Emiten MLBI Bagikan Dividen Interim Rp 190 per Saham, Cek Jadwalnya

1 day ago 7

Liputan6.com, Jakarta - PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) akan membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp 400,33 miliar. Pembagian dividen itu sesuai keputusan direksi yang telah disetujui dewan komisaris pada 12 November 2025.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (15/11/2025), PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) membagikan dividen interim itu setara Rp 190 per saham. Pembagian dividen interim itu mempertimbangkan data keuangan per 30 September 2025 antara lain laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 724,19 miliar, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 1,25 triliun dan total ekuitas sebesar Rp 1,29 triliun.

Berikut jadwal pembagian dividen interim 2025:

  • Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 24 November 2025
  • Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 25 November 2025
  • Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 26 November 2025
  • Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 27 November 2025
  • Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai pada 26 November 2025 waktu 16:00
  • Tanggal pembayaran dividen pada 12 Desember 2025

Pada penutupan perdagangan Jumat, 14 November 2025, harga saham MLBI stagnan di posisi Rp 5.800 per saham. Harga saham MLBI dibuka stagnan di posisi Rp 5.800 per saham. Saham MLBI berada di level tertinggi Rp 5.825 dan level terendah Rp 5.800 per saham. Total frekuensi perdagangan 151 kali dengan volume perdagangan 7.577 saham. Nilai transaksi Rp 4,4 miliar.

Penutupan IHSG pada 14 November 2025

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada perdagangan saham Jumat, (14/11/2025). Namun, IHSG hanya melemah tipis.

Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup turun 0,02% ke posisi 8.370,43. Indeks LQ45 naik 0,33% ke posisi 844,12. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau. Pada perdagangan Jumat pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 8.417,13 dan level terendah 8.360,93. Sebanyak 458 saham melemah sehingga bebani IHSG. 221 saham menguat dan 136 saham diam di tempat.

Dalam kajian tim riset Philip Sekuritas Indonesia menyebutkan, ketidakpastian mengenai langkah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve Indonesia selanjutnya mulai membebani sentimen pasar.

“Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah pejabat tinggi The Fed telah menyatakan keraguan (skeptisisme) mengenai perlunya pemangkasan suku bunga lagi di Desember 2025,” demikian seperti dikutip dari Antara.

Saat ini, pelaku pasar fokus pada penumpukan (backlog) rilis data dari pemerintah AS yang tertunda akibat shutdown, dan bagaimana data-data ini dapat mempengaruhi pandangan The Fed mengenai kondisi kesehatan ekonomi AS.

Sentimen IHSG

Presiden AS Donald Trump menandatangani Rancangan Undang-Undang (RUU) yang mengakhiri 43 hari penutupan (shutdown) aktifitas dan pelayanan pemerintah federal AS.

Namun demikian, pejabat Gedung Putih mengatakan rilis data ekonomi yang tertunda akibat penutupan tersebut kemungkinan besar tidak akan pernah dirilis.

Rilis data inflasi dan Non-Farm Payrolls bulan Oktober 2025 masih belum pasti, meskipun penasihat Presiden Trump, Kevin Hassett, mengatakan bahwa data Non-Farm Payrolls mungkin akan dirilis tetapi tanpa angka tingkat pengangguran (Unemployment Rate).

Ketidakpastian mengenai kondisi ekonomi ini mengaburkan peluang penurunan suku bunga di bulan Desember dan tahun depan.

“Para pelaku pasar memperkirakan sekitar 52 persen peluang The Fed akan memangkas suku bunga pada Desember 2025, turun dari 63 persen peluang pada dan 96 persen peluang satu bulan lalu,”

Sektor Saham

Total frekuensi perdagangan 2.460.939 kali dengan volume perdagangan 45,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 20,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.696.

Dari 11 sektor saham, dua sektor saham menghijau. Sektor saham infrastruktur bertambah 1,18% dan sektor saham transportasi menanjak 1,15%. Sementara itu, sektor saham industri merosot 1,76%, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham kesehatan melemah 1,49%, sektor saham consumer siklikal terperosok 1,09%, sektor saham basic tergelincir 0,91%.

Lalu sektor saham energi terpangkas 0,42%, sektor saham consumer nonsiklikal susut 0,38%, sektor saham keuangan merosot 0,29% dan sektor saham properti turun 0,77% dan sektor saham teknologi melemah 0,25%

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |