4 Gunung di Sulut Berstatus Waspada, Warga Diminta Patuhi Radius Bahaya

13 hours ago 6

Liputan6.com, Manado - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan empat gunung di Sulawesi Utara (Sulut) berstatus waspada (Level II). Gunung-gunung itu tersebar di sejumlah kabupaten dan kota di Sulut.

"Keempat gunung api tersebut yaitu Gunung Awu di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gunung Karangetang dan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, serta Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Tenggara," ungkap Ketua Tim Gunung Api Heruningtyas Desi Purnamasari.

Selanjutnya terdapat tiga gunung api dengan status normal (level I) yaitu Gunung Tangkoko (Kota Bitung), Gunung Mahawu (Kota Tomohon) dan Gunung Ambang (Kabupaten Bolaang Mongondow).

Satu-satunya gunung api di provinsi ujung utara Sulawesi dengan status siaga (level III) yaitu Gunung Lokon di Kota Tomohon.

"Meskipun berstatus level II (waspada) namun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi erupsi dalam skala kecil sampai sedang," katanya.

Badan Geologi terus memantau secara intensif terkait dengan gunung api yang ada di Provinsi Sulut tersebut.

"Kami berharap warga mematuhi radius bahaya yang telah direkomendasikan," tuturnya.

Badan Geologi Kementerian ESDM meningkatkan status Gunung Lokon dari waspada (level II) menjadi siaga (level III) sejak Rabu (3/9/2025) pukul 12.00 Wita.

Peningkatan status tersebut setelah terjadi kenaikan jumlah kegempaan yang signifikan yakni mencapai lebih dari 100 gempa per hari dari frekwensi normal hanya tiga kali gempa per hari.

Gempa Vulkanik Dangkal Gung Awu

Badan Geologi ESDM juga merekam sebanyak 307 kali gempa vulkanik dangkal Gunung Awu di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulut, pada periode pengamatan 16-31 Agustus 2025.

Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Sulawesi dan Maluku menyebutkan, selain gempa vulkanik dangkal juga terekam tiga kali gempa 'Low Freguency', tujuh kali gempa vulkanik dalam, empat kali gempa tektonik lokal, dan 286 kali gempa tektonik jauh.

"Dalam periode tersebut kegempaan Gunung Awu didominasi gempa vulkanik dangkal dan gempa tektonik jauh," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid AN pada, Minggu (14/9/2025).

Dia mengungkapkan, energi gempa-gempa vulkanik secara keseluruhan, yang berdasarkan nilai perataan amplitudo rekaman gempa 'Real Time Seismic Amplitude Measurement' (RSAM) menunjukkan nilai fluktuatif. Grafik RSAM secara umum masih mengalami fluktuasi yang dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan kegempaan.

"Kondisi kegempaan saat ini mengalami sedikit penurunan pada gempa vulkanik dangkal dimana rata rata kejadian menurun dari 23 kejadian per hari menjadi 19 kejadian per hari," ujarnya.

Pengamatan visual kawah Gunung Awu tidak mengalami perubahan yang signifikan sejak awal bulan Juli 2024, sementara pada periode 16-31 Agustus 2025 embusan asap kawah berfluktuasi berkisar antara 10-150 meter (dominan di bawah 50 meter) di atas kubah lava.

Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas hembusan asap kawah masih berfluktuasi dan tidak terjadi peningkatan yang menerus dan signifikan.

"Gempa vulkanik dalam dan gempa vulkanik dangkal pada periode tersebut mengalami sedikit penurunan dibandingkan periode sebelumnya, dengan jumlah rata-rata per hari yang masih di atas normal," tuturnya.

Rentetan gempa vulkanik dalam dan vulkanik dangkal (Spasmodic Burst) pada periode ini tidak terekam, sedangkan adanya gempa 'Low Freguency' menunjukkan proses aliran fluida (gas/magma) di dalam tubuh gunung api.

Dengan jumlah gempa vulkanik dangkal yang masih tinggi mengindikasikan proses magmatik masih terus berlangsung di kedalaman dangkal yang menyebabkan terjadinya retakan dan tekanan pada batuan di dekat permukaan.

"Kami meminta warga untuk tetap waspada mengantisipasi setiap kemungkinan yang terjadi akibat aktivitas gunung tersebut," ujarnya.

Badan Geologi Kementerian ESDM masih menetapkan status Level II (Waspada) untuk Gunung Awu sejak statusnya diturunkan dari Level III (Siaga) pada 2 Februari 2025. 

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |