Liputan6.com, Sikka - Suami mana yang tak dirundung kesedihan usai sang istri dan anak pertama yang telah lama dinanti meninggal dunia. Jangankan melihat wajahnya, sang bayi bahkan tak sempat dilahirkan.
Penyebabnya bukan karena komplikasi, melainkan tiada dokter anestesi di RSUD TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, NTT yang membuat sang ibu dan malaikat kecilnya gagal dioperasi.
Sungguh ironis memang, rumah sakit milik pemerintah daerah Kabupaten Sikka tak memiliki dokter anestesi dan nyawa ibu dan anak jadi taruhan.
Kejadian ini bermula dari ibu hamil bernama Maria Yunita (30), warga asal Kelurahan Nangameting, kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka dirujuk dari Puskesmas Beru ke RSUD TC Hillers Maumere untuk persiapan melahirkan anak pertamanya pada Rabu 9 April 2025.
Namun, bukannya pertolongan medis yang diterima. Keluarga malah mendapati ketiadaan dokter anestesi di rumah sakit itu.
Pihak rumah sakit sempat meminta keluarga bersabar sambil memproses surat rujukan ke beberapa rumah sakit di luar kabupaten Sikka.
"Awalnya kami disuruh siap rujuk ke kabupaten Lembata dan Flores Timur. Tiba-tiba diubah lagi, katanya mau rujuk ke kabupaten Nagekeo," ungkap keluarga pasien, Yanto Gonde.
Hingga tengah malam, pasien yang tengah merintih kesakitan, belum juga mendapat kabar pasti rujukan dari pihak rumah sakit.
Tarik ulur waktu pihak rumah sakit ini hingga ibu Maria dan malaikat kecilnya meninggal dunia.
"Awalnya, pasien sempat diminta untuk puasa karena mau dioperasi. Tapi tiba-tiba diminta dirujuk karena tidak ada dokter anestesi. Sampai pasien meninggal, tidak ada penanganan dari dokter," ungkapnya.
Sang suami Anselmus Gonde, hanya menangis pasrah saat jasad istri dan anaknya didorong ke kamar mayat rumah sakit.
Ia menangis sejadinya, meratapi sang istri tercinta terbujur kaku bersama malaikat kecilnya yang tak sempat melihat wajahnya.
Anselmus berharap pemerintah segera mendatangkan dokter anestesi agar tak ada lagi ibu dan anak menjadi korban.
Simak Video Pilihan Ini:
Perjuangan Ibu Lahirkan Bayi kembar 3 Lahir Lewat Persalinan Normal
Lima Nyawa Melayang
Kematian Maria dan anaknya ini menambah deretan kematian pasien di RSUD TC Hillers Maumere karena ketiadaan dokter anestesi.
"Sejak akhir Desember 2024 sampai April 2025, sudah lima pasien meninggal," ujar Plt. Kadis Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus.
Ia menjelaskan, RSUD TC Hillers Maumere sebelumnya memiliki dua dokter anestesi, tapi sejak awal Januari 2025, kedua dokter itu enggan memperpanjang kontrak kerja.
Petrus mengaku ia sudah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit swasta guna mengatasi kekosongan dokter anestesi.
Melalui skema pinjaman, dinas kesehatan kabupaten Sikka kini sudah menerbitkan surat ijin praktek (SIP) kepada, dr. Fajrul Tamsil, dokter anestesi milik rumah sakit swasta Kewapante.
"SIP dr. Fajrul Tamsil sudah diterbitkan untuk bisa beroperasi di RSUD TC Hillers dan mulai bekerja hari ini," ujarnya.
Ia mengatakan sesuai perjanjian, skema pinjaman ini dilakukan selama satu minggu, sambil menunggu proses penempatan dua dokter dari Kementerian Kesehatan.
"Sesuai komunikasi kami bersama bupati, skema pinjaman ini bisa diperpanjang, sambil menunggu dokter permanen dari kementerian," katanya.
Ia menambahkan selama komunikasi, dr Fajrul tak mempersoalkan insentif selama ia berpraktek di RSUD TC Hillers Maumere.
"Kita sudah sepakat, soal insentif kita bicara dari hati ke hati. Yang jelas Pemda siap keluarkan anggaran untuk membayar insentif dokter anestesi," tandasnya.