Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) terus mengalami penguatan sejak mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 9 Juli 2025.
Melansir data dari Stockbit, pada perdagangan Selasa, 15 Juli 2025, saham CDIA kembali menguat hingga batas auto rejection atas (ARA). Saham CDIA diperdagangkan pada harga Rp 625 atau menguat sebesar 25 persen.
Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan sesi pertama, Selasa, (15/7/2025), harga saham CDIA ditransaksikan di level tertinggi dan terendah Rp 625 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.181 kali dengan volume perdagangan 230.065 saham. Nilai transaksi Rp 8,3 miliar.
Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa pagi dibuka menguat 2,46 poin atau 0,03 persen ke posisi 7.099,61.
Pada sesi pertama, IHSG ditutup naik tipis 0,17% ke posisi 7.109,33. Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 7.161,83 dan level terendah 7.079. Sebanyak 356 saham melemah dan 228 saham menguat. 213 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.133.145 kali dengan volume perdagangan 13,9 miliar saham. Nilai transaksi Rp 9,5 triliun.
Sebelumnya, dinilai masih memiliki ruang penguatan dalam jangka pendek, didorong oleh tingginya permintaan di pasar serta prospek pertumbuhan yang menjanjikan di sektor logistik dan konektivitas maritim.
Vice President Marketing, Strategy & Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, mengatakan minat terhadap saham CDIA masih tinggi, baik di pasar reguler maupun pasar negosiasi. Ia mencatat adanya best bid di level 1.200 pada pukul 11.53 WIB, menjadi indikator kuat bahwa aksi beli masih berlanjut.
"Kami berpandangan penguatan CDIA masih berpotensi terjadi seiring dengan demand di pasar reguler dan di pasar nego yang masih tinggi (best bid di level 1.200 per 11.53),” ujar Oktavianus, kepada Liputan6.com Senin, 14 Juli 2025.
Penguatan Saham CDIA
Ia menambahkan, penguatan saham CDIA dalam jangka pendek berpotensi mengarah ke level 620, sejalan dengan tren positif dari kinerja sektor logistik dan maritim yang terus menunjukkan pertumbuhan eksponensial.
Dalam jangka panjang, menurut Oktavianus, keberhasilan CDIA dalam menjaga struktur keuangan yang sehat akan menjadi keunggulan tersendiri di tengah persaingan pasar yang kompetitif.
“Jika CDIA berhasil menjaga leverage rendah dan funding 100% dari IPO, maka ini akan menjadi keunggulan dalam jangka yang lebih panjang,” lanjutnya.
Dengan kombinasi antara kekuatan permintaan pasar dan strategi keuangan yang konservatif, saham CDIA dinilai menarik untuk dicermati oleh para investor yang memburu peluang pertumbuhan dari sektor logistik dan konektivitas nasional.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Chandra Daya Investasi (CDIA), Siap Jadi Pemain Kunci Infrastruktur di Asia Tenggara
Sebelumnya, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) atau CDI Group resmi mencatatkan saham perdana di Papan Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham CDIA. Dalam proses penawaran umum perdana (IPO), perusahaan berhasil meraih dana sebesar Rp2,37 triliun dari penerbitan 12,48 miliar lembar saham baru dengan harga Rp190 per saham.
IPO CDI Group disambut antusias investor dengan tingkat oversubscription yang luar biasa, mencapai 563,64 kali dari total alokasi. Tercatat sebanyak 400.126 investor berpartisipasi dalam masa penawaran yang berlangsung pada 2–7 Juli 2025, setelah sebelumnya melalui masa penawaran awal pada 19–24 Juni 2025.
Presiden Direktur CDI Group, Fransiskus Ruly Aryawan, menyampaikan apresiasinya atas dukungan investor. Fransiskus menyebut saham perdana hari ini menjadi momen penting bagi CDI Group dalam membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan jangka panjang.
“Kami menyampaikan apresiasi atas kepercayaan investor yang mendukung kesuksesan proses IPO ini,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Posisi Strategis di Asia Tenggara
Ruly menekankan, pentingnya posisi strategis CDI Group dalam sektor infrastruktur, terutama di tengah kebutuhan industri yang semakin berkembang di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Menurutnya, Asia Tenggara, termasuk Indonesia, saat ini berada dalam fase pertumbuhan industri yang sangat dinamis dan menuntut dukungan infrastruktur yang andal dan efisien.
Kebutuhan akan layanan logistik, kepelabuhanan dan penyimpanan, jaringan energi serta pengelolaan air menjadi potensi yang besar dalam pengembangan Perseroan.
“CDI Group melihat peluang strategis untuk terus memperluas layanan dan memperkuat peran kami sebagai penyedia solusi infrastruktur yang relevan dan terintegrasi.” tuturnya
Fokus Pemanfaatan Dana IPO
Dana hasil IPO akan difokuskan untuk memperkuat lini bisnis utama, mempercepat sejumlah proyek strategis, serta memperbesar kapasitas anak usaha CDI Group. Rinciannya:
Rp871,76 miliar dialokasikan untuk sektor logistik, termasuk penyertaan modal ke anak usaha guna pembelian kapal dan operasional pendukung.
Rp1,48 triliun digunakan untuk pengembangan fasilitas kepelabuhanan dan penyimpanan, termasuk pembangunan tangki penyimpanan, jaringan pipa Ethylene, dan infrastruktur penunjang lain di kawasan industri strategis.
Infrastruktur Berkelanjutan
CDI Group menegaskan komitmennya sebagai penyedia solusi infrastruktur berkelanjutan yang mampu memberikan nilai tambah bagi industri, pemangku kepentingan, dan masyarakat luas.
“Kami berkomitmen untuk menjadi mitra pertumbuhan yang mendorong solusi infrastruktur yang relevan bagi kebutuhan industri di masa depan, serta menciptakan nilai tambah yang nyata bagi para pemangku kepentingan dan masyarakat luas,” pungkasnya.