China Beri Sanksi ke 20 Perusahaan Terkait Pertahanan AS

11 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - China menerapkan sanksi pada Jumat, 26 Desember 2025 terhadap 20 perusahaan terkait pertahanan Amerika Serikat (AS) dan 10 eksekutif. Sanksi ini diberlakukan seminggu setelah AS mengumumkan penjualan senjata skala besar ke Taiwan.

Mengutip abcnews, Minggu (28/12/2025), sanksi itu mencakup pembekuan aset perusahaan di China dan larangan individu dan organisasi untuk berurusan dengan perusahaan tersebut. Demikian berdasarkan Kementerian Luar Negeri China.

Perusahaan-perusahaan tersebut termasuk Northrop Grumman Systems Corporation, L3Harris Maritime Services, dan Boeing di St. Louis, sementara pendiri perusahaan pertahanan Anduril Industries, Palmer Luckey, adalah salah satu eksekutif yang dikenai sanksi, yang tidak lagi dapat melakukan bisnis di China dan dilarang memasuki negara tersebut. Aset mereka di negara Asia Timur itu juga telah dibekukan.

Pengumuman paket penjualan senjata AS, yang bernilai lebih dari USD 10 miliar atau Rp 167,81 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah 16.781), telah memicu respons marah dari China, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri dan mengatakan bahwa Taiwan harus berada di bawah kendalinya.

Jika disetujui oleh Kongres Amerika, ini akan menjadi paket senjata AS terbesar yang pernah ada untuk wilayah yang memerintah sendiri tersebut.

"Kami sekali lagi menekankan bahwa masalah Taiwan berada di inti kepentingan utama China dan garis merah pertama yang tidak boleh dilanggar dalam hubungan China-AS,” kata Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan pada Jumat.

"Setiap perusahaan atau individu yang terlibat dalam penjualan senjata ke Taiwan akan membayar harga atas kesalahan tersebut.”

Permintaan China

Kementerian tersebut juga mendesak AS untuk menghentikan apa yang disebutnya sebagai “langkah berbahaya mempersenjatai Taiwan.”

Taiwan adalah titik konflik utama dalam hubungan AS-China yang dikhawatirkan para analis dapat meledak menjadi konflik militer antara kedua kekuatan tersebut. China mengatakan, penjualan senjata AS ke Taiwan akan melanggar perjanjian diplomatik antara China dan AS.

Militer China telah meningkatkan kehadirannya di langit dan perairan Taiwan dalam beberapa tahun terakhir, mengadakan latihan gabungan dengan kapal perang dan jet tempurnya hampir setiap hari di dekat pulau tersebut.

Berdasarkan hukum federal Amerika, AS berkewajiban untuk membantu Taiwan dalam membela diri, sebuah poin yang semakin diperdebatkan dengan China. Beijing sudah memiliki hubungan yang tegang dengan Washington terkait perdagangan, teknologi, dan isu hak asasi manusia lainnya.

China Longgarkan Aturan IPO untuk Perusahaan yang Kembangkan Roket

Sebelumnya, China berupaya mengatasi kesenjangan dalam kemampuan di sektor ruang angkasa dibandingkan Amerika Serikat (AS). Saat ini AS dominan dalam kemampuan untuk mengembalikan, memulihkan dan memakai kembali tahap pertama roket dan pendorong setelah diluncurkan. Salah satu langkah dilakukan dengan perusahaan China yang mengembangkan roket komersial yang dapat kembali digunakan memiliki akses jalur cepat untuk penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di pasar STAR yang didominasi perusahaan teknologi.

Hal ini dengan membebaskan perusahaan dari beberapa persyaratan keuangan. Demikian disampaikan Bursa Efek Shanghai pada Jumat, 26 Desember 2025, dikutip dari CNBC, Sabtu (27/12/2025).

Pedoman baru ini dibangun berdasarkan peraturan sebelumnya yang diterbitkan pada Juni yang mempermudah perusahaan inovatif pra-profit untuk terdaftar di pasar STAR.

Jalur cepat ini membebaskan perusahaan roket China dari ambang batas profitabilitas dan pendapatan minimum. Sebagi gantinya mengharuskan perusahaan untuk memenuhi tonggak teknologi utama, termasuk satu peluncuran orbital yang sukses memakai teknologi roket yang dapat kembali digunakan.

Berupaya Patahkan Dominasi AS

Star Market (Pasar Star) atau Science and Technology Innovation Board, papan baru untuk perusahaan rintisan di China. Pasar Star diluncurkan Shanghai Stock Exchange (SSE) pada 22 Juli 2019. Mengutip Antara, pasar Star ini mengawali langkah perintis China untuk mendorong inovasi dan reformasi pasar modal.

Papan tersebut bertujuan untuk mendukung perusahaan di sektor-sektor baru yang berteknologi tinggi dan strategis, guna memfasilitasi transformasi inovatif perekonomian China dan mengeksplorasi cara untuk melakukan penyempurnaan kelembagaan di pasar modal.

China Berupaya Mematahkan Dominasi AS dan SpaceX

Raksasa kedirgantaraan milik miliarder AS Elon Musk, SpaceX saat ini hampir memonopoli teknologi ini dan roket andalannya, Falcon 9, satu-satunya model roket yang dapat kembali digunakan yang secara rutin diluncurkan dan digunakan untuk menempatkan satelit ke orbit.

Awal bulan ini, perusahaan roket swasta terkemuka China, LandSpace, menjadi entitas domestik pertama yang melakukan uji coba roket yang dapat kembali digunakan secara penuh dengan peluncuran model Zhuque-3 yang baru. Hal ini memandakan ambisinya untuk mengejar SpaceX.

Ambisi Mengejar SpaceX

Awal bulan ini, perusahaan roket swasta terkemuka China, LandSpace, menjadi entitas domestik pertama yang melakukan uji coba roket yang dapat digunakan kembali secara penuh dengan peluncuran model Zhuque-3 yang baru, menandakan ambisinya untuk mengejar SpaceX.

Meskipun peluncuran tersebut gagal menyelesaikan langkah penting untuk memulihkan booster roket, sejumlah perusahaan milik negara dan swasta China kini bergegas untuk menguji peluncuran roket mereka sendiri yang dapat digunakan kembali.

LandSpace telah menyatakan ingin mendemonstrasikan pemulihan roket yang sukses pada pertengahan tahun 2026, ketika Zhuque-3 akan diluncurkan untuk kedua kalinya. Namun, perusahaan tersebut menyatakan sifat pengembangan roket yang membutuhkan modal besar berarti mereka perlu mengakses pasar modal China jika ingin bersaing dengan SpaceX.

Aturan Bursa

Aturan bursa Shanghai tidak menyatakan perusahaan roket harus berhasil memulihkan roket, hanya teknologi roket yang dapat digunakan kembali harus digunakan untuk menempatkan satelit ke orbit, sesuatu yang telah dicapai LandSpace dengan peluncuran bulan ini.

Perusahaan yang melakukan misi nasional atau berpartisipasi dalam proyek-proyek luar angkasa besar yang dipimpin negara akan menerima dukungan prioritas, menurut pedoman baru yang berlaku segera, yang menggarisbawahi keselarasan erat antara aktivitas peluncuran komersial dan tujuan strategis Tiongkok yang lebih luas.

China telah berulang kali menggambarkan monopoli SpaceX pada satelit orbit rendah Bumi sebagai risiko keamanan nasional dan secara aktif mendorong konstelasi satelitnya sendiri, yang diharapkan akan berjumlah puluhan ribu dalam beberapa dekade mendatang.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |