Dualisme Suksesor Pakubuwono XIII dan Penobatan KGPH Hangabehi Sebagai Raja

2 days ago 10

Liputan6.com, Jakarta Siapa yang menjadi penerus takhta keraton Solo masih menjadi tanda tanya. Ada dua kubu saling klaim sebagai pihak paling tepat melanjutkan takhta raja Pakubuwono XIII yang meninggal dunia beberapa waktu lalu.

Pada Kamis (14/11/2025) kemarin, Maha Menteri Kanjeng Gusti Panembahan Agung (KGPA) Tedjowulan menggelar pertemuan keluarga di Sasana Handrawina, kompleks Keraton Kasunanan Surakarta. Pertemuan itu dihadiri keluarga keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan dihadiri putra dan putri dalem Sinuhun Pakubuwono XII dan Pakubuwono XIII , sentana dalem, abdi dalem dan pokoso.

Adik kandung almarhum Pakubowono XIII, GRAy Koes Murtiyah Wandansari atau yang akrab disapa Gusti Moeng, menyebut pertemuan itu bagian dari silaturahmi keluarga besar sekaligus memperkuat komitmen menjaga kelestarian Keraton Surakarta.

“Kita bersama-sama niat untuk menyatukan keluarga, terus melestarikan keraton yang utama itu. Yang paling utama niatan kita itu supaya keraton itu keributan yang dulu-dulu menjadi satu. Yang penting kita menjaga sentana dalem, kerabat ini semua dan melestarikan keraton,” ujar dia.

Namun faktanya. Pada pertemuan itu juga terjadi kesepakatan soal kelanjutan takhta yang ditinggal sang raja. Putra tertua mendiang Pakubuwono XIII, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hangabehi, diputuskan sebagai penerus sang ayah. Hangabehi menjadi raja Solo dengan gelar Pakubuwono XIV.

"Lha kami berpegang pada yang jenenge (namanya) hak itu kan Gusti Allah yang maringi (memberikan). Gusti Bei (Hangabehi) yang sekarang Pakubuwono XIV kan tidak minta kepada Allah untuk dilahirkan lebih tua daripada Purboyo. Itu kehendak Allah dan itu sudah ditekankan dijadikan acuan dijadikan paugeran. Kalau nggak punya permaisuri ya sudah anak lagi-laki tertua,” kata Gusti Moeng seusai pertemuan yang berlangsung hingga tengah malam itu.

Berebut Takhta Raja Solo

Keputusan tersebut semakin mempertegas dualisme di keraton Solo. Sebab, sebelum pertemuan tadi malam terjadi, Putra Mahkota Keraton Kasunanan Surakarta Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom (KGPAA) Hamangkunegoro juga mengumumkan bahwa dirinyalah sebagai penerus tahta Sri Susuhunan Pakubuwono XIV. Pernyataan itu dia sampaikan setelah upacara penghormatan terakhir bagi sang ayah, almarhum Raja Pakubuwono XIII.

Di sela pidatonya jelang pemberangkatan jenazah sang ayah ke pemakaman, dia dengan suara tegas mengucapkan ikrar kenaikan tahta.

“Saya, KGPAA Hamangkunegoro Sudibyo Rajaputra Narendra Mataram, pada hari ini, Rabu Legi 14 Jumadil Awal tahun dal 1959, atau tanggal 5 November 2025, naik tahta Kasunanan Surakarta Hadiningrat dengan sebutan SISKS Pakubuwono XIV,” tuturnya.

Sekadar diketahui, KGPAA Hamangkunegoro alias Purboyo kakak beradik dengan Pangeran Haryo. Namun ibu mereka berbeda. Hamangkunegoro sendiri merupakan putra PB XIII dari permaisuri Gusti Kanjeng Ratu (GKR) PB XIII atau KRAy Pradapaningsih.

Keluarga Keraton Bereaksi Atas Klaim Hamangkunegoro

Pengumuman KGPAA Hamangkunegoro kala itu menjadi perhatian serius bagi keluarga Keraton. Pangerann Haryo sebagai putra tertua mendiang Sinuhun Pakubuwono XIII (PB XIII), Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) menegaskan klaim disampaikan sah saja. Tetapi dia meminta semua pihak fokus dalam masa berkabung selepas mangkatnya Pakubuwono XIII.

Dia menambahkan, soal penerus takhta menjadi urusan internal keluarga yang pasti nantinya akan dibahas setelah seluruh prosesi pemakaman selesai.

“Itu biarkan menjadi pembahasan keluarga saja. Kami masih berkomunikasi baik. Semua masih dibicarakan bareng-bareng satu keluarga,” kata dia.

PB XIII Diklaim Semasa Hidup Tunjuk Hamangkunegoro

Seolah menegaskan posisi sang kakak usai Hangabehi merespons, Putri sulung PB XIII, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timoer Rumbay Kusuma Dewayani, juga memberikan penjelasan. Penuturannya, sang ayah semasa hidup telah menunjuk Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Hamangkunegoro Sudibyo Rajaputra Narendra Mataram sebagai calon penerus sekaligus pewaris sah kepemimpinan Keraton Surakarta.

Penetapan itu kelanjutan dari pengangkatan Hamangkunegoro sebagai putra mahkota pada 27 Februari 2022, bertepatan dengan peringatan Tingalan Dalem Jumenengan ke-18 PB XIII.

“Saya harus pertegas, Sinuhun (PB XIII) sudah menunjuk dan melantik putra mahkota,” ujar Timoer usai mendampingi Sri Sultan Hamengkubuwono X takziah di Keraton Kasunanan Surakarta, Selasa (4/11/2025).

Dia menegaskan, keputusan tersebut merupakan bagian dari paugeran atau tata adat yang telah disepakati dan diketahui seluruh keluarga inti. Karena itu, semua putra-putri PB XIII berkomitmen melaksanakan amanah tersebut secara utuh.

“Beliau mengamanatkan kepada kami, putra-putrinya dan kami harus menjalankan amanah itu. Kami harus menjumenengkan (melantik) putra mahkota itu (menjadi raja), di mana itu adalah Kanjeng Gusti Adipati Arya (KGPAA) Hamangkunegoro,” ucap Gusti Timoer.

GKR Timoer menegaskan, keputusan yang diambil ayahandanya bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat. Menurutnya, pihak di luar keluarga inti tidak memiliki otoritas untuk menentukan siapa penerus tahta Keraton Solo.

Dia menambahkan, segala bentuk penolakan terhadap penetapan Hamangkunegoro sebagai pewaris akan dianggap bertentangan dengan adat dan nilai-nilai yang berlaku di lingkungan keraton.

Meski demikian, keluarga besar PB XIII belum menetapkan waktu pelaksanaan upacara jumenengan atau penobatan resmi Hamangkunegoro sebagai raja baru. Rencananya, penetapan baru akan dilakukan pada Sabtu (15/11/2025) besok.

Prosesi Penentuan Raja Keraton Berikutnya

Dalam tradisi kerajaan Jawa, biasanya putra tertua yang sah dari istri resmi atau permaisuri menjadi calon penerus.

Informasi yang dihimpun Liputan6.com, Hangabehi pernah tiga kali menikah dan memiliki tujuh anak. Pernikahan pertama bersama Nuk Kusumaningdyah atau KRAy Endang Kusumaningdyah.

Dari pernikahan dengan Endang, Hangabehi dikaruniai tiga anak. Yaitu GRAy Rumbai Kusuma Dewayani atau GKR Timoer. Kemudian GRAy Devi Lelyana Dewi dan GRAy Dewi Ratih Widyasari.

Pernikahan ini berakhir dengan perceraian sebelum Hangabehi naik takhta.

Hangabehi kemudian menikah dengan Winari Sri Haryani atau KRAy Winari. Keduanya dikaruniai tiga anak. Mereka adalah GRM Suryo Suharto atau GPH Mangkubumi atau KGPH Mangkubumi.

Kemudian BRAy Sugih Oceania. Dan terakhir GRAy Putri Purnaningrum. Pernikahan kedua Hangabehi ini juga kandas sebelum dia naik takhta.

Hangabehi kemudian menikah untuk ketiga kalinya. Dia menambatkan hati kepada Asih Winarni atau KRAy Adipati Pradapaningsih atau GKR Pakubuwana.

Dari pernikahan ini, Hangabehi mendapatkan keturunan bernama GRM Suryo Aryo Mustiko atau GPH Purubaya atau KGPH Purubaya atau KGPAA Hamangkunegara Sudibya Rajaputra Narendra Mataram.

Di tahun 2022, PB XIII Hangabehi mengangkat KGPH Purubaya atau Purbaya sebagai putra mahkota. Di tahun yang sama, Asih Winarnijuga dinobatkan sebagai permaisuri. Asih kemudian bergelar Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Paku Buwono XIII.

Pengukuhan permaisuri dan putra mahkota dilakukan saat acara Tingalan Dalem Jumenengan atau peringatan naik tahta PB XIII yang ke-18, Minggu (27/2/2022) di Sasana Sewaka.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |