Prospek Industri Tekstil, Pakaian Jadi, dan Alas Kaki di Indonesia Tetap Cerah

12 hours ago 6
Web Informasi Hot Akurat Online

Liputan6.com, Jakarta - Industri tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki terus menunjukkan kinerja positif, sejalan dengan perannya sebagai sektor prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045. Pemerintah berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan industri ini guna memperkuat daya saing nasional serta menciptakan lapangan kerja yang luas.

Data terbaru menunjukkan bahwa pada tahun 2024, pertumbuhan industri tekstil, pakaian jadi, serta kulit dan barang jadi dari kulit masing-masing mencapai 0,09%, 5,78%, dan 6,83%. Kinerja yang solid ini juga didukung oleh peningkatan investasi yang signifikan, baik dari Penanam Modal Asing (PMA) maupun Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN). Pada tahun 2023, total investasi di sektor ini mencapai Rp 29,92 triliun, sedangkan pada tahun 2024 meningkat tajam sebesar 31,1% menjadi Rp 39,21 triliun.

“Peningkatan investasi ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek industri tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki di Indonesia. Terutama pada industri pakaian jadi, yang merupakan industri padat karya, investasinya meningkat drastis dari Rp 4,53 triliun di tahun 2023 menjadi Rp 10,20 triliun di tahun 2024, naik sebesar 124,9%,” ujar Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki, Kementerian Perindustrian, Rizky Aditya Wijaya.

Sepanjang kuartal pertama tahun 2025 (Januari–Maret), Direktorat Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki telah menerbitkan Surat Keterangan Usaha (SKU) bagi empat industri tekstil dan pakaian jadi dengan total investasi mencapai Rp 304,43 miliar, yang diperkirakan akan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.907 orang.

Promosi 1

Dukungan Pasar Domestik dan Peluang Ekspor

Dengan jumlah penduduk Indonesia yang besar, mencapai 281,6 juta jiwa (BPS, 2024), prospek industri tekstil dan alas kaki tetap menjanjikan. Rata-rata pengeluaran per kapita masyarakat Indonesia untuk pakaian, alas kaki, dan tutup kepala pada periode Maret 2020–Maret 2024 mencapai Rp 35.457 per bulan. Dengan demikian, potensi pasar domestik diperkirakan mencapai Rp 119,82 triliun.

Selain itu, peluang ekspor juga semakin terbuka lebar. Kebijakan tarif baru yang diterapkan Amerika Serikat terhadap Kanada, Meksiko, dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) menjadi momentum strategis bagi Indonesia untuk memperluas pangsa pasar di negeri Paman Sam. Pada tahun 2024, total impor pakaian jadi dan alas kaki Amerika Serikat mencapai USD 138,19 miliar, di mana RRT mendominasi dengan nilai USD 38,04 miliar (29,2%). Sementara itu, ekspor Indonesia ke Amerika Serikat pada tahun yang sama mencapai USD 7,11 miliar atau sekitar 5,5% dari total impor AS.

“Indonesia mencatat pertumbuhan ekspor pakaian jadi dan alas kaki ke Amerika Serikat sebesar 7,5% dari USD 6,61 miliar pada tahun 2023 menjadi USD 7,11 miliar pada tahun 2024. Dengan adanya perubahan kebijakan tarif di AS, peluang ekspor kita semakin besar, dan ini menjadi kesempatan bagi industri nasional untuk meningkatkan daya saing di pasar global,” tambahnya.

Melihat potensi besar baik di pasar domestik maupun internasional, Kementerian Perindustrian terus berupaya memperkuat ekosistem industri tekstil dan alas kaki melalui berbagai kebijakan strategis. Beberapa langkah yang tengah dijalankan mencakup peningkatan efisiensi produksi, adopsi teknologi ramah lingkungan, serta dukungan dalam perluasan pasar ekspor.

Dengan dukungan penuh dari pemerintah serta komitmen pelaku industri, sektor tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki di Indonesia siap untuk terus berkembang, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat posisinya sebagai pemain utama di kancah industri global.

Perkembangan batik dari masa ke masa bisa kita amati di museum tekstil yang berada di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |