Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi buka suara soal rencana pengiriman anak-anak nakal ke barak militer. Diketahui, rencana itu merupakan program pendidikan karakter yang digagasnya.
Meski menuai kritik, Dedi mengegaskan tidak akan mundur. Menurutnya, langkah yang dilakukan untuk kepentingan bangsa harus dijalankan dengan penuh keyakinan.
"Setiap perbuatan yang bertujuan demi kebaikan dan kebangsaan, nasionalisme di Indonesia itu sudah terbiasa," katanya dalam unggahan di akun Instagram @dedimulyadi71, dikutip pada Senin, 5 Mei 2025.
Di sisi lain, Dedi mengaku sudah terbiasa dengan tuduhan hingga kebencian yang diarahkan kepadanya. Hal itu, klaim Dedi, sudah terbiasa ia hadapi sejak menjabat menjadi Bupati Purwakarta.
"Anda kan tahu saya dari dulu jadi bupati Purwakarta. Berbagai hal saya hadapi, berbagai tuduhan, sangkaan, nyinyir, kebencian. Kan gak ada problem, tetapi pada akhirnya orang merasakan," tuturnya.
Oleh karena itu, Dedi mengatakan bahwa pemimpin harus teguh dalam menjalankan pemikiran dan gagasannya.
"Kalau jadi pemimpin itu harus seteguh batu karang, kalau ada yang menjadi pemikiran dan gagasannya itu adalah demi kebaikan bangsa, jangan pernah menyerah," ucapnya.
Dia lantas membandingkan perjuangannya dengan para tokoh kemerdekaan yang dulu pun diragukan oleh banyak orang.
"Dulu juga ketika bangsa ini dimerdekakan, banyak orang yang tidak punya keyakinan bahwa bangsa ini bisa merdeka," tandasnya.
Pendidikan Karakter Selama 6 Bulan
Sebelumnya, Dedi mengungkap bahwa rencana siswa dibina di barak militer agar memperoleh pendidikan karakter yang akan bekerja sama dengan TNI dan Polri.
Adapun menurut Dedi, rencana ini tak akan dilajalankan secara serentak, namun bertahap ke daerah yang dianggap rawan"Tidak harus langsung di 27 kabupaten/kota. Kita mulai dari daerah yang siap dan dianggap rawan terlebih dahulu, lalu bertahap," kata Dedi seperti dilansir dari Antara, Minggu 27 April 2025.
Nantinya, Politikus Gerindra itu menjelaskan, para siswa akan mengikuti program itu di sekitar 30 hingga 40 barak khusus yang telah disiapkan oleh TNI.
Para siswa, kata Dedi Mulyadi, bakal menjalani pendidikan selama 6 bulan di barak militer. Dedi membeberkan kriteria siswa yang bermasalah dan perlu dibina di barak militer.
"Tukang tawuran, tukang mabok, tukang main mobile legend, yang kalau malam kemudian tidurnya tidak mau sore," kata Dedi Mulyadi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa, 29 April 2025.
"Ke orang tua melawan. Melakukan pengancaman. Di sekolah bikin ribut. Bolos terus. Dari rumah berangkat ke sekolah, ke sekolah enggak sampai. Kan kita semua dulu pernah gitu ya," sambungnya.
Penulis: Arby Salim