Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berbalik arah ke zona merah hingga penutupan perdagangan sesi pertama, Kamis (25/9/2025). Koreksi saham BUMI terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga memerah.
Mengutip data RTI, harga saham BUMI ditutup merosot 1,34% ke posisi Rp 147 per saham pada sesi pertama. Harga saham BUMI dibuka melemah satu poin ke posisi Rp 148 per saham dari posisi sebelumnya Rp 149. Harga saham BUMI berada di level tertinggi Rp 159 dan terendah Rp 145 per saham.
Total frekuensi perdagangan 82.924 kali dengan volume perdagangan 77.141.584 saham. Nilai transaksi harian Rp 1,2 triliun.
Berdasarkan data Google Finance, secara year to date, saham BUMI melonjak 21,14%.
Sementara itu, IHSG susut 0,62% ke posisi 8.075 hingga penutupan perdagangan sesi pertama. IHSG dibuka naik ke posisi 8.130,02. Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 8.146,09 dan terendah 8.055,92. Sebanyak 229 saham menguat dan 431 saham memerah. Sementara itu, 138 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.703.840 kali dengan volume perdagangan 34,8 miliar saham. Nilai transaksi Rp 14,6 triliun.
Catatkan Obligasi di BEI
Di sisi lain,PT Bumi Resources Tbk mencatatkan obligasi berkelanjutan I Tahap II Tahun 2025 di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar Rp 721,61 miliar.
Obligasi tersebut memiliki dua seri. Pertama, seri A dengan nilai Rp 149,33 miliar berjangka waktu tiga tahun. Tingkat bunga obligasi itu sebesar 8% per tahun. Kedua, seri B dengan nilai Rp 572,28 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,25% per tahun berjangka waktu lima tahun.
“Bunga Obligasi dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak Tanggal Emisi, dimana Bunga Obligasi pertama akan dibayarkan pada tanggal 24 Desember 2025 sedangkan Bunga Obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo Obligasi akan dibayarkan pada tanggal 24 September 2028 untuk Obligasi Seri A dan tanggal 24 September 2030 untuk Obligasi Seri B. Pelunasan Obligasi dilakukan secara penuh (bullet payment) pada saat jatuh tempo,” demikian mengutip dari prospektus yang disampaikan ke BEI.
Dana Hasil Penerbitan Obligasi
Dana hasil penerbitan obligasi itu untuk pengembangan binis sebesar Rp 344,11 miliar. Dana itu dipakai untuk memenuhi kewajiban pembayaran tahap dua dari total nilai rencana akuisisi Wolfram Limited (WFL). Perusahaan asal Australia itu memiliki kegiatan usaha sebagai perusahaan tambang tembaga dan emas.
Lalu sekitar Rp 98,74 miliar akan dipakai untuk memberikan pinjaman kepada WFL. Sedangkan sisanya akan dipakai untuk modal kerja Perseroan. Obligasi tersebut telah mendapatkan pemeringkatan idA+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo.
Transaksi Saham BUMI oleh UBS Group
Dari pengumuman Perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pemegang saham Perseroan yakni UBS Group AG telah menjual 306.758.500 saham BUMI atau setara 0,09% pada 16 September 2025. Harga penjualan saham itu sebesar Rp 117,0585.
“UBS menjual saham untuk kegiatan lindung nilai derivatif klien,” tulis Sekretaris Perusahaan Bumi Resources, Irana Candra Mala dalam keterbukaan informasi BEI.
Setelah transaksi, UBS memiliki 25.971.918.055 saham BUMI atau setara 6,99% dengan status kepemilikan langsung.