Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada perdagangan Selasa (20/5/2025). Koreksi IHSG terjadi di tengah aksi jual saham oleh investor asing.
Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup anjlok 0,65% ke posisi 7.094,60. Indeks LQ45 terpangkas 1,12% ke posisi 802,54. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.202,81 dan level terendah 7.088,62. Sebanyak 388 saham melemah sehingga bebani IHSG. 247 saham menguat dan 172 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.472.773 kali dengan volume perdagangan 25,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 16,2 triliun. Investor asing menjual saham senilai Rp 406,19 miliar. Dengan demikian, investor asing lepas saham senilai Rp 48,83 triliun sepanjang 2025. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.410.
Pada perdagangan Selasa pekan ini, saham AKRA ditutup stagnan di posisi Rp 1.270 per saham. Harga saham AKRA berada di level tertinggi Rp 1.300 dan level terendah Rp 1.265 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.658 kali dengan volume perdagangan 113.169 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 14,5 miliar.
Harga saham ESSA ditutup naik 3,28% ke posisi Rp 630 per saham. Harga saham ESSA dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 635 per saham. Saham ESSA berada di level tertinggi Rp 665 dan level terendah Rp 610 per saham. Total frekuensi perdagangan 13.745 kali dengan volume perdagangan 1.814.728 saham. Nilai transaksi Rp 115,1 miliar.
Sektor Saham
Saham PTRO ditutup naik 0,63% ke posisi Rp 3.170 per saham. Harga saham PTRO dibuka di posisi Rp 3.240 per saham dari penutupan sebelumnya Rp 3.150 per saham. Total frekuensi perdagangan 22.978 kali dengan volume perdagangan 845.886 saham. Nilai transaksi Rp 273,8 miliar.
Mayoritas sektor saham memerah kecuali sektor saham kesehatan naik 0,62% dan sektor saham transportasi bertambah 0,31%.
Sementara itu, sektor saham consumer siklikal susut 1,24%, dan catat koreksi sektor saham terbesar. Sektor saham energi turun 0,42%, sektor saham basic melemah 0,45%, sektor saham industri turun 1,18%, sektor saham consumer nonsiklikal tergelincir 1,16%.
Lalu sektor saham keuangan susut 0,30%, sektor saham properti terpangkas 0,78%, sektor saham teknologi merosot 0,39%, dan sektor saham infrastruktur turun 0,72%.
Apa Saja Sentimen IHSG?
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menuturkan, bursa regional Asia menguat yang ditopang rangkaian stimulus kebijakan China.
“Di mana pasar merespon kebijakan moneter PBoC yang memangkas suku bunga pinjaman utamanya untuk pertama kalinya sejak Oktober 2024 ke posisi terendah baru, untuk mendukung ekonomi yang lesu dan mengimbangi dampak kenaikan tarif Amerika Serikat (AS),” kata dia, seperti dikutip dari Antara.
PBoC memotong suku bunga acuan pinjaman (LPR) 1 tahun sebesar 1 basis poin menjadi 3,0 persen, dan LPR 5 tahun diturunkan dengan margin yang sama menjadi 3,5 persen.
“Pelaku pasar menilai pemangkasan itu merupakan langkah yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi yang lesu di tengah ketegangan perdagangan yang mengancam akan menghambat pertumbuhan,” kata dia.
Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan arah kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 20 dan 21 Mei 2025.
Pelaku pasar memiliki pandangan BI memiliki ruang untuk memangkas suku bunga acuannya, secara konsensus memperkirakan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5,5 persen dari sebelumnya 5,75 persen.
Penurunan suku bunga akan meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong pelaku usaha untuk berinvestasi lebih banyak, yang pada gilirannya dapat menopang pertumbuhan ekonomi.
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham PICO melonjak 34,85%
- Saham COCO melonjak 34,62%
- Saham TRIN melonjak 28,26%
- Saham LAJU melonjak 28%
- Saham PTIS melonjak 24,82%
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham KOPI merosot 15%
- Saham DKHH merosot 14,94%
- Saham NAIK merosot 12,95%
- Saham IDPR merosot 12,62%
- Saham TCID merosot 12,03%
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BBCA senilai Rp 1,5 triliun
- Saham BBRI senilai Rp 886,9 miliar
- Saham BMRI senilai Rp 792,3 miliar
- Saham CUAN senilai Rp 760,8 miliar
- Saham ADRO senilai Rp 718,2 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham ADRO tercatat 54.907 kali
- Saham PGEO tercatat 41.373 kali
- Saham BBRI tercatat 37.081 kali
- Saham CUAN tercatat 35.058 kali
- Saham BBCA tercatat 33.564 kali
Bursa Saham Asia Pasifik
Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Selasa, 20 Mei 2025. Penguatan bursa saham Asia Pasifik ini seiring China memangkas suku bunga pinjaman utama sebesar 10 basis poin dalam upaya meningkatkan ekonomi. Hal ini di tengah ketegangan perdagangan yang akan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Bank Sentral China memangkas suku bunga acuan pinjaman 1 tahun menjadi 3% dari 3,1% dan suku bunga acuan pinjaman lima tahun menjadi 3,5% dari 3,6%.
Selain itu, indeks Hang Seng di Hong Kong naik 1,49% hingga ditutup ke posisi 23.681,48. Indeks CSI 300 di China menguat 0,57% hingga ditutup posisi 3.899,37. Demikian mengutip dari CNBC, Selasa pekan ini.
Indeks Nikkei 225 di Jepang menguat 0,08% ke posisi 37.529,49. Indeks Topix naik tipis 0,02% hingga ditutup ke posisi 2.738,83. Indeks Kospi di Korea Selatan mendatar di posisi 2.601,8. Indeks Kosdaq naik 0,25% dan ditutup ke posisi 715,55. Lalu indeks ASX 200 di Australia naik 0,58% dan ditutup ke posisi 8.343,3.
Bank Sentral Australia Pangkas Suku Bunga Acuan
Bank sentral Australia memangkas suku bunga kebijakannya menjadi 3,85%, level terendah sejak Mei 2023, karena kekhawatiran inflasi di negara itu terus mereda, memberi ruang bagi bank untuk melonggarkan kebijakan moneter.
Inflasi Australia sedang dalam tren menurun, dengan inflasi utama terbaru mencapai level terendah dalam empat tahun sebesar 2,4% pada kuartal pertama 2025.
Bank Sentral Australia telah menekankan dalam pernyataan kebijakan moneter sebelumnya bahwa membawa inflasi ke kisaran target 2% hingga 3% secara berkelanjutan tetap menjadi prioritas tertinggi. Commonwealth Bank of Australia memperkirakan RBA akan memangkas suku bunga tunai sebesar 25 basis poin menjadi 3,85%.