Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya Tbk (ADHI) ditunjuk menjadi kontraktor pelaksana melalui konsorsium Shimizu Adhi Karya Joint Venture (SAJV) untuk paket kontrak CP202.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (15/7/2025), proyek MRT Jakarta Fase 2A menjadi salah satu proyek konstruksi yang menantang di Indonesia saat ini.
Menghubungkan pusat kota Jakarta yang padat aktivitas dan infrastruktur, proyek MRT Jakarta Fase 2A CP202 ini mencakup pembangunan tiga stasiun bawah tanah, Harmoni, Sawah Besar dan Mangga Besar serta dua terowongan penghubung di kedalaman hingga 27 meter, menjadikannya sebagai terowongan kereta bawah tanah terdalam di Indonesia.
Lokasi proyek yang berada di jantung Ibu Kota dengan lalu lintas padat memiliki sejumlah tantangan teknis yang beragam, seperti kondisi koridor yang sempit, ruas jalan yang dipisahkan oleh Sungai Ciliwung, jenis tanah soft soil di area pembangunan, berada di kawasan cagar budaya (heritage), hingga pembangunan stasiun yang dipadukan dengan pengembangan kawasan berorientasi transit, serta integrasi dengan moda transportasi lain, interkoneksi dengan bangunan sekitar, dan revitalisasi trotoar. Dengan kondisi tersebut menjadikan fase ini sebagai pekerjaan konstruksi yang kompleks.
Adhi Karya pun menghadirkan keahliaan dalam pembangunan infrastruktur rel melalui penggunaan Tunnel Boring Machine (TBM), mesin bor bawah tanah berteknologi tinggi yang telah diluncurkan pada 9 Mei 2025. TBM adalah mesin besar yang digunakan untuk menggali terowongan secara presisi, cepat dan minim gangguan terhadap lingkungan.
Penggalian Terowongan
TBM 1, bertipe Earth Pressure Balance (IPB) dengan diameter 6,79 meter dan panjang 12 meter, akan menggali terowongan sepanjang 1.180 meter dari Stasiun Harmoni hingga ke Stasiun Mangga Besar. Mesin ini dirancang mampu menembus berbagai jenis tanah secara stabil sambil secara simultan memasang segmen beton pracetak.
TBM 1 akan membangun jalur uptrack(arah utara) dengan kecepatan sekitar 7,5–8 meter per hari. Untuk membangun tiga stasiun ini akan menggunakan dua unit mesin bor terowongan. Tahapan penggalian dimulai dari Harmoni ke Sawah Besar pada Mei–September 2025, dilanjutkan ke Mangga Besar pada September 2025–Juni 2026.
Sedangkan TBM 2 akan mulai beroperasi pada Juli 2025 hingga September 2026. Proyek ini juga akan mencetak sejarah sebagai stasiun empat tingkat di bawah tanah pertama di Indonesia yang akan melayani dua jalur MRT sekaligus. Kepercayaan terhadap ADHI KARYA untuk menangani proyek kompleks ini tidak terlepas dari rekam jejak dan kapabilitas perusahaan dalam membangun infrastruktur transportasi massal.
Sebelumnya, Adhi Karya juga sukses menyelesaikan pembangunan LRT Jabodebek, proyek monumental dan strategis nasional yang telah mengubah wajah transportasi publik di kawasan Jabodetabek.
Sebagai champion of railways, Adhi Karya terus memperkuat reputasinya sebagai kontraktor BUMN dengan keahlian tinggi dalam pembangunan sistem perkeretaapian modern. Pengalaman, inovasi teknologi, dan komitmen terhadap kualitas menjadikan ADHI KARYA sebagai pilar penting dalam transformasi transportasi publik di Indonesia.
Adhi Karya Kantongi Kontrak Proyek Rehabilitasi 75 Daerah Irigasi di Kalbar
Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Terbaru, ADHI menandatangani kontrak pelaksanaan proyek Rehabilitasi Daerah Irigasi (DI) dan Daerah Irigasi Rawa (DIR) di Kalimantan Barat (Paket 2). Proyek ini merupakan bagian dari program strategis sinergi antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Pertanian.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (11/7/2025), kontrak kerja sama tersebut ditandatangani bersama Balai Wilayah Sungai Kalimantan I melalui Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Provinsi Kalimantan Barat pada Jumat, 25 Juni 2025.
Penandatanganan ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, seperti Kepala Balai BWS I, Kepala Seksi Pelaksanaan BWS I, Kepala SNVT, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Irigasi dan Rawa, serta Sudiyat Miko selaku General Manager Departemen Infrastruktur II ADHI.
Proyek ini akan menjangkau enam kabupaten di Kalbar, yaitu Landak, Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi, dan Kapuas Hulu. Secara total, rehabilitasi akan mencakup 71 Daerah Irigasi dengan luas 6.872 hektare dan 4 Daerah Irigasi Rawa seluas 376,42 hektare.
Fokus utama proyek adalah mengoptimalkan fungsi jaringan irigasi dan manajemen air untuk menunjang peningkatan produktivitas pertanian. ADHI akan mengerjakan berbagai pekerjaan seperti perancangan teknis, normalisasi saluran irigasi, rehabilitasi pintu air, hingga penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Sebagai perusahaan BUMN konstruksi, ADHI menegaskan dukungannya terhadap program pembangunan infrastruktur yang memberikan dampak langsung bagi masyarakat. Proyek rehabilitasi irigasi ini diharapkan selesai tepat waktu dan mampu mendorong kemajuan sektor pertanian di Kalimantan Barat sebagai bagian dari upaya mewujudkan swasembada pangan nasional.