Liputan6.com, Jakarta Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf mengunjungi korban luka dan keluarga korban meninggal akibat kerusuhan yang terjadi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada Jumat (29/8/2025) lalu. Dalam kunjungannya, Gus Ipul juga menyalurkan bantuan kepada seluruh korban.
"Tentu sebagai tindak lanjut dari perhatian (Presiden Prabowo), kita memberikan santunan atau hal-hal lain yang diperlukan sebagai bagian dari perlindungan dan jaminan sosial. Di antaranya advokasi di bidang hukum maupun di bidang sosial," kata Gus Ipul di Makassar, Jumat (5/9/2025).
Saat ditanya terkait jumlah korban dalam aksi unjuk rasa berujung kerusuhan yang terjadi di sejumlah daerah, termasuk di Makassar. Menurutnya, hingga saat ini tercatat 7 orang meninggal dunia dan 9 lainnya mengalami luka berat.
"Memang yang wafat itu ada tujuh secara nasional, sementara yang luka-luka berat ada sembilan orang yang sudah terdata," sebutnya.
Jumlah Korban Akan Terus Berkembang
Ia menegaskan jumlah tersebut masih bisa bertambah seiring asesmen yang terus dilakukan pemerintah. Menurut dia, beberapa korban luka sudah dirawat dan ada pula yang telah pulang sehingga datanya masih diverifikasi ulang.
"Beberapa hari ke depan mungkin ada tambahan karena semua kita dasarkan pada data yang bisa diuji. Selain korban jiwa, ada juga usaha milik masyarakat yang rusak dan itu akan kita bantu." Bebernya.
Beri Santunan ke Keluarga Ojol Rusdamdiansyah
Usai bertemu keluarga Rusdamdiansyah, pengemudi ojol yang tewas usai dianiaya massa rusuh karena dituding sebagai aparat intelijen, Gus Ipul mengaku juga akan mengunjungi Budi Haryadi, anggota Satpol PP paruh waktu yang hingga saat ini masih menjalani perawatan di ruang ICU RS Primaya Makassar.
"Dari sini saya akan jenguk salah satu (korban) di rumah sakit, ada yang masih di rawat. Semalam saya juga ke Rumah Sakit Polri di Jakarta melihat petugas yang masih dirawat. Saya lihat memang cukup serius luka-lukanya, tapi sudah membaik karena ditangani dengan sangat baik. Mereka juga kelihatan semangat dan tidak putus asa, membuat saya sangat terharu, luar biasa sekali," dia memungkasi.
Data Komnas HAM 10 Orang Meninggal
Terkait jumlah itu, berdasarkan data yang diterima Liputan6.com dari Komnas HAM, korban meninggal dunia akibat kerusuhan yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia totalnya mencapai 10 orang. Data tersebut sampai 2 September 2025. Berikut daftar korban meninggal dunia:
1. Affan Kurniawan (21 tahun) – Pengemudi ojek online di Jakarta Pusat. – Meninggal 28 Agustus 2025 usai dilindas kendaraan taktis (Brimob) saat tidak ikut berdemo, hanya kebetulan berada di lokasi mengantar pesanan.
2. Muhammad Akbar Basri alias Abay (26 tahun) – Staf Humas DPRD Makassar, tewas 29 Agustus dalam kebakaran saat gedung DPRD dibakar massa.
3. Sarinawati (26 tahun) – Pegawai pendamping anggota DPRD Makassar. Meninggal saat terjebak dalam kebakaran gedung DPRD Makassar 29 Agustus.
4. Saiful Akbar (43 tahun) – Plt Kepala Seksi Kesra Kecamatan Ujung Tanah, Makassar. Juga tewas terjebak dalam kebakaran gedung DPRD Makassar.
5. Rusdamdiansyah (25 tahun) – Driver ojol di Makassar. Meninggal 29 Agustus karena dikeroyok massa di Jalan Urip Sumoharjo, dituduh sebagai intel.
6. Sumari (60 tahun) – Tukang becak di Solo (Surakarta), Jawa Tengah. Meninggal usai terpapar gas air mata saat bentrokan demo, mengalami serangan asma.
7. Rheza Sendy Pratama (21 tahun) – Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Amikom Yogyakarta, meninggal 31 Agustus. Diduga akibat injakan dan pemukulan saat demo, dibawa ke RS Sardjito lalu wafat.
8. Andika Lutfi Falah (16 tahun) – Siswa SMK Negeri 14 Kabupaten Tangerang, tewas pada 31 Agustus. Luka berat di kepala akibat benturan benda tumpul saat demo di Jakarta.
9. Iko Juliant Junior (~19 tahun) – Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang, meninggal setelah demo; korban menunjukkan tanda luka dan pijakan, kondisi kritis sebelum wafat.
10. Septinus Sesa – Warga yang tewas saat aksi blokade di Manokwari, Papua. Kasusnya masih diselidiki oleh Komnas HAM dan lembaga lainnya.