Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Terbaru, ADHI menandatangani kontrak pelaksanaan proyek Rehabilitasi Daerah Irigasi (DI) dan Daerah Irigasi Rawa (DIR) di Kalimantan Barat (Paket 2). Proyek ini merupakan bagian dari program strategis sinergi antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Pertanian.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (11/7/2025), kontrak kerja sama tersebut ditandatangani bersama Balai Wilayah Sungai Kalimantan I melalui Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Provinsi Kalimantan Barat pada Jumat, 25 Juni 2025.
Penandatanganan ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, seperti Kepala Balai BWS I, Kepala Seksi Pelaksanaan BWS I, Kepala SNVT, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Irigasi dan Rawa, serta Sudiyat Miko selaku General Manager Departemen Infrastruktur II ADHI.
Proyek ini akan menjangkau enam kabupaten di Kalbar, yaitu Landak, Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi, dan Kapuas Hulu. Secara total, rehabilitasi akan mencakup 71 Daerah Irigasi dengan luas 6.872 hektare dan 4 Daerah Irigasi Rawa seluas 376,42 hektare.
Fokus utama proyek adalah mengoptimalkan fungsi jaringan irigasi dan manajemen air untuk menunjang peningkatan produktivitas pertanian. ADHI akan mengerjakan berbagai pekerjaan seperti perancangan teknis, normalisasi saluran irigasi, rehabilitasi pintu air, hingga penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Sebagai perusahaan BUMN konstruksi, ADHI menegaskan dukungannya terhadap program pembangunan infrastruktur yang memberikan dampak langsung bagi masyarakat. Proyek rehabilitasi irigasi ini diharapkan selesai tepat waktu dan mampu mendorong kemajuan sektor pertanian di Kalimantan Barat sebagai bagian dari upaya mewujudkan swasembada pangan nasional.
Adhi Karya Lunasi Obligasi Rp 1,28 Triliun
Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) melunasi Obligasi Berkelanjutan III Adhi Tahap III Tahun 2022 Seri A senilai Rp 1,28 triliun. Pembayaran pokok obligasi tersebut telah dilakukan melalui Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada 23 Mei 2025, dengan tanggal jatuh tempo tercatat pada 24 Mei 2025.
Langkah pelunasan ini bukan kali pertama ADHI menunjukkan kedisiplinan finansialnya. Sebelumnya, pada 2024, perusahaan pelat merah ini juga telah berhasil melunasi dua seri obligasi dengan total nilai sebesar Rp 947 miliar. Ini mencerminkan pola konsistensi ADHI dalam memenuhi kewajiban kepada para investor-nya.
"Pemenuhan pembayaran obligasi ini merupakan bukti komitmen ADHI kepada para Pemegang Obligasi dalam melunasi surat hutang secara tepat waktu dan tepat jumlah,” ungkap Corporate Secretary PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Rozi Sparta dalam keterbukaan informasi Bursa, Senin (26/5/2025).
Dana Pelunasan Disiapkan dari Fasilitas Perbankan
Dalam proses pelunasan obligasi ini, ADHI telah melakukan perencanaan keuangan yang matang. Dana sebesar Rp 1,286 triliun telah disiapkan jauh-jauh hari sebelum jatuh tempo. Menurut dokumen keterbukaan informasi, dana tersebut bersumber dari fasilitas perbankan yang sebelumnya telah diamankan oleh perusahaan.
"Perseroan telah menyiapkan dana pembayaran Obligasi Berkelanjutan III Adhi Tahap III Tahun 2022 Seri A yang berasal dari Fasilitas Perbankan," terang Rozi. Kejelasan sumber dana ini memberikan jaminan kepada investor atas kepastian pembayaran tanpa gangguan arus kas operasional perusahaan.
Langkah Strategis Menyambut Pembiayaan Masa Depan
Setelah sukses memenuhi kewajiban atas obligasi jatuh tempo, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengisyaratkan kesiapan untuk melangkah ke proyek dan pembiayaan selanjutnya.
Rekam jejak pelunasan utang yang solid membuka peluang bagi perusahaan untuk mengakses pendanaan baru, baik dari pasar modal maupun perbankan.
"ADHI berharap para Pemegang Obligasi dan Investor lainnya ke depan dapat menjalin kerjasama yang berkesinambungan dan terus memberikan dukungan penuh kepada Perseroan,” ungkap Rozi.
Hal ini menjadi sinyal bahwa ADHI akan terus berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional dengan dukungan investasi yang sehat. PT Adhi Karya (Persero) Tbk merupakan salah satu BUMN yang utamanya bergerak di bidang konstruksi.
ADHI merupakan BUMN Konstruksi pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Maret 2004, sehingga sejak saat itu 36% saham ADHI dimiliki oleh masyarakat luas.
Selain bisnis konstruksi dan engineering, ADHI memiliki tiga bisnis lain antara lain property & hospitality, manufaktur, dan investasi & konsesi.
Proyek Strategis Nasional
ADHI berpartisipasi dalam berbagai Proyek Strategis Nasional, seperti dalam Pembangunan Trans Jawa untuk Tol Cisumdawu, hingga Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo, serta dalam Pembangunan Trans Sumatera untuk Tol Sigli-Banda Aceh serta Jalan Lintas Timur Sumatera.
ADHI turut berperan dalam pembangunan infrastruktur IKN Nusantara, melalui pembangunan Hunian Pekerja Konstruksi, Jalan Tol Kariangau-Karangjoang Seksi 3A, hingga Jembatan Pulau Balang dan Intake Sepaku. ADHI juga berhasil membuktikan diri sebagai champion of railway melalui beberapa proyek kereta, seperti LRT Jabodebek, MRT Jakarta Fase 2A, hingga mendapatkan proyek regional di Manila, Filipina untuk proyek North-South Commuter Railways.
ADHI kini tengah menjadi pelopor konstruksi berbasis lingkungan dengan menjadi kontraktor pelaksana Pengolahan Sampah Terbesar di Indonesia, RDF Bantargebang dan mengembangkan pengelolaan lingkungan, FPLT Kawasan Industri di Medan.