Liputan6.com, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI) memutuskan untuk tidak membagiu dividen pada 2025. Laba yang diperoleh di 2024 akan digunakan untuk menambah saldo laba ditahan Perseroan.
Presiden Direktur PT Krom Bank Indonesia Tbk Anton Hermawan menjelaskan, dalam RUPST para pemegang saham telah menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan pada 2024 sebesar Rp 124 miliar atau 100% seluruhnya digunakan untuk menambah saldo laba ditahan Perseroan (Retained Earning).
"Keputusan pemegang saham dalam rapat ini menjadi pijakan strategis bagi arah bisnis perseroan ke depan. Selain itu, keputusan untuk sepenuhnya mengalokasikan laba untuk menambah saldo ditahan akan memberikan ruang bagi pertumbuhan secara jangka panjang, terutama di tengah kondisi pasar keuangan yang menantang," jelas dia dalam keterangan tertulis, Rabu (21/5/2025).
Menurut Anton, alokasi laba ini memberikan fleksibilitas untuk berinvestasi pada inovasi produk dan inisiatif baru, yang diharapkan dapat menarik lebih banyak nasabah dan meningkatkan pendapatan.
Untuk diketahui, Krom Bank mencatatkan perolehan pendapatan bunga bersih (audited) meningkat 125% year-on-year (Y-o-Y) menjadi Rp 965 miliar pada 2024 dari Rp 429 miliar pada 2023. Peningkatan laba ini seiring dengan pertumbuhan penyaluran kredit yang signifikan.
Krom Bank Cetak Pendapatan Bunga Bersih Rp 965 Miliar pada 2024
Sebelumnya, PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI) mencatat pertumbuhan kinerja keuangan signifikan sepanjang 2024. Pendapatan bunga bersih yang telah diaudit tercatat sebesar Rp965 miliar, meningkat 125% dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka Rp429 miliar.
Pertumbuhan ini terutama didorong oleh ekspansi kredit yang agresif seiring meningkatnya kebutuhan layanan keuangan digital.
Presiden Direktur Krom Bank, Anton Hermawan menilai, capaian ini sebagai bukti strategi perusahaan berjalan dengan baik. Ia menyampaikan pendekatan digital yang fleksibel dan skalabel menjadi kekuatan utama perusahaan dalam menjawab kebutuhan nasabah masa kini.
“Kinerja kami di tahun 2024 ini mencerminkan langkah Krom yang semakin kokoh sebagai bank digital yang agile dengan skalabilitas tinggi. Pencapaian ini merupakan hasil dari strategi bisnis yang solid dan prudent dalam menghadirkan solusi keuangan yang tidak hanya digital-friendly, tetapi juga menjawab kebutuhan nyata para nasabah,” kata Anton dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (9/4/2025).
Ekspansi Kredit dan Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
Total aset Krom meningkat 83% secara tahunan (yoy), menjadi Rp6,65 triliun. Pada saat yang sama, penyaluran kredit tumbuh 131% dari Rp1,83 triliun pada 2023 menjadi Rp4,25 triliun di 2024. Kenaikan tersebut dipengaruhi oleh lonjakan dana pihak ketiga (DPK) serta optimalisasi teknologi dalam memperluas jangkauan layanan.
DPK Krom melonjak hampir sembilan kali lipat menjadi Rp3,16 triliun dari sebelumnya Rp348 miliar. Pertumbuhan ini sebagian besar berasal dari peningkatan tabungan dan deposito nasabah.
Meskipun ekspansi dilakukan secara agresif, Krom tetap mencatatkan laba bersih stabil sebesar Rp124 miliar, tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh langkah konservatif perusahaan dalam meningkatkan rasio pencadangan guna menjaga kualitas aset.
Kualitas Aset dan Modal Tetap Kuat
Dari sisi kualitas aset, rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) gross tercatat sebesar 3,12%. Angka ini menunjukkan manajemen risiko yang baik dalam mengelola ekspansi kredit yang cepat. Sebagai bentuk antisipasi terhadap risiko, perusahaan juga meningkatkan rasio pencadangan dari 4,67% menjadi 6,46% Y-o-Y.
Sementara itu, kekuatan permodalan Krom tetap solid dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/KPMM) mencapai 82,63%, jauh di atas batas minimum yang ditetapkan oleh regulator. Dengan modal yang sehat, perusahaan berada dalam posisi kuat untuk mempertahankan pertumbuhan secara berkelanjutan.