Saham INET Hari Ini 26 November 2025 Menghijau Usai BEI Buka Suspensi

1 day ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menguat pada perdagangan saham Rabu, (26/11/2025). Kenaikan harga saham INET setelah Bursa Efek Indonesia (BEI) buka suspensi saham.

Mengutip data RTI, harga saham INET ditutup  naik 4,44% ke posisi Rp 705 per saham. Harga saham INET dibuka melemah 35 poin ke posisi Rp 640 per saham. Saham INET berada di level tertinggi Rp 745 dan level terendah Rp 595 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 132.950 kali dengan volume perdagangan saham 15.635.572 saham. Nilai transaksi Rp 1,1 triliun.

Saham INET naik 28,18% dalam lima hari terakhir. Sepanjang 2025, saham INET sudah melonjak 865,75%, demikian mengutip data google finance.

Adapun BEI sempat suspensi saham INET dan waran seri I PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET-W) pada 25 November 2025 dalam rangka cooling down. Hal ini seiring terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham INET.

Penghentian sementara perdagangan Saham PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) tersebut dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai, sedangkan penghentian sementara perdagangan Waran Seri I PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET-W) dilakukan di seluruh pasar.

Hal ini bertujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di Saham PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) dan Waran Seri I PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET-W). Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan.

BEI pun membuka suspensi saham INET dan waran INET di seluruh pasar mulai sesi pertama pada Rabu, 26 November 2025.

PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET)

PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk, yang dikenal dengan kode saham INET, adalah pelaku usaha dalam sektor teknologi informasi di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada 16 Desember 2016 dan berfokus pada penyediaan layanan business to business (B2B) untuk mendukung operasional penyedia jasa internet (ISP) di tanah air.

Layanan utama yang ditawarkan INET meliputi pusat data interkoneksi, kolokasi, local loop, pengelolaan perangkat, serta IP transit melalui mitra strategis. Untuk memperluas jangkauan layanannya, INET memiliki entitas anak seperti PT Data Prima Solusindo yang melayani korporasi, sektor enterprise, dan pemerintahan, serta PT Prima Fiber Optic Indonesia yang mengelola jaringan fiber optic untuk konektivitas. Jaringan INET sendiri telah tersebar luas dengan 13 Point of Presence (POP) di 8 kota besar Indonesia dan 1 POP di Singapura, menunjukkan komitmennya dalam membangun infrastruktur digital.

Di pasar modal, saham INET dicatatkan pada 24 Juli 2023 di sektor Infrastruktur, sub-sektor Telekomunikasi, dengan industri Jasa Telekomunikasi Kabel. Saat Penawaran Umum Perdana (IPO), INET menawarkan 1.500.000.000 saham dengan harga Rp 101 per saham. Periode book building berlangsung dari 26 Juni hingga 5 Juli 2023, diikuti dengan periode penawaran umum dari 17 hingga 20 Juli 2023. Kinerja saham INET menunjukkan dinamika yang menarik, seperti laporan lonjakan pada 24 November 2025.

Rights Issue INET

PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) akan menggelar hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Dalam aksi korporasi itu, Perseroan akan menerbitkan 12,80 miliar saham ke publik dengan nilai nominal Rp 10 per saham.

Jumlah saham  yang diterbitkan ke publik maksimal 57,14% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah rights issue.

Setiap pemegang tiga saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham Perseroan pada 27 November 2025 berhak atas empat HMETD. Setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak satu saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 250 per saham. Dengan demikian, dana yang didapatkan dari rights issue mencapai Rp 3,2 triliun.

Bersamaan dengan rights issue, Perseroan juga menerbitkan 3,07 waran seri II yang menyertai saham baru atau maksimal 13,71% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh. Waran Seri II diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang melaksanakan haknya dalam PMHMETD I.

Pelaksanaan Waran

Setiap pemegang HMETD yang melaksanakan 25 saham baru Perseroan dalam rights issue berhak memperoleh delapan lembar waran seri II. Di mana setiap lembar waran seri II memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru Perseroan yang dikeluarkan dalam portepel. Dana yang didapatkan dari waran sebesar Rp 921,6 miliar.

"Pemegang saham lama yang tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham baru yang ditawarkan dalam rights issue akan mengalami penurunan persentase kepemilikan atau dilusi maksimal 57,14% dari total porsi kepemilikan saham dari masing-masing pemegang saham,” demikian seperti dikutip.

Dana Hasil Rights Issue

Dana hasil rights issue antara lain dipakai untuk penyetoran modal kepada anak perusahaan yaitu GPI sebesar Rp 2,8 triliun. Seluruh dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan jaringan FTTH (Fiber To The Home) dengan teknologo termutakhir yaitu WIFI 7 untuk 2 juta homepass yang berlokasi di Pulau Bali dan Pulau Lombok.

Selain itu, sekitar Rp 213,44 miliar akan dipakai untuk penyetoran modal kepada perusahaan anak yakni PFI. Kemudian Sekitar Rp 135 miliar akan digunakan untuk penyetoran modal kepada perusahaan anak yakni IAB. Anak usaha Perseroan itu akan memakai dana IAB untuk modal kerja dalam pembangunan fiber to the home di Jawa.

“Sisanya akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan, termasuk namun tidak terbatas untuk biaya pembelian perlengkapan penunjang, biaya pengembangan layanan, biaya pemasaran, pelatihan dan biaya overhead lainnya,” demikian seperti dikutip.

Sedangkan seluruh dana hasil pelaksanaan Waran Seri II akan digunakan oleh Perseroan maupun Perusahaan anak sebagai modal kerja.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |