Liputan6.com, Jakarta Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi pasar yang tinggi, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyarankan para investor untuk mempertimbangkan instrumen reksa dana pendapatan tetap yang memberikan pendapatan pasif bulanan atau monthly passive income bond fund.
Menurut M. Arief Maulana, Head of Wealth Management Mirae Asset, kondisi pasar yang penuh tekanan justru bisa menjadi peluang untuk masuk ke aset-aset yang lebih stabil dan memberikan penghasilan rutin.
“Reksa dana pendapatan tetap pendapatan pasif rutin bulanan (monthly passive income bond fund) menjadi alternatif yang strategis, apalagi di tengah volatilitas dan ketidakpastian yang tinggi seperti sekarang,” ujar Arief dalam acara Media Day: July 2025 by Mirae Asset.
Dalam kesempatan yang sama, Rully Arya Wisnubroto, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, menyampaikan bahwa saat ini terdapat tren arus modal keluar (capital outflow) dari pasar saham Indonesia meskipun IHSG masih mencatatkan kinerja positif.
Per 11 Juli 2025, IHSG naik tipis ke level 7.091 dari posisi akhir tahun di 7.079. Namun, sepanjang tahun berjalan, pasar mencatat arus dana asing keluar sebesar Rp57,9 triliun, termasuk Rp4,3 triliun hanya pada bulan Juli. Hal ini menunjukkan penguatan IHSG lebih banyak didorong oleh investor domestik.
Pasar Obligasi
Sebaliknya, pasar obligasi justru menunjukkan arus dana asing masuk (foreign inflow) yang signifikan. Dalam bulan Juli saja, terjadi pembelian bersih oleh investor asing sebesar Rp17,2 triliun, atau total Rp70 triliun sejak awal tahun. Tren ini didorong oleh penurunan suku bunga BI Rate di semester I dan harapan pemangkasan The Fed Fund Rate (FFR) pada semester II/2025.
“Di tengah tekanan Trump agar The Fed menurunkan FFR secara agresif, kami memprediksi Bank Sentral AS masih akan berusaha berhati-hati dan melihat perkembangan data ekonomi untuk menentukan seberapa besar dan seberapa cepat penurunan suku bunga ke depan,” jelas Rully.
IHSG Dibuka Menguat, Efek Trump Turunkan Tarif Impor Buat Indonesia?
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi dibuka menguat 48,06 poin atau 0,67 persen ke posisi 7.188,53.
Dikutip dari Antara, Rabu (16/7/2025), begitu juga dengan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 yang turut naik 6,34 poin atau 0,81 persen ke posisi 785,78.
IHSG Diprediksi Menguat
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Rabu (16/7/2025). Sentimen suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memangkas tarif impor jadi 19% dari 32% akan pengaruhi IHSG.
Dalam Kiwoom Research menyebutkan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) akan memainkan peranan penting sentimen pasar Rabu pekan ini.Dalam riset itu disebutkan kalau Bank Indonesia dinilai belum perlu menurunkan suku bunga saat ini.
“Hari ini pelaku pasar akan memonitor hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang diramalkan punya peluang menurunkan suku bunga acuan BI7DRR sebanyak 25 basis poin ke level 5,25%,” demikian seperti dikutip.
Selain itu, AS juga memangkas tarif impor Indonesia menjadi 19% dari sebelumnya 32%. Hal ini sebagai bagian dari kesepakatan bilateral baru menjelang tenggat 1 Agustus untuk penaikan tarif menyeluruh. Sebagai gantinya, AS akan memperoleh akses penuh ke pasar Indonesia tanpa tarif, serta komitmen pembelian senilai USD15 miliar untuk energi, USD4,5 miliar produk pertanian, dan 50 unit pesawat Boeing.
Perjanjian ini juga memuat tarif penalti untuk barang transhipment asal China yang masuk lewat Indonesia. Adapun total perdagangan Indonesia-AS tahun lalu mencapai hampir USD 40 miliar, dengan defisit barang bagi Amerika Serikat sebesar USD18 miliar, didominasi oleh produk seperti minyak sawit, alat elektronik, ban mobil, dan udang beku. Pemerintah Indonesia menyatakan tengah menyiapkan pernyataan bersama yang akan merinci skema tarif dan ketentuan non-tarif.
Prediksi IHSG
Dalam Kiwoom Research menyebutkan, secara teknikal ini menimbulkan pertanyaan apakah tenaga bullish masih cukup kuat untuk buat IHSG tembus resistance kritikal 7.150, demi meloloskan jalannya ke target jangka pendek di 7.200-7.240.
Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, penguatan IHSG mampu berada di atas moving average (MA) 200 harian dan mencapai target minimal yang diberikan pada Selasa pekan ini.
Herditya mengatakan, saat ini posisi IHSG diperkirakan berada pada akhir wave (b) dari wave [b] pada label hitam, sehingga meskipun menguat akan relatif terbatas menguji area 7.177.
“Pada label merah, IHSG masih berpeluang menguat untuk menguji resistance kuatnya di 7.2407.476,” kata Herditya.
Ia menuturkan, IHSG akan berada di level support 7.049,6.994 dan level resistance 7.143,7.191 pada Selasa pekan ini.