Pengumuman MSCI: Menilik Prospek Saham CUAN dan AADI

1 month ago 29

Liputan6.com, Jakarta - MSCI (Morgan Stanley Capital International) secara resmi mengumumkan hasil penyesuaian atau rebalancing indeks yang akan mulai berlaku pada 27 Agustus 2025.

Melansir pengumuman MSCI, Jumat (8/8/2025), dalam pembaruan kali ini, dua emiten yakni PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) resmi masuk ke dalam daftar MSCI Global Standard Index. 

Adapun, masuknya dua saham tersebut menggantikan posisi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) yang kini dipindahkan ke MSCI Small Cap Index.

Untuk MSCI Small Cap Index, selain ADRO, ada sejumlah saham lain yang turut masuk, yaitu PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI), PT MNC Tourism Indonesia Tbk. (KPIG), PT Petrosea Tbk. (PTRO), PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU), serta PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG).

Kemudian, ada dua saham yang dikeluarkan dari indeks Small Cap tersebut adalah PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) dan PT Panin Financial Tbk. (PNLF).

Terkait ini, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, menilai wajar jika PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (AADI) masuk ke daftar MSCI Small Cap Index, sementara PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) resmi masuk MSCI Global Standard Index.

Pergerakan Harga Saham

Dia menilai, penurunan harga saham Adaro yang terjadi sejak dinamika IPO AADI berdampak pada berkurangnya bobot, free float, dan market weight emiten tersebut. Kondisi ini membuat Adaro tidak lagi masuk daftar MSCI Global Standard Index. 

"Kalau Adaro sejak dinamika IPO AADI telah terjadi, Adaro mengalami penurunan harga saham secara signifikan. Sehingga hal tersebut turut mempengaruhi pemobotannya. Bobotnya juga turun, free floatnya juga turun, market weightnya juga turun, jadi otomatis ya wajar saja," ujar Nafan kepada Liputan6.com, Jumat (8/8/2025).

Dari sisi teknikal, ia menilai saham Adaro sudah tidak lagi dalam tren penurunan dan kini berada pada fase akumulasi serta minor uptrend.

Meski begitu, penurunan signifikan sebelumnya menciptakan huge cap yang memerlukan waktu panjang untuk ditutup. Ia menambahkan, investor dapat mencermati pergerakan Adaro di MSCI secara bertahap.

Sektor Batu Bara

Untuk CUAN, Nafan menilai penguatan harga yang sudah terjadi menempatkan saham ini pada area overbought

"Jadi bisa disarankan untuk realisasi profit, menurut saya demikian. Ya, walaupun sebenarnya baik Adaro, walaupun juga Cuan itu prospeknya bagus, sama-sama bagus," ujar dia.

Ia memandang sektor batu bara masih prospektif, apalagi Adaro tengah melakukan diversifikasi bisnis ke energi baru terbarukan (EBT). Meski pengembangan EBT membutuhkan biaya tinggi, prospeknya tetap positif selama ada dukungan pemerintah, termasuk komitmen Presiden, Prabowo Subianto terhadap pengembangan energi bersih.

Dari sisi pandangan investor asing, Nafan menyebut Adaro masih menarik karena dinilai undervalued dan berpotensi memasuki fase akumulasi. Sementara CUAN, jika sudah overvalued, kemungkinan akan dilepas oleh investor asing sambil menunggu koreksi harga untuk masuk kembali. Ia menegaskan, dinamika pasar saham tetap mengikuti hukum permintaan dan penawaran (demand and supply).

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |