Toyota Supra Pamit, Akhiri Era Mesin Konvensional dan Siap Sambut Masa Depan Elektrifikasi

Liputan6.com, Jakarta - Dunia otomotif kembali kehilangan salah satu ikon legendarisnya. Toyota resmi mengumumkan bahwa produksi Toyota Supra generasi kelima (A90) akan dihentikan pada awal tahun mendatang. Kabar ini menjadi perpisahan yang penuh nostalgia bagi para pecinta mobil sport, terutama mereka yang tumbuh bersama citra Supra sebagai simbol kecepatan dan gaya.

Sejak pertama kali hadir pada 2019, Supra A90 menjadi momentum kembalinya kejayaan mobil sport Toyota setelah vakum hampir dua dekade. Mobil ini menjadi hasil kolaborasi erat antara Toyota dan BMW, berbagi platform dengan BMW Z4 generasi G29.

Di balik kap mesinnya, Supra A90 membawa mesin BMW B58 3.0 liter enam silinder segaris turbocharged, yang mampu menghasilkan tenaga 382 hp dan torsi 500 Nm. Perpaduan antara tenaga besar dan pengendalian presisi menjadikannya salah satu mobil sport paling menggoda di kelasnya.

Setelah enam tahun mengaspal, Toyota memutuskan untuk menghentikan produksi Supra. Langkah ini disebut bukan disebabkan oleh menurunnya minat pasar, melainkan sebagai bagian dari strategi besar Toyota dalam menata arah baru menuju era elektrifikasi.

Supra A90 akan resmi berhenti diproduksi pada Maret 2026, menandai berakhirnya era penting bagi lini mobil sport Toyota.

“Produksi Supra akan berakhir pada Maret 2026. Terima kasih atas dukungan dari seluruh pelanggan kami selama ini,” tulis Toyota dalam pernyataan resminya yang dikutip dari Motor1.com.

Pihak pabrikan juga menyarankan para pelanggan yang berminat terhadap model pengganti untuk menghubungi dealer resmi Toyota di wilayah masing-masing.

Bagi banyak penggemar, keputusan ini dianggap sebagai “akhir dari era klasik”, karena Supra menjadi salah satu mobil sport terakhir Toyota yang tetap mempertahankan karakter mesin konvensional di tengah tren global menuju mobil listrik.

Sebagai bentuk penghormatan terhadap perjalanan panjangnya, Toyota menghadirkan Supra Final Edition di beberapa pasar seperti Jepang dan Eropa. Versi edisi khusus ini dibalut dengan warna eksklusif Horizon Blue, dilengkapi emblem “Final Edition”, serta interior yang menampilkan balutan Alcantara dengan jahitan kontras khas mobil sport.

Model ini hanya diproduksi dalam jumlah sangat terbatas, membuatnya menjadi incaran para kolektor dan penggemar sejati Supra di seluruh dunia. Toyota menyebut peluncuran versi Final Edition ini sebagai “perpisahan manis” sebelum Supra benar-benar meninggalkan jalur produksi.

Meskipun Supra akan segera pamit, Toyota memastikan semangat mobil sport tersebut tidak akan padam. Pabrikan asal Jepang itu tengah menyiapkan penerusnya dengan pendekatan baru yang lebih ramah lingkungan dan futuristik.

Banyak pihak memprediksi Supra berikutnya akan hadir dalam versi Hybrid atau bahkan Full Electric, sejalan dengan rencana besar Toyota untuk meluncurkan lebih dari 30 model kendaraan listrik hingga tahun 2030.

Langkah ini juga menjadi bagian dari restrukturisasi lini performa Toyota, terutama di bawah divisi Gazoo Racing (GR), yang selama ini menjadi rumah bagi model performa tinggi seperti GR Yaris, GR86, dan tentu saja Supra.

Beberapa analis industri otomotif menilai bahwa Supra generasi berikutnya kemungkinan akan menggunakan arsitektur Gazoo Racing EV, platform baru yang tengah dikembangkan Toyota untuk menyeimbangkan antara performa, bobot, dan sensasi berkendara khas Supra.

Keputusan untuk menghentikan produksi Supra sekaligus menandai pergeseran filosofi Toyota dalam dunia mobil sport.

Jika sebelumnya fokus pada mesin konvensional berperforma tinggi, kini Toyota mulai mengarahkan energi mereka pada pengembangan teknologi elektrifikasi tanpa mengorbankan karakter “fun to drive” yang menjadi DNA merek tersebut.

CEO Toyota Motor Corporation, Koji Sato, juga menegaskan bahwa perusahaan akan terus menghadirkan mobil yang mampu memicu emosi dan semangat berkendara, meski dalam bentuk kendaraan listrik.

“Kami ingin menciptakan mobil listrik yang tetap menghadirkan gairah dan sensasi seperti mengendarai mobil sport sejati,” ujarnya dalam beberapa kesempatan.

Bagi dunia otomotif, Supra bukan sekadar mobil. Ia adalah ikon budaya dan simbol performa Jepang yang telah hidup hampir setengah abad, mulai dari era klasik A40 dan A60, hingga mencapai puncak popularitasnya lewat generasi A80 yang legendaris. Supra A90 menjadi penerus semangat itu di era modern, sekaligus penutup elegan bagi perjalanan mesin konvensional Toyota.

Meski produksinya akan berakhir, warisan Supra akan terus hidup di hati para penggemar kecepatan. Dengan arah baru yang lebih elektrifikasi, Toyota tampaknya siap membawa nama besar Supra ke masa depan, dengan tenaga yang lebih bersih, teknologi yang lebih maju, namun tetap mempertahankan jiwa sport sejati.