Laporan Liputan6.com dari Tokyo: Toyota Kembangkan 'Bensin' Masa Depan dari Komoditas Non-pangan

1 day ago 6

Liputan6.com, Tokyo - Di tengah perdebatan global mengenai penggunaan bahan pangan untuk energi, Toyota Motor Corporation (TMC) mengambil langkah maju dengan serius mengkaji produksi etanol dari komoditas non-pangan. Raksasa otomotif ini kini menyoroti sorgum, tanaman tangguh yang berpotensi menjadi 'bensin' masa depan, tanpa harus mengorbankan pasokan makanan dunia.

Inisiatif ini diumumkan langsung oleh Wakil Presiden Eksekutif sekaligus Chief Technology Officer (CTO) TMC, Hiroki Nakajima di Tokyo, Jepang. Menurutnya, inovasi ini krusial untuk menjawab dilema etis yang selama ini membayangi industri biofuel.

"Secara global, pemanfaatan bahan pangan untuk memproduksi bahan bakar kendaraan kerap memunculkan perdebatan apakah itu sesuatu yang etis. Itulah mengapa penting untuk terus mengembangkan riset etanol berbasis komoditas non-pangan," kata Nakajima, ditulis Senin (3/11/2025).

Mengapa Sorgum Dipilih?

Saat ini, produksi etanol dunia masih sangat bergantung pada tanaman pangan utama seperti tebu dan jagung. Toyota melihat sorgum sebagai alternatif ideal karena beberapa keunggulan kunci:

  • Tahan Kering: Tanaman ini mampu tumbuh subur tanpa membutuhkan banyak air.
  • Produktif: Sorgum berpotensi dipanen hingga tiga kali dalam setahun.
  • Spesifik: Memiliki varietas khusus untuk bahan biomassa atau bioetanol, yang berbeda dari varietas untuk pangan atau pakan ternak.

"Saat ini riset tersebut masih dalam tahap eksperimental, namun kami optimistis bahwa etanol berbasis non-pangan dapat menjadi solusi penting untuk memperluas pemanfaatan biofuel di berbagai wilayah," ujar Nakajima, seraya menambahkan bahwa penelitian ini juga dilakukan bersama sejumlah perusahaan otomotif lain.

Mesin Toyota Sudah Siap

Langkah ini adalah bagian dari strategi besar Toyota yang dikenal sebagai Multi-Pathway Approach (MPA). Melalui MPA, Toyota tidak hanya bertaruh pada satu teknologi, melainkan mengembangkan berbagai jalur menuju netralitas karbon. Ini mencakup kendaraan listrik (BEV), hybrid (HEV), plug-in hybrid (PHEV), hidrogen (FCEV), serta optimalisasi mesin pembakaran dalam (ICE) yang bisa meminum biofuel.

Presiden Pusat Pengembangan Rekayasa Mesin Netral Karbon TMC, Keiji Kaita, menegaskan bahwa dari sisi kesiapan teknologi, mayoritas mesin bensin Toyota saat ini sudah bisa menggunakan bahan bakar campuran etanol dalam berbagai level.

"Artinya setiap negara dapat menyesuaikan penerapannya dengan mempertimbangkan kondisi iklim, infrastruktur, maupun kebijakan energi masing-masing," kata Kaita.

Kesiapan teknologi Toyota ini sangat relevan dengan Indonesia, di mana pemerintah baru-baru ini menyatakan rencana untuk menerapkan kewajiban bensin campuran etanol 10 persen (E10), yang dijadwalkan mulai berlaku pada 2027. Dengan adanya riset sorgum, visi Indonesia untuk mandiri energi menjadi selangkah lebih dekat tanpa harus mengorbankan ketahanan pangan nasional.

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |