Wall Street Melejit, Bursa Saham Asia Melambung Terdorong Sentimen The Fed

19 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik dibuka menguat pada perdagangan saham, Kamis (27/11/2025). Kenaikan bursa saham Asia Pasifik ini mengikuti wall street yang melesat setelah meningkatnya harapan penurunan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) dan lonjakan saham-saham teknologi.

Mengutip CNBC, indeks Nikkei 225 di Jepang naik ,85%. Indeks Topix bertambah 0,64%. Saham-saham terkait kecerdasan buatan melesat sehingga menopang indeks acuan tersebut. Saham-saham terkait kecerdasan buatan yang melesat antara lain saham Advantest melonjak lebih dari 4%, saham SoftBank bertambah lebih dari 5%, dan saham Tokyo Electron mendaki 2,09%.

Sementara itu, indeks Kospi di Korea Selatan mendaki 1,05%. Indeks Kosdaq menguat 0,39%. Indeks ASX 200 di Australia melesat 0,42%.

Adapun kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng di Hong Kong mendatar dan diperdagangkan di posisi 25.924 dibandingkan penutupan indeks sebelumnya di 25.928,08.

Adapun investor akan mencermati keputusan suku bunga Korea Selatan yang diperkirakan tetap di 2,5%, berdasarkan jajak pendapat Reuters. Selain itu, investor juga cermati laba China selama 10 bulan pertama tahun ini.

Semalam di wall street, indeks-indeks utama di AS mencatat kenaikan empat hari berturut-turut di tengah meningkatnya harapan akan penurunan suku bunga Federal Reserve pada Desember. Investor melihat peluang penurunan suku bunga seperempat poin persentase sebesar 85% pada bulan Desember, naik dari 30% minggu lalu, menurut perangkat CME FedWatch.

Saham perusahaan kecerdasan buatan Oracle melonjak lebih dari 4% pada Rabu, mendorong rata-rata saham utama setelah Deutsche Bank menegaskan kembali sikap optimisnya terhadap perusahaan tersebut.

Pada Rabu di Amerika Serikat, Dow Jones Industrial Average naik 314,67 poin, atau 0,67%, dan ditutup pada level 47.427,12. S&P 500 naik 0,69% dan ditutup pada level 6.812,61, sementara Nasdaq Composite naik 0,82% dan ditutup pada level 23.214,69.

Harapan Pemangkasan Suku Bunga The Fed Menguat, Bursa Saham Asia Melesat

Sebelumnya, bursa saham Asia-Pasifik menguat pada Rabu, 26 November 2025 mengikuti penguatan wall street. Kenaikan bursa saham Asia Pasifik terjadi di tengah harapan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) dapat memangkas suku bunga acuan pada Desember 2025.

Mengutip CNBC, Rabu (26/11/2025), harapan meningkat setelah Bloomberg melaporkan Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, Kevin Hassett, sedang dipertimbangkan sebagai kandidat terdepan untuk menjadi ketua The Fed berikutnya. Investor melihat Hassett sebagai sosok yang lebih mungkin mendorong bank sentral menuju lingkungan suku bunga rendah yang disukai oleh Presiden Donald Trump.

Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan kepada CNBC pada Selasa, ada "peluang yang sangat besar" bahwa Trump dapat menunjuk ketua The Fed baru sebelum Natal.

Harapan Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Pasar memperkirakan peluang lebih dari 84% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada bulan Desember, menurut perangkat CME FedWatch. Presiden The Fed New York, John Williams, juga mengatakan pada Jumat bahwa ada ruang untuk menurunkan suku bunga "dalam waktu dekat."

Indeks acuan Nikkei 225 Jepang melonjak 1,85% dan ditutup pada level 49.559,07, dipimpin oleh sektor utilitas, real estat, dan keuangan. Di antara saham-saham yang bergerak paling pesat dalam indeks tersebut adalah perusahaan percetakan Toppan Holdings, yang menguat 6,27% dan perusahaan investasi yang berfokus pada teknologi SoftBank Group, yang naik 5,65%.

Saham teknologi Jepang menguat untuk sesi kedua berturut-turut, dengan pemasok peralatan pengujian semikonduktor Advantest naik 2% dan Tokyo Electron menguat 0,23%. Lasertec dan produsen chip Renesas Electronics masing-masing naik 0,51% dan 3,15%.

Indeks Saham Acuan Lainnya

Indeks Topix naik hampir 2% menjadi 3.355,5. Namun, saham Kioxia anjlok 14,89% setelah Nikkei melaporkan pada Senin malam perusahaan ekuitas swasta AS Bain Capital berencana untuk melepas saham produsen chip memori Jepang tersebut senilai sekitar 350 miliar yen (USD 2,24 miliar). Perdagangan blok tersebut akan memangkas kepemilikan gabungan Bain di Kioxia menjadi 44%, dari 51%, menurut laporan tersebut.

Pemasok Jepang untuk Apple melaporkan pendapatan dan proyeksi kuartal kedua fiskal yang meleset dari ekspektasi setelah bel penutupan perdagangan pada 13 November. Saham perusahaan anjlok 23,03% keesokan harinya.

Indeks Kospi Korea Selatan mengalami penguatan 2,67% dan ditutup pada level 3.960,87, sementara indeks Kosdaq berkapitalisasi kecil naik 2,49% menjadi 877,32.

Saham Lotte Corp atausaham  konglomerat keluarga, terbesar di negara itu, memangkas beberapa kerugian dan ditutup melemah 6,09% setelah mengumumkan rencana untuk memisahkan dan menggabungkan bisnisnya, Lotte Chemical, dengan HD Hyundai Chemical, pada Rabu.

Lotte Corp adalah salah satu perusahaan dengan penurunan terbesar di indeks Kospi.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |