Data Ekonomi Beragam Menekan Harapan Penurunan Suku Bunga The Fed

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street volatile pada pekan lalu. Hal ini terjadi di tengah laporan keuangan Nvidia dan data ekonomi AS yang beragam membuat harapan penurunan suku bunga the Rederal Reserve (the Fed) tidak pasti.

Di sisi lain, meski ada kejutan positif baru-baru ini dari laporan keuangan Nvidia yang mencatat laba sehingga menopang wall street.

Hal ini terjadi di tengah sentimen investor terhadap valuasi saham tematik artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang mahal masih membebani indeks secara keseluruhan.

Selain itu, data pasar tenaga kerja baru-baru yang dirilis menunjukkan gambaran yang beragam karena pengangguran naik ke level tertinggi sejak Oktober 2021. Sementara itu, data Nonfarm Payrolss menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja terkuat dalam lima bulan dan berada di atas konsensus.

"Sayangnya, pasar saham AS tidak hanya volatile pekan lalu karena kekhawatiran terhadap valuasi, tetapi data yang beragam ini juga semakin menekan harapan penurunan suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) berikutnya bulan depan,” demikian seperti dikutip dari riset Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Senin (23/11/2025).

Hanya dalam satu bulan terakhir sejak pernyataan ketua The Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell yang mengindikasikan keputusan yang kurang pasti pada pertemuan berikutnya pasar telah menggeser Fed Fund Rate pada akhir tahun dari 3,6 persen menjadi 3,8 persen.

Terlepas dari pergerakan jangka pendek, pasar tetap yakin suku bunga berada pada lintasan penurunan, seperti yang terlihat dari pergerakan imbal hasil US Treasury yang turun sekitar 10 basis poin (bps). Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun menjadi 4,05 persen dan bertenor dua tahun susut 3,5 persen meski pasar memperkirakan probabilitas penurunan suku bunga pada Desember turun menjadi hanya sekitar 30 persen.

Dari sentimen domestik, langkah Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga 4,75 persen tidak lagi mengejutkan. Fokus tetap pada mempertahankan rupiah yang realtif melemah tetapi stabil di sekitar 16.700 selama sebulan terakhir karena bank sentral tetap berhati-hati.

Namun,  pembuat kebijakan masih memantau transmisi penurunan suku bunga terhadap suku bunga kredit yang masih lamban meski suku bunga turun hingga 125 basis poin atau bps.

"Meskipun BI rate baru-baru ini tertahan, kami yakin jeda ini tidak menunjukkan berakhirnya siklus pelonggaran kami karena kondisi pasar global masih volatile,” demikian seperti dikutip.

Selain itu, inflasi Indonesia masih berada dalam kisaran target bank sentral, sementara perekonomian domestik masih dapat terdorong kebijakan suku bunga lebih rendah.

“BI lebih berhati-hati dalam menjaga stabilitas nilai tukar selain memberikan insentif untuk meningkatkan transmisi menuju suku bunga kredit perbankan,” demikian seperti dikutip.

Selain itu, pandangan jangka menengah tetap utuh dengan pemangkasan suku bunga berkelanjutan oleh Bank Indonesia (BI) dan bank sentral global. Hal ini berarti tingkat imbal hasil akan mengalami tekanan lebih lanjut. “Oleh karena itu kami tetap optimis terhadap obligas bertenor jangka panjang dengan tetap menjaga likuiditas yang tinggi,” demikian seperti dikutip.

"Selain instrumen pendapatan tetap, kami tetap optimis terhadap ekuitas Indonesia, di mana kami telah melihat adanya potensi pemulihan dan peluang memasuki tahun depan,”

 Selain itu, arus modal asing kembali menguat selama beberapa minggu terakhir, di mana arus masuk bersih telah mencapai USD 1,86 miliar atau Rp 31,02 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.681) sejak pertengahan September, tetapi masih tetap merupakan arus keluar bersih secara year to date.

Seiring berlanjutnya siklus pelonggaran global, selera risiko global akan membaik dan dapat menjadi katalis tambahan bagi saham negara berkembang seperti Indonesia. “Kami tetap selektif pada saham-saham berkualitas dengan fundamental yang kuat dalam siklus saat ini,” demikian seperti dikutip.