Hotel Fitra International Incar Pendapatan Rp 15,14 Miliar

8 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - PT Hotel Fitra International Tbk (FITT) menargetkan pendapatan koperasi tahun 2025 mencapai sekitar Rp 15,14 miliar. Target ini tidak terlepas dari strategi yang konsisten dengan tahun sebelumnya, yaitu mengoptimalkan okupansi hotel dan penyewaan Convention Hall sebagai sumber utama pemasukan. Convention Hall selama ini menjadi andalan dalam mendatangkan pendapatan dari berbagai kegiatan skala besar.

Selain strategi lama, Hotel Fitra International juga menyiapkan inovasi baru guna mendorong pencapaian target. Inovasi tersebut mencakup menjalin kemitraan strategis dengan pemerintah pusat dan daerah serta menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan perusahaan-perusahaan korporat. Tujuannya adalah memperluas basis klien yang menggunakan fasilitas milik koperasi.

Untuk memperkuat daya tarik hotel, konsep hotel ramah keluarga juga akan diluncurkan. Fasilitas permainan anak atau playground akan ditambahkan agar keluarga merasa lebih nyaman saat menginap.

"Kami juga akan melakukan inovasi seperti menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah dan pusat, menandatangani MoU dengan perusahaan-perusahaan korporat, serta menghadirkan konsep hotel ramah keluarga dengan menambahkan fasilitas permainan anak atau playground agar keluarga merasa nyaman dan betah di hotel," kata Direktur Utama PT Hotel Fitra International Tbk, Joni Rizal dalam paparan publik insidentil, Rabu (21/5/2025).

Kerugian Kuartal I 2025 Tembus Rp 2,69 Miliar

Perusahaan mencatat kerugian sebesar Rp 2,69 miliar hingga Maret 2025. Kerugian ini disebabkan oleh penurunan pendapatan yang cukup signifikan akibat kebijakan efisiensi anggaran dari pemerintah pusat maupun daerah. Kondisi ini memberikan tekanan langsung terhadap pendapatan dari Convention Hall, yang selama ini menjadi sumber utama dari kegiatan seremonial instansi pemerintah.

Kebijakan baru tersebut melarang penggunaan anggaran untuk acara-acara seremonial, sehingga permintaan atas penyewaan fasilitas menurun drastis. Kondisi pasar di sektor hospitality pun ikut terdampak. Hal ini memaksa manajemen untuk mencari alternatif pasar guna menjaga kesinambungan operasional perusahaan.

Sebagai strategi pemulihan, perusahaan akan memperluas jaringan kerja sama dengan pihak swasta, biro perjalanan, serta komunitas keagamaan. Fokus akan diarahkan kepada kelompok Islam yang memiliki aktivitas rutin seperti umrah dan haji yang membutuhkan akomodasi dan ruang pertemuan.

“Biasanya pendapatan kami berasal dari penyewaan Convention Hall untuk acara pemerintah, namun kebijakan baru melarang penggunaan anggaran untuk acara seremonial," jelas Joni.

Capex 2025 Fokus pada Kertajati Umroh Park Senilai Rp 12 Miliar

Perseroab menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 12 miliar untuk tahun 2025. Dana ini akan sepenuhnya dialokasikan untuk pembangunan Kertajati Umroh Park. Proyek ini dinilai strategis dan diharapkan dapat mendukung pertumbuhan kinerja induk usaha secara berkelanjutan.

Kertajati Umroh Park dirancang untuk menjadi destinasi yang dapat menarik minat kelompok umrah dan haji, serta menjadi pusat aktivitas masyarakat berbasis religi. Dengan pembangunan yang ditargetkan dimulai dalam waktu dekat, perusahaan berharap dapat segera menciptakan dampak ekonomi yang positif, khususnya dalam meningkatkan utilisasi aset dan layanan yang ditawarkan.

Proyek ini juga selaras dengan arah jangka panjang perusahaan yang ingin memperkuat posisinya di sektor hospitality berbasis spiritual dan komunitas. “Capex tahun ini sekitar Rp 12 miliar dan dialokasikan untuk pembangunan Kertajati Umroh Park. Kami berharap pembangunan ini bisa segera dimulai agar memberikan dampak positif terhadap induk usaha," kata Joni.

Lonjakan Saham hingga Suspensi

Joni menegaskan lonjakan harga saham FITT hingga suspensi, murni karena dinamika pasar. Hal ini disebabkan oleh tingginya porsi kepemilikan publik atas saham, yang mencapai 58%, dan bukan karena aksi korporasi tertentu.

Untuk mengembalikan kepercayaan investor, perusahaan berkomitmen memperbaiki kinerja secara menyeluruh dan memastikan target pendapatan tahun 2025 sebesar Rp15 miliar dapat tercapai.

“Suspensi kemarin merupakan murni akibat dinamika pasar karena 58% saham dimiliki publik, dan tidak ada aksi korporasi dalam waktu dekat,” jelas Joni.

Joni menjelaskan bahwa pergerakan saham FITT dan peningkatan volume transaksi mulai terlihat sejak 14 Mei 2025. Kala itu, saham FITT ditutup di level Rp 210 per lembar, dengan volume transaksi mencapai 9,62 juta saham. Sehari berselang, harga saham melonjak 24,76 persen ke posisi Rp 262 per saham, dengan lonjakan volume mencapai 15,82 juta saham.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |