Pertama Kali, Kapitalisasi Pasar Saham Nvidia Sentuh USD 4 Triliun

18 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Kapitalisasi pasar saham Nvidia sentuh USD 4 triliun atau Rp 64.920 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.230) pada perdagangan Rabu pagi, 9 Juli 2025 waktu setempat.

Mengutip Channel News Asia, Kamis (10/7/2025), kapitalisasi pasar itu tercapai sekitar 13 bulan setelah pertama kali mencapai tonggak sejarah USD 3 triliun.

Kapitalisasi pasar Nvidia sempat sentuh USD 4 triliun ini menandai kenaikan harga saham Nvidia yang signifikan. Saham Nvidia naik 1.350% sejak Oktober 2022. Pada 2025, saham produsen chip ini bertambah 22%, dibandingkan kenaikan 6% untuk S&P 500.

Lonjakan saham Nvidia telah memberikan bobot yang signifikan dalam indeks saham dan ETF utama yang lebih banyak dipengaruhi oleh perusahaan-perusahaan dengan nilai pasar terbesar.

Dengan bobot sekitar 7,5%, Nvidia memiliki bobot terbesar di S&P 500 yang secara luas dipandang oleh investor sebagai tolok ukur pasar saham Amerika Serikat (AS). Saham ini bahkan memiliki pengaruh yang lebih besar dalam instrument yang lebih berbasis teknologi seperti ETF Invesco QQQ Trust yang populer dan indeks semikonduktor Philadelphia SE.

Pengaruhnya kurang signifikan di Dow Jones Industrial Average, yang bobotnya didasarkan pada harga saham bukan nilai pasar.

Nvidia mungkin akan segera bergabung dengan klub eksklusif senilai USD 4 triliun. Nilai pasar Microsoft berada di kisaran USD 3,7 triliun pada Rabu. Apple berada di peringkat ketiga dengan sekitar USD 3,1 triliun.

Pengaruh Saham Teknologi

Nilai pasar mereka yang besar juga menggambarkan pengaruh yang kuat dari perusahaan teknologi dan perusahaan terkait teknologi. Tujuh perusahaan dengan bobot teratas di S&P 500, yang juga mencakup Amazon.com, Alphabet, Meta Platforms, dan Broadcom, mencakup sekitar sepertiga dari indeks tersebut.

Kenaikan saham Nvidia juga menunjukkan meningkatnya kehadiran sektor teknologi secara keseluruhan, yang sejauh ini merupakan sektor terbesar di S&P 500.

Nilai pasar sektor teknologi telah tumbuh hingga sepertiga dari nilai pasar S&P 500, hampir mencapai proporsi yang dicapai sektor ini pada puncak gelembung dot-com pada 2000.

Di sisi lain, saham teknologi lain yang berkinerja baik pada 2025 antara lain Microsoft, naik sekitar 19 persen tahun ini, Oracle, naik 40 persen, dan Palantir, naik 88 persen.

Bursa Saham Asia Bervariasi Tersengat Sentimen Suku Bunga hingga Tarif Trump

Sebelumnya, bursa saham Asia-Pasifik dibuka beragam pada Kamis, (10/7/2025). Pergerakan bursa saham Asia-Pasifik yang bervariasi karena para pelaku pasar menilai keputusan Bank of Korea untuk mempertahankan suku bunga.

Sentimen lainnya datang dari pengumuman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengenakan tarif 50% atas impor Brasil mulai 1 Agustus.

Dalam sebuah surat, Donald Trump mengatakan tarif baru tersebut, kenaikan tajam dari tarif 10% yang ditetapkan pada April juga dimaksudkan untuk mengatasi apa yang disebutnya sebagai "hubungan perdagangan yang sangat tidak adil" antara AS dan Brasil. Demikian mengutip dari CNBC.

“Kenaikan tajam ini juga sebagian merupakan balasan atas penuntutan yang sedang berlangsung terhadap mantan presiden negara itu, Jair Bolsonaro,” Trump menambahkan.

Bank sentral Korea Selatan mempertahankan suku bunga acuannya di 2,5%, mempertahankannya pada level terendah dalam hampir tiga tahun.

Ekonomi Korea Selatan berkontraksi sebesar 0,2% secara kuartalan dalam tiga bulan pertama tahun ini karena aktivitas konstruksi yang lemah dan pertumbuhan ekspor yang melambat, sementara secara tahunan tetap stagnan.

Indeks Nikkei 225 di Jepang melemah 0,45% pada pembukaan. Indeks Topix susut 0,54%. Indeks Kospi di Korea Selatan menguat 0,24% dan indeks Kosdaq bertambah 0,44%. Indeks ASX 200 di Australia naik 0,51%.

Kontrak berjangka indeks Hang Seng di Hong Kong berada di posisi 23.863, menunjukkan pembukaan sedikit lebih lemah dibandingkan penutupan terakhir di posisi 23.892,32.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |