Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) alami lonjakan signifikan pada 7-11 Juli 2025. Kenaikan IHSG didorong sejumlah faktor salah satunya penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) delapan emiten.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (12/7/2025), IHSG sepekan ditutup naik 2,65% ke posisi 7.047,43. Pada pekan lalu, IHSG susut 0,47% ke posisi 6.865,19.
Kenaikan IHSG juga diikuti kapitalisasi pasar selama sepekan. Kapitalisasi pasar bertambah 2,77% menjadi Rp 12.404 triliun dari Rp 12.070 triliun pada pekan lalu.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, kenaikan IHSG dipengaruhi sejumlah faktor. Pertama, euforia IPO delapan emiten yang rilis berdekatan pada awal Juli 2025. Kedua, rilis data makro ekonomi Indonesia. Herditya menuturkan, hal ini ditunjukkan dari cadangan devisa dan indeks kepercayaan konsumen (IKK) stabil meski penjualan kendaraan bermotor roda dua dan empat turun. Ketiga, data inflasi China yang cenderung meningkat.
"Keempat perkembangan dari Amerika Serikat, di mana One Big Beautiful Act (OBBBA) sudah disahkan dan juga AS akan mengenakan tarif impor tambahan pada 1 Agustus,” kata Herditya saat dihubungi Liputan6.com.
Namun, selama sepekan, investor asing masih melanjutkan aksi jual. Tercatat asing jual saham Rp 1,87 triliun. Realisasi penjualan oleh investor asing ini lebih rendah dari pekan lalu sebesar Rp 2,77 triliun.
Kenaikan tertinggi terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan sebesar 9,77% menjadi 1,14 juta kali transaksi dari 1,04 juta kali transaksi. Rata-rata nilai transaksi harian BEI juga bertambah 6,65% menjadi Rp 11,08 triliun dari Rp 10,39 triliun pada pekan lalu.
Selain itu, rata-rata volume transaksi harian bursa pekan ini sebesar 3,34% menjadi 20,09 miliar saham dari 19,44 miliar saham.
Kinerja IHSG 30 Juni-4 Juli 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot pada perdagangan 30 Juni-4 Juli 2025. Koreksi IHSG didorong sentimen dalam negeri dan aksi jual saham oleh investor asing.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (5/7/2025), IHSG melemah 0,47% ke posisi 6.865,19. Koreksi IHSG ini lebih besar dari pekan lalu yang turun 0,14% ke posisi 6.987,40.
Sementara itu, kapitalisasi pasar BEI merosot 0,23% menjadi Rp 12.070 triliun dari Rp 12.098 triliun pada pekan lalu.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG melemah 0,47% dan masih didominasi oleh tekanan jual. Investor asing melakukan aksi jual saham Rp 2,77 triliun selama pekan ini. Aksi jual saham oleh investor asing ini lebih besar dari pekan lalu Rp 112,61 miliar.
Herditya menuturkan, sejumlah sentimen pengaruhi IHSG baik internal dan eksternal. Pertama, rilis data PMI Manufaktur Indonesia yang masih terkontraksi selama tiga bulan berturut-turut, di mana berada di 46,9. Sedangkan inflasi cenderung naik ke 1,87% YoY dan neraca dagang yang masih cenderung surplus.
Kedua, rilis data pekerjaan Amerika Serikat yang cenderung menguat. Ketiga, aliran dana investor asing yang keluar masih muncul selama sepekan. “Keempat, investor diperkirakan masih mencermati akan masa jeda tarif impor yang akan berakhir 9 Juli nanti,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian bursa pekan ini susut 12,18% menjadi 19,44 miliar saham dari 22,13 miliar saham pada pekan lalu. Rata-rata frekuensi transaksi harian merosot 12,24% menjadi 1,05 juta kali transaksi dari 1,19 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Di sisi lain, rata-rata nilai transaksi harian harian BEI terpangkas 21% menjadi Rp 10,39 triliun dari Rp 13,15 triliun pada pekan lalu.
Sektor Saham
Selama sepekan, mayoritas sektor saham menghijau. Sementara itu, sektor saham keuangan turun 1,83%, sektor saham properti dan real estate merosot 0,42%, sektor saham teknologi susut 1,09%.
Selain itu, sektor saham consumer siklikal melonjak 3,24%, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham energi mendaki 0,26%, sektor saham basic materials melesat 2,8%, sektor saham industri naik 0,72%.
Kemudian sektor saham consumer nonsiklikal menanjak 1,36%, sektor saham perawatan kesehatan bertambah 2,43%, dan sektor saham infrastruktur melejit 0,39% serta sektor saham transportasi dan logistic menguat 0,21%.