Mengekor Wall Street, Bursa Saham Asia Merosot Hari Ini 14 November 2025

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Jumat, (14/11/2025). Bursa saham Asia Pasifik mengikuti koreksi di wall street seiring saham teknologi terus tertekan dan keraguan atas pemangkasan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) terus bermunculan.

Mengutip CNBC, indeks Nikkei 225 di Jepang merosot 1,85%. Indeks Topix susut 1,03%. Saham teknologi memimpin koreksi di bursa saham Jepang. Saham konglomerasi teknologi Rakuten Group melemah 6,57%. Saham semikonduktor Advantest terperosok 5,27%. Saham Lasertec turun 3,97%. Selain ity, saham raksasa Jepang SoftBank melemah hingga 8% pada awal sesi perdagangan.

Indeks Kospi di Korea Selatan turun 2,29%. Indeks Kosdaq kapitalisasi kecil melemah 1,42%. Saham raksasa Samsung Electronics terperosok lebih dari 3%. Saham SK Hynix turun 5%.

Di Australia, indeks ASX 200  terpangkas 1,58%. Adapun kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng Hong Kong menunjukkan pembukaan lebih rendah seiring diperdagangkan di level 26.701 dibandingkan penutupan sebelumnya di level 27.073,03.

China akan merilis data penjualan ritel, output industri, dan investasi aset tetap untuk Oktober hari ini. Investasi aset tetap, termasuk real estat, turun secara tak terduga sebesar 0,5% pada September.

Semalam di bursa saham Amerika Serikat atau wall street, ketiga indeks utama ditutup melemah karena investor terus menjual saham perusahaan teknologi, terutama yang bergerak di bidang kecerdasan buatan, di tengah kekhawatiran tentang valuasi.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 797,60 poin, atau 1,65%, dan ditutup di 47.457,22, jauh di bawah rekor tertinggi yang dicapai pada sesi sebelumnya. S&P 500 merosot 1,66% dan berakhir di 6.737,49.

Indeks berbasis luas mengalami penurunan signifikan di sektor teknologi informasi dan jasa komunikasi, dipimpin oleh Disney, yang turun hampir 8% karena hasil yang beragam untuk kuartal fiskal keempatnya.

Nasdaq Composite melemah 2,29% dan ditutup di 22.870,36. Ketiga indeks rata-rata utama, serta indeks Russell 2000 berkapitalisasi kecil, mengalami hari terburuk sejak 10 Oktober.

Pernyataan terbaru dari rekan-rekan Ketua Fed, Jerome Powell, menunjukkan banyaknya kekhawatiran mengenai apakah bank sentral harus melakukan pelonggaran kebijakan ketiga berturut-turut ketika bertemu pada 9-10 Desember.

"Mengingat pandangan dasar saya, kemungkinan besar akan tepat untuk mempertahankan suku bunga kebijakan pada level saat ini untuk beberapa waktu guna menyeimbangkan risiko inflasi dan ketenagakerjaan dalam lingkungan yang sangat tidak pasti ini,” ujar Presiden Fed Boston, Susan Collins, baru-baru ini.

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah memerah pada perdagangan saham Kamis, (13/11/2025). Koreksi IHSG terjadi di tengah transaksi harian saham di atas Rp 20 triliun dan mayoritas sektor saham menghijau.

Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup melemah 0,20% ke posisi 8.371,99. Indeks saham LQ45 terperosok 0,66% ke posisi 841,34. Sebagian besar indeks saham acuan tergelincir.

Tim riset Philip Sekuritas dalam kajiannya menyebutkan, investor terus memantau perkembangan di Amerika Serikat (AS) yang sedang bersiap kembali membuka layanan pemerintah.

Dari mancanegara, Rancangan Undang-Undang (RUU) yang akan mengakhiri government shutdown selama 43 hari sedang dibahas di DPR AS, dengan pihak Gedung Putih memberi sinyal bahwa Presiden AS Donald Trump akan segera menandatangani RUU itu setelah diloloskan oleh DPR AS.

Hasil analisa dari Kantor Anggaran Kongres atau Congressional Budget Office (CBO), memperkirakan government shutdown bisa menyebabkan Produk Domestik Bruto (PDB) AS turun menjadi sekitar 11 miliar dolar AS, atau lebih rendah pada akhir 2026.

“Dari dalam negeri, maraknya berbagai aksi korporasi emiten, seperti buyback saham, pembagian dividen interim, rights issue, private placement dan akuisisi, telah menjadi katalis positif bagi pasar saham Indonesia,” demikian seperti dikutip dari Antara.

Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 8.418,83 dan level terendah 8.354,83. Sebanyak 345 saham melemah sehingga bebani IHSG. 314 saham menguat dan 154 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 2.751.887 kali dengan volume perdagangan 62,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 25,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.715.

Transaksi harian saham yang signifikan itu seiring saham Capital Financial Indonesia (CASA) mencapai Rp 2,7 triliun di pasar negosiasi. Saham CASA ditutup naik 0,47% ke posisi Rp 1.065 per saham dengan frekuensi perdagangan sebanyak dua kali. Volume perdagangan saham CASA mencapai 25.005.000 saham. Harga saham CASA berada di level tertinggi Rp 1.075 dan terendah Rp 1.065 per saham.

Sektor saham bervariasi. Sektor saham industri merosot 1,5%, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham teknologi melemah 1,23%, sektor saham consumer nonsiklikal merosot 0,62%, sektor saham consumer siklikal terpangkas 0,49% dan sektor saham transportasi terperosok 0,40%.

Sementara itu, sektor saham energi bertambah 1,6%, dan catat kenaikan terbesar. Sektor saham infrastruktur menanjak 1,25%, sektor saham properti menguat 1,01%. Lalu sektor saham kesehatan melesat 0,97%, sektor saham basic dan keuangan masing-masing mendaki 0,26%.

Pada perdagangan Kamis pekan ini, saham TLKM turun 1,69% ke posisi Rp 3.500 per saham. Harga saham TLKM dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 3.570 per saham. Saham TLKM berada di level tertinggi Rp 3.570 dan level terendah Rp 3.480 per saham. Total frekuensi perdagangan 12.069  kali dengan volume perdagangan 577.759 saham. Nilai transaksi Rp 202,8 miliar.