IHSG Hari Ini 27 November 2025 Tergelincir ke 8.545, Dua Sektor Saham jadi Pemicunya

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah hingga penutupan perdagangan saham Kamis, (27/11/2025).Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham melemah dan transaksi harian saham mencapai Rp 27,7 triliun.

Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup  melemah 0,65% ke posisi 8.545,86. Indeks LQ45 turun 1,47% ke posisi 852,02. Sebagian besar indeks saham acuan memerah.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, koreksi IHSG ini terjadi di tengah penguatan mayoritas bursa global dan regional, serta nilai tukar Rupiah yang menguat terhada dolar Amerika Serikat.

"Kami mencermati pelemahan IHSG dibebani oleh sektor finansial dan teknologi, nampaknya hal ini cukup wajar mengingat IHSG telah membentuk all time high (ATH) baru di  mana diperkirakan adanya aksi profit taking meskipun tidak menutup kemungkinan adanya outflow asing pada emiten perbankan,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Pada perdagangan saham Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 8.622,26 dan level terendah 8.521,49. Sebanyak 382 saham melemah sehingga bebani IHSG. Namun, 283 saham menguat sehingga tahan koreksi IHSG. 144 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 2.962.871 kali dengan volume perdagangan 51,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 27,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.625.

Sektor saham bervariasi dengan kecenderungan melemah pada Kamis pekan ini. Sektor saham consumer nonsiklikal turun 0,74%, dan mencatat koreksi terbesar. Sektor saham kesehatan merosot 0,52%. Sektor saham energi terpangkas 0,25%, sektor saham consumer siklikal turun 0,12%, sektor saham keuangan terpangkas 0,15% dan sektor saham teknologi melemah 0,27%.

Harga saham BUMI melemah 6,92% ke posisi Rp 242 per saham. Harga saham BUMI dibuka turun 12 poin ke posisi Rp 252 per saham. Saham BUMI berada di level tertinggi Rp 256 dan terendah Rp 240 per saham. Total frekuensi perdagangan 180.937 kali dengan volume perdagangan saham 112.906.928 saham. Nilai transaksi harian Rp 2,8 triliun.

Harga saham ACES ditutup naik 0,48% ke posisi Rp 420 per saham. Harga saham ACES dibuka stagnan di posisi Rp 418 per saham. Saham ACES berada di level tertinggi Rp 420 dan terendah Rp 416 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.136 kali dengan volume perdagangan 376.104 saham. Nilai transaksi Rp 15,7 miliar.

Harga saham PURI susut 5,07% ke posisi Rp 412 per saham. Harga saham PURI dibuka melemah empat poin ke posisi Rp 434 per saham. Saham PURI berada di level tertinggi Rp 484 dan terendah Rp 400 per saham. Total frekuensi perdagangan 51.851 kali dengan volume perdagangan 2.440.535 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 109,4 miliar.

Harga saham EXCL melemah 0,70% ke posisi Rp 2.840 per saham. Harga saham EXCL dibuka stagnan di posisi Rp 2.860 per saham. Saham EXCL berada di level tertinggi Rp 2.880 dan terendah Rp 2.830 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.844 kali dengan volume perdagangan saham 77.743 kali dengan volume perdagangan 77.743 saham. Nilai transaksi Rp 22,2 miliar.

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

• Saham SOTS naik sebesar 24,87%
• Saham BBYB naik 24,75%
• Saham TNCA naik 24,58%
• Saham CTBN naik 19,81%
• Saham ARKO naik 19,29%

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

• Saham JAWA merosot 14,73%
• Saham UNTD merosot 14,63%
• Saham CRSN merosot 14,45%
• Saham TRUK merosot 13,68%
• Saham DNAR merosot 12,10%

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

• Saham BUMI senilai Rp 2,8 triliun
• Saham CDIA senilai Rp 1,8 triliun
• Saham RAJA senilai Rp 1,6 triliun
• Saham CUAN senilai Rp 1,1 triliun
• Saham BBRI senilai Rp 1,1 triliun

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

• Saham BUMI tercatat 180.933 kali
• Saham CDIA tercatat 147.643 kali
• Saham MINA tercatat 123.872 kali
• Saham CUAN tercatat 92.132 kali
• Saham RAJA tercatat 91.837 kali

Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Kamis pekan ini. Di bursa saham Asia Pasifik, indeks acuan India mencapai rekor tertinggi.

Mengutip CNBC, indeks Nifty50 mencapai 26.284,2. Sementara itu, indeks BSE Sensex mencapai 86.026,18. Kedua indeks acuan tersebut terakhir kali mencapai rekor tertinggi pada September 2024.

Indeks Nikkei 225 di Jepang menguat 1,23% ke posisi 50.167,1. Kenaikan indeks Nikkei didorong saham teknologi. Indeks Topix bertamabh 0,39% menjadi 3.368,57.

Saham-saham yang menguat antara lain saham Advantest naik 4,88%, saham SoftBank Group bertambah 3,57% dan saham Lasertec menanjak 4,6%.

Kospi Korea Selatan menguat 0,66% menjadi 3.986,91, sementara Kosdaq berkapitalisasi kecil naik 0,31% menjadi 880,06. Bank of Korea mempertahankan suku bunga acuannya di level 2,5%,  sesuai dengan ekspektasi  untuk pertemuan kebijakan keempat berturut-turut, di tengah pelemahan mata uang lokal dan pasar perumahan yang terlalu panas. Won Korea telah melemah terhadap dolar AS dalam beberapa bulan terakhir ke level terendah sejak April.

Indeks ASX/S&P 200 Australia naik 0,13% dan ditutup pada level 8.617,3. Indeks Hang Seng Hong Kong dan CSI 300 China  daratan ditutup datar di level 25.945,93 dan 4.515,4, masing-masing.

Laba industri Tiongkok pada Oktober anjlok 5,5% dibandingkan tahun sebelumnya, data pemerintah menunjukkan pada hari Kamis. Laba selama 10 bulan pertama tahun ini naik 1,9% tahun ke tahun, dibandingkan dengan kenaikan 3,2% pada periode Januari hingga September.