IHSG Hari Ini 2 Desember 2025 Kembali Cetak Rekor, Rupiah jadi Penopang

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menyentuh posisi tertinggi pada perdagangan saham Selasa, (2/12/2025). IHSG hari ini menyentuh rekor tertinggi di tengah mayoritas sektor saham yang menghijau dan rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup melesat 0,80% ke posisi 8.617,04. Indeks saham LQ45 bertambah 0,42% ke posisi 854,73. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, penguatan IHSG hari ini masih sejalan dengan laporan teknikal yang dirilis Selasa pagi ini. Selain itu, IHSG melonjak didorong nilai tukar rupiah yang menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). “Dan didorong oleh penguatan emiten-emiten konglomerasi,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.

Pada perdagangan saham Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 8.625,63 dan level terendah 8.564,69. Sebanyak 369 saham melesat sehingga angkat IHSG. 278 saham melemah sehingga menahan kenaikan IHSG dan 159 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 2.720.715 kali dengan volume perdagangan saham 43,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 21,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.613.

Dari 11 sektor saham, dua sektor saham melemah yakni sektor saham kesehatan turun 0,77% dan sektor saham teknologi merosot 0,36%. Sektor saham industri bertambah 2,75% dan catat kenaikan terbesar. Sektor saham consumer siklikal naik 2,42% dan sektor saham infrastruktur mendaki 1,83%.

Sektor saham energi melompat 0,56%, sektor saham basic melejit 1,05%, sektor saham consumer nonsiklikal melompat 0,25%, sektor saham keuangan bertambah 1,11%. Selanjutnya sektor saham properti melambung 0,88% dan sektor saham transportasi mendaki 1,16%.

Pada perdagangan saham Selasa pekan ini, saham DMAS merosot 0,76% ke posisi Rp 130 per saham. Harga saham DMAS dibuka di posisi Rp 131 per saham. Saham DMAS berada di level tertinggi Rp 131 dan terendah Rp 130 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.970 kali dengan volume perdagangan 206.520 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 2,7 miliar.

Selain itu, harga saham ANTM melemah 0,33% ke posisi Rp 2.980 per saham. Harga saham ANTM dibuka stagnan di posisi Rp 2.990 per saham. Saham ANTM berada di level tertinggi Rp 3.000 dan terendah Rp 2.950 per saham. Total frekuensi perdagangan 15.394 kali dengan volume perdagangan 626.361 saham. Nilai transaksi Rp 187,1 miliar.

Harga saham GOTO terperosok 2,99% ke posisi Rp 65 per saham. Saham GOTO dibuka stagnan di posisi Rp 67 per saham. Harga saham GOTO berada di level tertinggi Rp 67 dan terendah Rp 64 per saham. Total frekuensi perdagangan 16.815 kali dengan volume perdagangan 44.731.408 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 287,8 miliar.

Harga saham AADI naik 2,36% ke posisi Rp 7.600 per saham. Saham AADI dibuka stagnan di posisi Rp 7.425 per saham. Harga saham AADI berada di level tertinggi Rp 7.675 dan terendah Rp 7.400 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.911 kali dengan volume perdagangan 120.469 saham. Nilai transaksi Rp 91,5 miliar.

Saham-saham LQ45 yang masuk top gainers antara lain:

• Saham SCMA naik 7,45%
• Saham EMTK naik 7,02%
• Saham JPFA naik 4,56%
• Saham ASII naik 3,92%
• Saham INCO naik 3,66%

Saham-saham LQ45 yang masuk top losers antara lain:

• Saham KLBF merosot 5,39%
• Saham ICBP merosot 3,57%
• Saham GOTO merosot 2,99%
• Saham TLKM merosot 2,47%
• Saham PGAS merosot 2,14%

Saham-saham LQ45 teraktif berdasarkan nilai antara lain:

• Saham BBRI senilai Rp 1 triliun
• Saham BBCA senilai Rp 814,1 miliar
• Saham BMRI senilai Rp 506,9 miliar
• Saham BUMI senilai Rp 472,4 miliar
• Saham KLBF senilai Rp 430,7 miliar

Saham-saham LQ45 teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

• Saham BUMI tercatat 51.514 kali
• Saham BBRI tercatat 45.386 kali
• Saham KLBF tercatat 42.926 kali
• Saham EMTK tercatat 28.335 kali
• Saham BBCA tercatat 23.013 kali

Bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Selasa, (2/12/2025). Indeks Nikkei 225 di Jepang cenderung mendatar dan ditutup di 49.303,45. Indeks Topix mendatar di posisi 3.341,06. 

Di antara saham-saham yang bergerak pesat di Nikkei 225 adalah produsen robot industri Fanuc yang melesat 6,51%. Hal ini setelah perseroan mengumumkan kemitraan dengan Nvdia untuk meningkatkan produknya dengan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan bautan.

Saham NGK Insulator mendaki 7,2% dan saham perusahaan peralatan listrik Fujikura bertambah 1,56%. Demikian mengutip CNBC, Selasa pekan ini.

Sementara itu, saham SoftBank, turun lebih dari 5% dalam tiga sesi berturut-turut, karena kekhawatiran valuasi AI terus meningkat. CEO konglomerat teknologi tersebut, Masayoshi Sun, mengatakan dalam forum FII Priority Asia pada Senin bahwa ia "sangat ingin menjual saham Nvidia" untuk mendanai investasi perusahaannya di bidang AI, termasuk OpenAI.

"Saya ingin memiliki uang tak terbatas. Saya hanya membutuhkan lebih banyak uang untuk berinvestasi di OpenAI, untuk peluang-peluang kami," ujarnya.

Imbal hasil Obligasi Pemerintah Jepang 10 tahun naik menjadi 1,88%, tertinggi sejak Juni 2008, di tengah meningkatnya spekulasi kenaikan suku bunga oleh bank sentral segera bulan ini.

Sementara itu, imbal hasil JGB 20 tahun naik menjadi 2,915%, tertinggi sejak 1999, dan imbal hasil JGB 30 tahun mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di 3,411%.

ASX/S&P 200 Australia naik 0,17% dan ditutup pada level 8.579,7. Indeks Kospi di Korea Selatan melompat 1,9% ke posisi 3.994,93. Sementara itu, indeks Kosdaq menanjak 0,65% ke posisi 928,42.

Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,18%, sementara CSI 300 China daratan turun 0,48%. Saham Alibaba Group melonjak hampir 3% di Hong Kong, menguat untuk sesi ketiga berturut-turut, setelah raksasa teknologi tersebut meluncurkan kacamata kecerdasan buatan Quark di China pada 27 November.

Indeks Nifty 50 India melemah 0,44%, dan indeks BSE Sensex turun 0,42%. Bajaj Housing Finance termasuk di antara saham-saham dengan penurunan terbesar di Nifty 50, turun 5% setelah perusahaan induknya, Bajaj Finance, mengatakan akan melepas hingga 2% sahamnya di anak perusahaan tersebut.