Obligasi Jadi Senjata IIF Perkuat Ekosistem Investasi Berkelanjutan

Liputan6.com, Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) berpartisipasi dalam Orange Forum 2025 yang menekankan pentingnya obligasi untuk menjalankan langkah investasi berkelanjutan. Gelaran ini diadakan oleh Impact Investment Exchange bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (IDX).

Acara ini mempertemukan sekitar 300 investor institusional, pembuat kebijakan, serta pemimpin masyarakat sipil untuk membahas strategi peningkatan solusi Orange Capital secara global.

Chief Financial Officer Indonesia Infrastructure Finance Eri Wibowo menjelaskan, IIF terus memperkuat kontribusinya sebagai katalis pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Ia menyoroti pencapaian IIF dalam penerbitan instrumen pembiayaan bertema keberlanjutan.

“Salah satu tonggak penting dalam perjalanan IIF adalah penerbitan Green Perpetual Notes tahun 2023 senilai Rp 335,19 miliar, yang kemudian dicatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal awal Januari 2024. Instrumen ini merupakan bagian dari strategi IIF untuk memperkuat struktur modal sambil tetap menyalurkan dana ke proyek ramah lingkungan yang berdasarkan prinsip Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL)," kata dia dalam keterangannya, Kamis (20/11/2025).

Sebelumnya, pada Januari 2021, IIF juga menerbitkan obligasi berkelanjutan untuk membiayai atau membiayai kembali proyek-proyek terkait energi terbarukan, efisiensi energi, pengendalian polusi, transportasi ramah lingkungan, pengelolaan air berkelanjutan, adaptasi perubahan iklim, bangunan hijau, infrastruktur dasar yang terjangkau, layanan esensial, perumahan terjangkau, hingga ketahanan dan sistem pangan berkelanjutan.

Pada November 2025, IIF berhasil menuntaskan program Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) 2023 melalui penerbitan obligasi senilai Rp1,5 triliun. Antusiasme pasar terlihat dari tingkat oversubscription yang mencapai lebih dari enam kali.

Meski demikian, Eri menyadari masih terdapat sejumlah tantangan dalam mengembangkan pasar pembiayaan berkelanjutan di Indonesia.

Ia menyebutkan terbatasnya proyek infrastruktur hijau serta belum adanya insentif yang secara langsung dirasakan oleh penerbit obligasi tematik.

Partisipasi IIF dalam forum global seperti Orange Bond Forum 2025 semakin menegaskan perannya sebagai aktor penting dalam mendorong ekosistem pembiayaan berkelanjutan di Indonesia.

Sebelumnya diwartakan PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) mencatat kinerja positif selama sembilan bulan pertama 2025, dengan laba sebelum pajak mencapai Rp 175 miliar. Angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 34% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Presiden Direktur & CEO IIF Rizki Pribadi Hasan menjelaskan, perusahaan yang berperan sebagai katalis pembangunan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia terus memperkuat posisinya sebagai penyedia pembiayaan dan konsultasi untuk berbagai sektor infrastruktur.

"Fokus utama IIF meliputi energi terbarukan, infrastruktur digital, dan fasilitas pengolahan air, yang secara keseluruhan menyumbang sekitar 55% dari total pembiayaan," jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (31/10/2025).

"Selain itu, IIF turut membiayai proyek jalan tol, bandara, rumah sakit, dan pelabuhan," tambah dia. 

Selain mencatat laba sebelum pajak yang kuat, hingga September 2025 perusahaan juga meraih Laba Bersih sebesar Rp 124 miliar, tumbuh 28% YoY.

Pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan bunga 11% menjadi Rp 987 miliar, serta penurunan beban bunga 9% menjadi Rp 558 miliar.