Pasien Sudah Sembuh Total, Dinkes Sebut Tahun Ini Ada 6 Kasus Positif COVID-19 di Jabar

1 day ago 12

Liputan6.com, Bandung - Dinas Kesehatan Jawa Barat (Dinkes Jabar) menyebutkan terdapat enam kasus positif terpapar penyakit Corona Virus Diesease 2019 (COVID-19) dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bogor per Mei 2025.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jabar, Rochady Hendra Setia Wibawa, seluruh pasien dari temuan kasus itu telah ditangani secara intensif secara medis dan dinyatakan telah sembuh.

"Sampai saat ini ada enam kasus konfirmasi yang di laporkan di minggu 22 dan sudah mendapatkan penanganan medis dengan baik," ujar Rochady melalui aplikasi perpesanan kepada Liputan6, Bandung, Rabu (4/6/2025).

Meski terdapat empat daerah yang melaporkan paparan COVID-19, Rochady menegaskan saat ini hal yang harus dilakukan masyarakat adalah memahami bahwa penyakit COVID-19 belum sepenuhnya musnah.

Rochady menyebutkan penyakit infeksi menular khusus ini masih tetap ada, namun bergejala seperti penyakit flu atau influenza biasa.

"COVID-19 ini kan memang belum musnah, masih ada diantara kita. Tapi karena sebagian besar msyarakat sudah di vaksin, maka gejala yang timbul seperti flu biasa dan kini COVID-19 masih beredar paparannya," kata Rochady.

Rochady menjelaskan gejala parah paparan COVID-19 terjadi pada orang komorbid alias mempunyai penyakit bawaan sebelumnya. Kelompok ini biasanya meliputi lansia, anak-anak dan orang yg tidak di vaksin.

Namun Rochady menandaskan kelompok yang paling rawan terpapar adalah semua orang yang memiliki komorbid.

"Tetap waspada dengn memakai masker dan cuci tangan serta setelah memegang benda di area publik," imbau Rochady.

Daya Tahan Tubuh Harus Ditingkatkan

Rochady mengingatkan paparan penyakit COVID-19 masih sangat tinggi meski hanya bergejala seperti flu pada umumnya. Tetapi Rochady mengingatkan masyarakat agar meningkatkan dan menjaga daya tahan tubuh.

Pasalnya jika daya tahan tubuh masyarakat yang terpapar penyakit COVID-19 sedang menurun, apalagi ditambah dengan virus subvarian Omicron JN.1 maka harus benar-benar menjaga kesehatan walaupun transmisi penularan yang relatif rendah di tengah mobilisasi penduduk yang cukup tinggi.

"Karena virus ini tentunya masih ada, namun karena sudah banyak yang tervaksin sehingga kekebalan kelompok sudah terbentuk. Untuk varian baru belum bisa dipastikan lebih memungkinkan kekebalan yang sedang turun untuk yang terkena," ungkap Rochady.

Rochady menambahkan pemberian edukasi kepada masyarakat melalui himbauan ke tiap pemerintah kabupaten dan kota untuk meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) serta menjalankan 5M yaitu memakai masker untuk yang sakit, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak ,menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas disesuaikan kebutuhan harus terus dikampanyekan.

Khusus pembatasan kegiatan lanjut Rochady, akan disesuaikan pemberlakukannya. Otoritasnya tetap mengimbau apabila terdapat masyarakat yang mengalami gejala flu atau batuk untuk mengurangi aktivitas di luar.

"Tetapi apabila terpaksa harus berpergian menggunakan masker untuk mengurangi terjadinya penularan ke masyarakat," jelas Rochady.

Sedangkan untuk masalah vaksinasi, Rochady mengatakan vaksinasi booster (penguat) di Jawa Barat pada saat terjadinya pandemi COVID-19 sudah cukup tinggi.

Tetapi tidak menutup kemungkinan apabila terjadi penyebaran lebih luas dan dipandang perlu dilaksanakan vaksinasi ulang atau tambahan akan segera konsultasi ke Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) untuk mendapatkan vaksin.

"Koordinasi berjalan dengan baik dengan pemerintah pusat maudun yang didaerah. Baik dalam pelaporan kasus ataupun kebutuhan-kebutuhan support yang diperlukan. Baik pemeriksaan laboratorium dan lainnya," ungkap Rochady.

Rochady berpesan kepada masyarakat agar tidak panik dalam menyikapi informasi soal COVID-19. Terus menjalankan PHBS dan protokol kesehatan (prokes) 5 M, dianggap Rochady sudah sangat membantu mengelakan paparan penyakit tersebut.

Kenaikan Kasus COVID-19 di Indonesia

Dilansir kanal Health, Liputan6, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa terjadi kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia. Hal itu ia sampaikan saat menemui Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa, 3 Juni 2025.

Budi mengatakan dalam pertemuan tersebut Presiden Prabowo menanyakan mengenai update perkembangan COVID-19 di Tanah Air.

Budi menjawab bahwa memang ada kenaikan kasus infeksi virus akibat SARS-CoV-2. "Itu mengenai COVID, beliau tanya seperti apa. Saya sampaikan bahwa COVID itu memang terjadi kenaikan," kata Menkes Budi kepada wartawan mengutip Antara.

Lebih lanjut, ia menjelaskan kenaikan kasus COVID-19 berasal dari virus yang tidak mematikan bila terinfeksi. "Kenaikan ini adalah varian-varian yang relatif tidak mematikan," katanya.

Maka dari itu, Budi meminta meski ada kenaikan kasus masyarakat tidak usah panik berlebihan.

"Jadi, enggak usah terlalu dikhawatirkan supaya masyarakat tidak panik," katanya.

Di kesempatan itu, Budi mengatakan tren peningkatan kasus COVID-19 di sejumlah negara memang naik, yang berasal dari subvarian Omicron JN.1.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencatat ada tujuh kasus COVID-19 pekan lalu. Kasus tersebut tercatat pada minggu ke-22 tahun 2025 tepatnya tanggal 25 Mei - 31 Mei.

Data ini dilihat berdasarkan laman resmi Infeksi Emerging Kemenkes RI yang Health Liputan6.com pantau pada Selasa, 3 Juni 2025 sore. Pada pekan sebelumnya, yakni minggu ke-21, ditemukan 3 kasus COVID-19.

SE Kewaspadaan terhadap Peningkatan Kasus COVID-19

Kementerian Kesehatan lewat Plt Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit Murti Utami mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan terhadap Peningkatan Kasus COVID-19 pada 23 Mei 2025.

Isi SE bernomor SR.03.01/C/1422/2025 tersebut mengenai peningkatan kewaspadaan akan COVID mengingat kasus COVID-19 di beberapa negara Asia seperti Thailand, Hongkong , Malaysia dan Singapura naik.

"Memasuki minggu ke-12 tahun 2025 sampai dengan saat ini, COVID-19 menunjukkan peningkatan di beberapa negara di kawasan Asia, yaitu Thailand, Hongkong, Malaysia maupun Singapura," tulis Murti Utami.

Lewat SE tersebut, Kemenkes pusat meminta agar dinas kesehatan serta beberapa UPT lebih waspada hadapi COVID.

"Surat edaran ini bertujuan dalam rangka meningkatkan kewaspadaan COVID-19 maupun penyakit potensial KLB/ Wabah lainnya bagi Dinas Kesehatan, UPT Bidang Kekarantinaan Kesehatan, UPT Bidang Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan para pemangku kepentingan," tulis Murti Utami.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |