Laporan Liputan6.com dari Tokyo: Ketika Sejarah, Teknologi, dan Budaya Lokal Menyatu di Suzuki Plaza Museum

Liputan6.com, Jakarta - Di jantung Kota Hamamatsu, Prefektur Shizuoka, berdiri sebuah bangunan tiga lantai yang menjadi saksi bisu perjalanan lebih dari seabad Suzuki Motor Corporation (SMC). Suzuki Plaza Museum bukan sekadar tempat menyimpan sejarah, melainkan perwujudan nyata dari filosofi Monozukuri, semangat manufaktur Jepang yang menekankan kualitas, presisi, dan dedikasi tanpa kompromi.

Berlokasi tepat di seberang kantor pusat SMC, museum ini menuntun pengunjung menelusuri perjalanan panjang Suzuki sejak berdiri pada 1909, dari masa ketika perusahaan masih memproduksi mesin tenun hingga menjadi salah satu pemain global di industri otomotif dan kelautan.

Kisah dimulai di zona sejarah manufaktur. Di sini, sebuah mesin tenun tua berdiri gagah sebagai simbol awal mula Suzuki. Dari sinilah, pengunjung diajak melihat bagaimana visi pendiri perusahaan, Michio Suzuki, berkembang menjadi inovasi yang melahirkan kendaraan roda dua, roda empat, hingga mesin tempel kapal yang kini mendunia.

Salah satu bintang utama di area ini adalah Suzulight (1955), mobil pertama Suzuki yang menandai kelahiran segmen Kei-car di Jepang. Model ini mencerminkan DNA Suzuki yang masih terjaga hingga kini: kendaraan kompak, ringan, efisien, dan terjangkau. Prinsip dasar inilah yang menjadi pondasi seluruh produk Suzuki di berbagai era.

Naik ke lantai berikutnya, pengunjung akan disuguhi zona pengembangan dan manufaktur modern. Proses perakitan mobil ditampilkan secara interaktif, lengkap dengan penggunaan teknologi robotik mutakhir.

Meski mengandalkan otomasi tingkat tinggi, Suzuki tetap mempertahankan semangat craftsmanship khas Jepang, keseimbangan antara presisi mesin dan sentuhan manusia.

Filosofi Monozukuri yang tertanam sejak awal menjadikan Suzuki mampu beradaptasi di tengah perubahan industri otomotif global, terutama di era elektrifikasi dan mobilitas berkelanjutan.

Warisan Suzuki dalam menciptakan kendaraan ringan dan efisien terus berevolusi. Prinsip dasar lightweighting yang dimulai sejak era Suzulight kini diterjemahkan dalam filosofi Sho-Sho-Kei-Tan-Bi – “lebih sedikit, kecil, ringan, sederhana, dan indah”.

Filosofi ini bukan hanya slogan, tapi menjadi kunci fundamental bagi Suzuki dalam mengembangkan kendaraan masa depan, mulai dari hybrid hingga model elektrifikasi penuh.

Pada Oktober 2025, Suzuki meresmikan kembali S-MALL Suzuki History Museum Shop yang telah direnovasi total. Toko resmi di lantai dasar Suzuki Plaza Museum ini kini hadir dengan konsep baru yang lebih luas dan interaktif, menggantikan area pameran kendaraan lama.

Tak cuma melihat dan menyentuh beragam koleksi merchandise resmi dan apparel Suzuki, pengunjung juga bisa membeli langsung di lokasi, sama seperti yang tersedia di e-commerce resmi S-MALL.

Kemudian terdapat pula sebuah sudut khusus yang menampilkan produk makanan dan cendera mata khas daerah, menghadirkan sinergi antara industri dan komunitas lokal.

Sebelum renovasi, area penjualan hanya mengandalkan mesin otomatis sederhana.

Kini, S-MALL hadir sebagai ruang yang menghubungkan sejarah, komunitas, dan inovasi lokal Hamamatsu.

Desain interiornya pun istimewa. Terinspirasi dari sejarah awal Suzuki sebagai produsen alat tenun, ruang toko didominasi material kayu hangat yang menyerupai rangka mesin tenun tradisional.

Seluruh proses renovasi memanfaatkan sumber daya lokal, sejalan dengan komitmen Suzuki terhadap keberlanjutan dan kontribusi bagi ekonomi daerah.

Sejak dibuka pada April 2009, Suzuki Plaza Museum telah menjadi destinasi unggulan dengan jumlah pengunjung yang diperkirakan menembus 1 juta orang pada September 2024.

Tidak hanya sebagai tujuan wisata industri, museum ini juga berperan sebagai pusat edukasi, tempat pelajar sekolah dasar belajar langsung tentang sains, teknologi, dan sejarah manufaktur.

Melalui pengalaman yang menggabungkan edukasi, inovasi, dan budaya lokal, Suzuki Plaza Museum menjadi bukti nyata bagaimana warisan manufaktur bisa terus hidup dan relevan.

Lebih dari sekadar tempat mengenang masa lalu, museum ini adalah jendela untuk memahami masa depan Suzuki, sebuah evolusi berkelanjutan dari ketelitian, efisiensi, dan dedikasi untuk menghadirkan kendaraan yang tangguh, fungsional, dan ramah lingkungan.