Liputan6.com, Bandung - Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menilai bahwa Thailand patut dijadikan contoh soal pengembangan bisnis kuliner. Negeri Gajah Putih itu dianggap berhasil mengangkat kuliner khasnya punya pamor di mata mancanegara, di antaranya adalah Tomyum.
Hal itu Farhan ungkapkan pada kegiatan, Gastrodiplomacy Journey: Immersive Culinary Experiences of Indonesia and Thailand, di Pendopo Kota Bandung, Minggu 27 April 2025.
“Kegiatan ini menjadi sebuah contoh bahwa kita perlu belajar banyak dari Thailand, soal kulinernya sampai mendunia. Dengan menu paling terkenal yaitu Tomyum dikenal seluruh dunia sampai mengenal produk lainnya,” kata Farhan.
Kota Bandung, kata Farhan, memiliki kuliner khas yang sepatutnya punya potensi lebih dikenal secara luas. Bahkan, ada beberapa kuliner yang sudah dinyatakan sebagai warisan budaya tak benda seperti mie kocok, batagor dan Tahu Cibuntu.
Selain itu, "Kota Bandung punya tiga jenis makanan yang populer di Indonesia yaitu seblak, cireng dan cilok. Tiga makanan ini merakyat dan terkenal,” sambung Farhan.
Menurutnya, pengembangan bisnis kuliner ini bisa dimanfaatkan budaya gastronomi sebagai alat diplomatik lebih erat dengan negara lain.
“Saya kira bersama dengan ini bisa memanfaatkan budaya gastronomi sebagai alat untuk diplomasi,” ujarnya.
“Saya minta unsur akademisi untuk sumber pangan di Kota Bandung. Karena konsumsi tinggi nanti akan bermanfaat bagi kita, Kota Bandung itu salah satu pusat perdagangan produk makanan, sehingga dibutuhkan penelitian,” sambungnya.
Deputi Bidang Usaha Menengah, Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Bagus Rachman mengatakan, Thailand terkenal dengan aroma rempah-rempahnya, di Indonesia pun demikian bisa menguatkan hal tersebut.
“Bumbu rempah menjadi hal utama, kita perkuat. Sehingga akan menjadi branding Indonesia bagi negara lain khas dengan bumbu rempahnya,” tutur Bagus.
75 Tahun Indonesia - Thailand
Kota Bandung diketahui menjadi tuan rumah perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Thailand bertema ‘Immersive Culinary Experiences of Indonesia and Thailand’ di Pendopo Kota Bandung, Minggu 27 April 2025.
Melalui keterangan pers, Pemerintah Kota Bandung menyampaikan, hubungan diplomatik itu di antaranya dirayakan lewat kekhasan kuliner. Misalnya, makanan khas di Indonesia seperti nasi goreng, sate, dan batagor beradu kelezatan dengan thai tea, sop tomyum dari Thailand.
Gastrodiplomacy Journey bertema ‘Immersive Culinary Experiences of Indonesia and Thailand’ ini merupakan kerja sama antara Universitas Padjadjaran, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kedutaan Besar Thailand untuk Indonesia. Kegiatan ini diisi dengan sesi Gastrodiplomacy Talk dan live cooking.
“Ini merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi Kota Bandung, karena menjadi tuan rumah kegiatan ini. Bukan hanya mencerminkan eratnya hubungan antar negara, namun juga memperkuat jalinan budaya yang kaya melalui diplomasi kuliner, “ kata Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan.
Menurutnya, kuliner telah lama menjadi jembatan antar bangsa dan ini bukan sekadar soal rasa, tetapi juga tentang sejarah identitas dan nilai-nilai yang diwariskan lintas generasi.
“Setiap cita rasa masakan Indonesia dan Thailand, kita bisa menemukan cerita, semangat gotong royong dan kearifan lokal yang menjadi pondasi kehidupan masyarakat,” ungkapnya.
Dengan kegiatan tersebut, lanjut Farhan, mampu mempererat tali persahabatan yang telah terjalin selama 7 dekade lebih, serta membuka ruang kolaborasi baru dalam bidang pariwisata, ekonomi kreatif dan pertukaran budaya antar negara.
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Siti Nugraha Mauludiah mengatakan, program ini dirancang untuk meningkatkan peran gastronomi Indonesia sebagai alat diplomasi yang kuat, yang melampaui batas dan memupuk persatuan.
“Dengan merayakan tradisi kuliner Indonesia dan Thailand, kita tidak hanya menghormati warisan bersama, tetapi juga membuka jalan untuk kolaborasi yang lebih dalam dan kontak antar masyarakat yang lebih dekat,” ujarnya.
Sementara itu, Duta Besar Thailand untuk Indonesia, Prapan Disyatat berharap kegiatan diplomatik antara Thailand dan Indonesia terus berlanjut. Bukan hanya bidang politik saja, tetapi kuliner dan budaya pun mampu meningkatkan kerjasama.
“Saya harap hubungan diplomatik ini terus berjalan, apalagi bidang kuliner dan budaya menjadi bagian terpenting,” ungkapnya.
Dukungan pun dilontarkan oleh Rektor Universitas Padjadjaran, Arief Sjamsulaksan Kartasasmita siap mendukung hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Thailand.
“Kami ada berbagai fakultas yang mampu mendukung program diplomatik ini. Sehingga dukungan dari akademisi pun siap membantu,” tuturnya.