Ini Alasan Sampoerna Lepas Seluruh Saham SGRO

Liputan6.com, Jakarta - Grup Sampoerna melalui Twinwood Family Holdings Limited mengumumkan penjualan seluruh saham PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) sebesar 65,721 persen kepada AGPA Pte. Ltd., anak perusahaan Posco International Corporation. Aksi korporasi ini menjadi langkah strategis Grup Sampoerna dalam menata ulang portofolio sekaligus membuka peluang baru bagi keberlanjutan bisnis di Indonesia.

Presiden Direktur Grup Sampoerna, Bambang Sulistyo, mengatakan pihaknya bersyukur dapat menemukan pemilik baru yang diyakini mampu membawa SGRO melangkah lebih jauh.

“Kami sangat bersyukur karena telah menemukan rumah baru bagi SGRO. Kami yakin, pemilik baru akan menjadi rumah yang baik bagi para pegawai dan membawa SGRO pada prospek pertumbuhan bisnis yang lebih baik ke depan,” ujarnya di Jakarta, Kamis (20/11/2025).

Menurut Bambang, ketertarikan investor terhadap industri kelapa sawit Indonesia masih sangat kuat. Namun, Posco International dinilai memiliki kapabilitas, rekam jejak, serta komitmen jangka panjang yang paling tepat untuk meneruskan tren positif SGRO.

Ia juga memastikan, langkah ini memungkinkan Grup Sampoerna lebih fokus pada lini bisnis strategis dan menjelajahi potensi sektor lain yang tengah berkembang di Indonesia.

POSCO International, perusahaan global asal Korea Selatan di bawah Posco Group, dikenal memiliki portofolio kuat di sektor perdagangan, energi, baja, hingga agribisnis.

Di Indonesia, grup ini terlibat dalam sejumlah proyek besar, termasuk PT Krakatau Posco di Cilegon serta kerja sama di sektor energi bersama Pertamina Hulu Energi North East Java.

Di industri kelapa sawit, Posco memulai jejaknya sejak 2011 lewat PT Bio Inti Agrindo di Papua Selatan serta pengoperasian tiga pabrik minyak sawit berkapasitas 210 ribu ton per tahun.

Selain itu, perusahaan juga memiliki fasilitas penyulingan berkapasitas 500 ribu ton per tahun di Balikpapan. Pengalaman ini dinilai menjadi modal kuat untuk membawa SGRO tumbuh lebih besar di masa mendatang.

Sepanjang semester I-2025, SGRO mencatat lonjakan laba bersih hingga 236,06 persen YoY, sementara penjualan naik 45,18 persen YoY. Industri sawit Indonesia pun kian kompetitif secara global, dengan pangsa produksi mencapai sekitar 60 persen dunia.

Bambang menegaskan bahwa meski melepas SGRO, Grup Sampoerna tetap berkomitmen memperkuat kontribusi terhadap perekonomian Indonesia melalui berbagai lini bisnis yang sudah berjalan.

Portofolio Grup Sampoerna meliputi sektor keuangan melalui PT Bank Sahabat Sampoerna, sektor kayu melalui Sampoerna Kayoe, properti lewat PT Sampoerna Land, serta kegiatan filantropi pendidikan bersama Putera Sampoerna Foundation.

“Dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang dimiliki negeri ini, kami terus fokus pada lini bisnis strategi yang ada saat ini dan mengkaji peluang baru yang menjanjikan ke depan untuk tetap berkontribusi bagi perekonomian Indonesia,” ujar Bambang.

Ia menambahkan, pihaknya juga akan terus memajukan pendidikan melalui Sampoerna Foundation sebagai bagian dari komitmen menyongsong Indonesia Emas.

Pada transaksi strategis ini, Deutsche Bank bertindak sebagai penasihat keuangan Twinwood, sementara Baker McKenzie bersama afiliasinya berperan sebagai kuasa hukum.