Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis pada perdagangan 4-8 Agustus 2025. Koreksi IHSG terjadi di tengah rilis data ekonomi China dan Indonesia dalam sepekan.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (9/8/2025), IHSG turun 0,06% ke posisi 7.533,38 pada pekan ini. Pekan lalu, IHSG turun 0,08% menjadi 7.537,76. Kapitalisasi pasar juga susut 0,33% menjadi Rp 13.555 triliun dari Rp 13.599 triliun pada pekan lalu.
Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG melemah 0,06% dalam sepekan dan masih diikuti munculnya tekanan jual. Selain itu, ada sejumlah faktor yang pengaruhi IHSG. Pertama, rebalancing MSCI Agustus 2025. Kedua, rilis Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 5,12% pada kuartal II 2025 dari 4,87% YoY. Ketiga, rilis data neraca dagang China yang masih surplus meski turun.
"Keempat, penguatan komoditas emas dan juga nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Selain itu, rata-rata volume transaksi harian bursa juga melemah 7,97% menjadi 30,01 miliar lembar saham dari 32,55 miliar saham pada pekan lalu.
Di sisi lain, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata frekuensi harian. Rata-rata frekuensi transaksi harian naik 10,92% menjadi 1,04 juta kali transaksi dari 978 ribu kali transaksi pada pekan lalu. Demikian juga rata-rata nilai transaksi harian melonjak selama sepekan. Rata-rata nilai transaksi harian bertambah 6,41% menjadi Rp 17,07 triliun dari Rp 16,05 triliun pada pekan lalu.
Selama sepekan, investor asing melakukan aksi beli saham Rp 124,22 miliar. Pada pekan lalu, investor asing melepas saham Rp 2,34 triliun.
Penutupan IHSG pada 28 Juli-1 Agustus 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot pada 28 Juli-1 Agustus 2025. Analis menilai, koreksi IHSG sepekan dipengaruhi sejmlah faktor, salah satunya data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan China.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (2/8/2025), IHSG melemah 0,08% menjadi 7.537,76 selama sepekan. Pada pekan lalu, IHSG menguat 3,17% ke posisi 7.543,50.
Sementara itu, kapitalisasi pasar naik 3,37% menjadi Rp 13.599 triliun dari pekan lalu Rp 13.519 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG melemah 0,08% disertai dengan munculnya tekanan jual. Pihaknya perkirakan IHSG dipengaruhi sejumlah faktor. Pertama, ada aliran dana yang keluar dari IHSG. Kedua, rilis data makro Amerika Serikat yakni data pekerjaan dan produk domestik bruto (PDB) serta bank sentral AS masih mempertahankan suku bunga acuan di level 4,5%.
“Ketiga, rilis data manufaktur China yang masih moderat,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Selain itu, faktor lain yang pengaruhi IHSG, menurut Herditya, rilis data neraca dagang dan inflasi Indonesia yang meningkat. “Kelima, rilis kinerja emiten pada semester I 2025, di mana emiten perbankan membebani laju IHSG,” kata Herditya.
Pada pekan ini, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian sebesar 18,80% menjadi 32,55 miliar saham dari 27,40 miliar pada pekan lalu. Rata-rata frekuensi transaksi harian selama sepekan naik 2,44% dari 1,73 juta kali transaksi menjadi 1,77 juta kali transaksi.
Di sisi lain, rata-rata nilai transaksi harian BEI susut 0,26% menjadi Rp 16,05 triliun dari pekan lalu Rp 16,09 triliun.
Aksi Jual Saham
Selama sepekan,investor asing melakukan aksi jual saham Rp 2,34 triliun. Aksi jual saham oleh investor asing ini lebih besar dari pekan lalu hanya Rp 134,79 miliar.
Pada pekan ini, mayoritas sektor saham menghijau. Sektor saham teknologi melambung 4,99% dan catat penguatan terbesar. Sektor saham energi naik 0,63%, sektor saham basic materials melesat 3,6%, sektor saham industri bertambah 1,25%.
Lalu sektor saham consumer nonsiklikal melesat 3,07%, sektor saham consumer siklikal melejit 4%, sektor saham perawatan kesehatan naik tipis 0,10%. Kemudian sektor saham properti dan real estate mendaki 2%.
Sedangkan sektor saham yang melemah yakni sektor saham keuangan turun 4,7%, sektor saham infrastruktur terpangkas 0,20% dan sektor saham transportasi dan logistic susu 1,44%.