Emiten ADMG Hentikan Permanen Operasi Bisnis Polyester

Liputan6.com, Jakarta - PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG) mengumumkan penghentian permanen segmen operasi divisi polyester.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (19/11/2025), PT Polychem Indonesia Tbk menyampaikan pada 29 Maret 2022, perseroan menghentikan sementara segmen operasi divisi polyester akibat dampak pandemi COVID-19 yang berkelanjutan sehingga pasar downstream sangat lesu serta konflik geopolitik yang diperkirakan berlangsung panjang dan mengakibatkan harga minyak mentah dunia naik secara signifikan.

"Hal itu membuat harga bahan baku ikut melonjak tajam, sedangkan di sisi lain permintaan pasar semakin lesu,” demikian seperti dikutip dari keterbukaan informasi BEI.

Perseroan menyampaikan sesuai usulan direksi yang telah disetujui secara terpisah melalui keputusan sirkuler pengganti rapat dewan komisaris pada 14 November 2025, perseroan memutuskan menghentikan permanen segmen usaha polyester karena mengalami kerugian berturut-turut selama beberapa tahun terakhir dan tidak lagi memberikan kontribusi positif terhadap kinerja perseroan. Hal ini dengan tetap memperhatikan ketentuan hukum yang berlaku serta hak dan kewajiban seluruh pihak terkait.

"Kerugian segmen operasi divisi polyester terutama disebabkan oleh tekanan harga jual akibat kelebihan pasokan global, kebijakan impor dan kompetisi ketat dengan produk impor, fluktuasi harga bahan baku utama yang berdampak pada kenaikan biaya produksi, utilisasi pabrik yang rendah karena permintaan menurun, sehingga biaya tetap menjadi tidak efisien,” demikian seperti dikutip.

Perseroan menyatakan telah melakukan berbagai upaya efisiensi dan restrukturisasi internal tetapi hasilnya belum mampu mengembalikan profitabilitas segmen operasi divisi polyester tersebut.

"Oleh karena itu, penghentian kegiatan segmen operasi divisi polyester dipandang sebagai langkah strategis yang tepat untuk menjaga keberlanjutan dan kesehatan keuangan perseroan secara keseluruhan,” demikian seperti dikutip dari keterbukaan informasi BEI.

Perseroan menyatakan berdasarkan Pasal 25 ayat (1) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 17/POJK.04/2020 Tahun 2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha, penghentian segmen persetujuan rups, sebab segmen operasi divisi polyester telah mengalami kerugian selama lima tahun berturut-turut berdasarkan laporan keuangan tahunan perseroan pada 2020-2024. Selain itu, perseroan menilai, penghentian segmen operasi Divisi Polyester tidak akan mempengaruhi kelangsungan usaha perusahaan terbuka.

“Tidak terdapat dampak hukum atas penghentian permanen segmen operasi divisi polyester, sebab perseroan telah menyelesaikan seluruh kewajiban kepada pelanggan,” demikian seperti dikutip.

Perseroan menambahkan tidak terdapat dampak finansial atas penghentian permanen segmen operasi divisi polyester, sebab segmen operasi divisi polyester sudah tidak beroperasi sejak 2022.

Sebelumnya, PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG) mengumumkan penghentian sementara operasional pabrik Polyester di Karawang pada 28 Maret 2022.

Mengutip keterbukaan informasi dari Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (29/3/2022), Polychem Indonesia melakukan hal tersebut akibat pandemi COVID-19 yang berkelanjutan.

"Melalui rapat direksi pada tanggal 28 Maret 2022, manajemen perseroan memutuskan untuk menghentikan sementara operasional pabrik polyester di Karawang akibat pandemi COVID-19 yang berkelanjutan,” tulis  Wakil Presiden Direktur Polychem Indonesia, Johan Setiawan, dikutip Selasa pekan ini pada keterbukaan informasi BEI.

Polychem Indonesia mengaku COVID-19 yang berkelanjutan ini membuat pasar downstream sangat lesu serta perang Rusia-Ukraina yang diperkirakan berlangsung panjang yang mengakibatkan harga minyak mentah dunia naik tajam sehingga harga bahan baku ikut melonjak tajam sementara permintaan pasar semakin lesu.

Meskipun demikian, tidak ada dampak hukum atas penghentian sementara karena perseroan telah menyelesaikan seluruh kewajiban kepada karyawan maupun kepada pelanggan.

"Ada pun dampak yang akan timbul adalah turunnya nilai penjualan dan beban pokok penjualan perseroan pada tahun 2022,” kata Johan Setiawan.

Namun, penghentian sementara ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi perseroan sehingga akan memberi dampak positif terhadap kondisi keuangan perseroan dikarenakan divisi polyester selalu merugi.