Liputan6.com, Jakarta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat, hingga Jumat (12/9/2025) pukul 06.00 WITA jumlah korban yang ditemukan meninggal dunia akibat banjir di Bali mencapai 18 orang.
“Total korban meninggal dunia 18 orang. Dari Kota Denpasar 12 orang, tiga orang di Kabupaten Gianyar , Kabupaten Jembrana dua orang, dan Kabupaten Badung satu orang.,” kata Kepala Pelaksana BPBD Bali I Gede Agung Teja Bhusana Yadnya, di Denpasar, Jumat. Dilansir Antara.
Di luar 18 korban dari seluruh Bali itu, kata dia, masih ada dua korban lainnya yang masuk daftar pencarian tim SAR gabungan.
Denpasar Paling Parah
Dari data BPBD Bali hingga hari ketiga banjir besar melanda Bali, tercatat ada 163 titik banjir, tanah longsor 64 titik, pohon tumbang 35 titik, jembatan putus dua titik, jalan rusak tiga titik, dan tembok jebol 21 titik.
Bencana banjir tersebar paling banyak di ibu kota Provinsi Bali yaitu Denpasar dengan 81 titik. Disusul 15 titik di Kabupaten Gianyar, 12 titik di Kabupaten Badung. Ada 28 titik banjir di Kabupaten Tabanan, 23 titik di Kabupaten Jembrana, dan empat titik di Kabupaten Karangasem
Kemudian tanah longsor yang terjadi paling banyak di Tabanan dengan 43 titik, pohon tumbang paling banyak di Tabanan 17 titik, jalan rusak di Bangli dua titik, dan tembok jebol paling banyak di Karangasem 11 titik.
Total Kerugian Rp 28 Miliar
Dari data laporan sementara, Agung Teja memperkirakan kerugian atas kerusakan 514 unit bangunan mencapai Rp 28.915.360.000.
“Dengan rincian Kota Denpasar 474 los, kios, dan ruko bangunan rusak di Jalan Sulawesi dan Pasar Kumbasari senilai Rp25.537.360.000, Bangli tiga bangunan rusak dengan estimasi kerusakan Rp292.000.000,” ucapnya.
Selanjutnya di Tabanan ditemukan 29 bangunan rusak dengan estimasi kerugian Rp3.086.000.000, Karangasem enam bangunan rusak dengan nilai kerusakan masih dalam proses penghitungan, dan Gianyar ada bangunan rusak dengan nilai kerusakan yang masih dalam proses penghitungan.
Selama tiga hari terakhir, lanjutnya, pemerintah juga membentuk posko-posko pengungsian yang berangsur berkurang pengungsinya karena kondisi yang membaik.
Adapun posko pengungsian hingga saat ini ada di Denpasar dengan 186 pengungsi tersebar di enam pos dan di Jembrana 250 pengungsi tersebar di dua pos.
Banjir Terbesar Sepanjang Sejarah Bali
Banjir yang melanda Bali pada 9-10 September 2025 kemarin, menjadi catatan terburuk dalam sejarah banjir di Bali. Data yang dikutip dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, sepanjang 2009 hingga Oktober 2022 tercatat ada 29 kejadian banjir di Bali.
Dari rentang tahun itu, 2018 menjadi tahun dengan jumlah banjir terbanyak. Tahun 2009 menjadi yang terendah, dengan hanya 2 kejadian banjir. Meski begitu banjir menyebabkan lebih dari 100 rumah terendam.
Dari rentetan sejarah banjir Bali tersebut, banjir 9-10 September kemarin menjadi yang terburuk. Mengingat bukan hanya berimbas pada kerugian materi, tetapi juga memakan korban jiwa yang tidak sedikit.