IHSG Ditutup Menguat Didukung Surplus Transaksi Berjalan Kuartal III-2025

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan Kamis (21/11) dengan berada di zona hijau. IHSG menguat 13,34 poin atau 0,16 persen ke level 8.419,92. Meski demikian, indeks LQ45 justru bergerak melemah 0,95 poin atau 0,11 persen ke posisi 848,02.

Kenaikan IHSG tersebut sejalan dengan sentimen positif dari dalam negeri, setelah neraca transaksi berjalan Indonesia pada kuartal III-2025 mencatatkan surplus sebesar 4 miliar dolar AS atau 1,1 persen dari PDB. Sebelumnya, pada kuartal II-2025, neraca transaksi berjalan tercatat defisit 2,7 miliar dolar AS.

Capaian ini sekaligus menjadi surplus pertama sejak kuartal I-2023 dan merupakan yang terbesar sejak kuartal III-2022, ditopang oleh naiknya ekspor nonmigas. Namun di sisi lain, transaksi modal dan finansial mencatatkan defisit 8,1 miliar dolar AS pada periode yang sama, sehingga Neraca Pembayaran Indonesia masih tertekan dengan defisit 6,4 miliar dolar AS.

Kepala Riset Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, menyebut IHSG berpotensi terkoreksi pada perdagangan Jumat. “Kami memperkirakan IHSG berpotensi melemah menuju level 8.400–8.350,” ujarnya dikutip dari Antara, Kamis (20/11/2025).

Dari pasar global, sentimen eksternal turut memberikan warna pada pergerakan IHSG. Data ekonomi Amerika Serikat menunjukkan proyeksi penurunan S&P Global Composite PMI Flash November 2025 ke level 53,8 dari sebelumnya 54,6. Selain itu, Michigan Consumer Sentiment Final diperkirakan turun ke 50,3 dari 53,6 pada Oktober 2025.

IHSG sendiri membuka perdagangan dengan penguatan dan konsisten berada di zona hijau hingga penutupan sesi pertama. Pada sesi kedua, indeks masih mampu mempertahankan momentum positif hingga akhir perdagangan.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor mencatat kenaikan. Sektor barang konsumen nonprimer menjadi pemimpin dengan penguatan 2,35 persen, disusul sektor industri dan energi yang masing-masing naik 0,55 persen dan 0,48 persen. Sementara sektor properti menjadi yang paling tertekan dengan penurunan 1,05 persen.

Di jajaran saham, beberapa emiten mencatatkan penguatan signifikan seperti JATI, BOGA, SKLT, BUKK, dan SMDM. Sementara itu, saham yang melemah terdalam antara lain FMII, PURI, ISEA, NRCA, dan AEGS.

Aktivitas perdagangan saham terpantau cukup ramai dengan total 2.294.589 kali transaksi. Volume saham yang diperdagangkan mencapai 37,92 miliar lembar senilai Rp19,65 triliun. Adapun sebanyak 311 saham menguat, 306 saham melemah, dan 195 saham stagnan.

Dari bursa regional Asia, indeks Nikkei ditutup menguat 1.299,80 poin atau 2,68 persen ke level 49.837,50. Indeks Hang Seng naik tipis 4,92 poin atau 0,02 persen, sedangkan indeks Shanghai melemah 15,69 poin atau 0,40 persen. Untuk Strait Times, indeks menguat 6,85 poin atau 0,15 persen.