Pemesanan Obligasi BTN Tembus Rp 4,57 Triliun, Lampaui Target Emisi

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN berhasil mencatatkan pemesanan obligasi sebesar Rp 4,57 triliun dalam penawaran umum berkelanjutan (PUB), melampaui target emisi Rp 2,3 triliun.

Penerbitan ini mencakup PUB obligasi subordinasi serta obligasi berwawasan sosial (social bond) yang ditujukan untuk memperkuat pembiayaan sektor perumahan dan mendukung program pemerintah membangun 3 juta rumah.

“Penerbitan PUB obligasi subordinasi BTN merupakan bagian dari strategi penguatan modal BTN, khususnya komponen modal tier 2-capital untuk mendukung pertumbuhan bisnis, khususnya KPR,” ujar Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dikutip dari Antara, Minggu (30/11/2025).

Bank dengan kode saham BBTN ini menargetkan penggalangan dana Rp 2 triliun dari obligasi subordinasi dan Rp 300 miliar dari social bond. Pada masa penawaran awal, BTN menawarkan kupon indikatif 5,85–6,75 persen untuk tenor 5 tahun dan 5,25–5,75 persen untuk tenor 3 tahun.

Antusiasme investor pun tinggi, terlihat dari pesanan yang masuk jauh melampaui target awal, baik pada obligasi subordinasi maupun social bond.

Pencapaian ini menjadi sinyal positif terhadap kepercayaan investor pada kinerja BTN, terutama di tengah fokus bank dalam memperkuat modal dan memperluas pembiayaan perumahan nasional.

Nixon menjelaskan, pemesanan untuk obligasi subordinasi mencapai Rp 2,93 triliun atau 1,47 kali dari target Rp 2 triliun. Sementara itu, pemesanan social bond mencapai Rp 1,64 triliun, atau melonjak hingga 5,47 kali dibanding target Rp 300 miliar.

Ia menyebut, tingginya minat investor tak lepas dari fundamental BTN yang solid.

Menurut Nixon, rasio kecukupan modal (CAR) BTN per Oktober 2025 berada pada level 18,16 persen. Namun peningkatan CAR tetap diperlukan agar pertumbuhan kredit 8–10 persen dapat terjaga, terutama kredit pemilikan rumah (KPR) dan sektor perbankan ritel.

PUB obligasi berwawasan sosial ini juga menjadi penerbitan pertama BTN dalam skema tersebut. Selain memperluas sumber pendanaan, penerbitan ini memperkuat inklusi keuangan serta mendukung agenda pembangunan nasional, termasuk program Astacita yang menekankan keberlanjutan.

Nixon menambahkan, dana dari social bond akan dialokasikan untuk pembiayaan rumah subsidi dan hunian terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Selain itu, pendanaan juga digunakan untuk infrastruktur dasar perumahan rakyat, pembiayaan UMKM, serta kegiatan ekonomi yang mendorong pembukaan lapangan kerja di sektor perumahan.

Kebijakan ini, menurut Nixon, sejalan dengan peta jalan keberlanjutan jangka panjang BTN yang berlandaskan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).

“Peran ini telah membentuk karakter BTN yang secara alamiah berorientasi sosial,” tuturnya.

BTN memulai penawaran awal pada 21 November 2025 dan menargetkan hasil penerbitan kedua obligasi tersebut efektif pada 12 Desember 2025. Adapun pencatatan di Bursa Efek Indonesia dijadwalkan pada 15 Desember 2025.