten untuk Rights Issue

Selain itu, masih ada empat perusahaan tercatat dalam pipeline rights issue BEI. Berikut rincian sektornya:

  • 2 perusahaan dari sektor basic materials
  • 0 perusahaan dari sektor consumer siklikal
  • 0 perusahaan dari sektor consumer nonsiklikal
  • 0 perusahaan dari sektor energi
  • 0 perusahaan dari sektor keuangan
  • 1 perusahaan dari sektor perawatan kesehatan
  • 0 perusahaan dari sektor industri
  • 0 perusahaan dari sektor infrastruktur
  • 0 perusahaan dari sektor properti dan real estate
  • 0 perusahaan dari sektor teknologi
  • 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik

Kinerja IHSG Sepekan

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat signifikan pada 11-15 Agustus 2025. Kenaikan IHSG tersebut didorong harapan pemangkasan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) dan aliran aksi beli saham oleh investor asing.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (16/8/2025), IHSG melompat 4,8% menjadi 7.898,37. Pada pekan lalu, IHSG susut 0,06% ke posisi 75.33,38. Kapitalisasi pasar bertambah 5,115 menjadi Rp 14.217 triliun dari Rp 13.555 triliun pada pekan lalu.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, kenaikan IHSG sepekan disertai dengan tingginya volume pembelian. Tercatat aksi beli saham oleh investor asing mencapai Rp 6,67 triliun selama sepekan. Pada pekan lalu, aksi beli saham oleh investor asing hanya Rp 124,22 miliar.

Herditya menuturkan, ada sejumlah faktor yang mendorong IHSG. Pertama, meningatkanya harapan pemangkasan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) pada September 2025 setelah rilis data inflasi Amerika Serikat bergerak di bawah konsensus.

“Kedua, meredanya perang dagang setelah AS memutuskan adanya gencatan dengan China selama 90 hari hingga November 2025,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |