Liputan6.com, Kudus - Heboh temuan Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang mengandung ulat dan lauk basi di SMA 1 Kudus Jawa Tengah baru-baru ini, langsung direaksi cepat oleh Ombudsman RI Jawa Tengah.
Ombudsman RI Jateng pun mengeluarkan ‘warning’ keras kepada pihak-pihak terkait untuk melakukan monitoring ketat, dalam pelaksanaaan salah satu program unggulan Presiden RI Prabowo Subianto di wilayah Kabupaten Kudus.
“Kita semua tentu tidak ingin hal serupa terjadi lagi. Karena itu, pelaksanaan program MBG harus rutin dievaluasi untuk memastikan semua prosedur MBG benar-benar dilaksanakan,” ujar Kepala Perwakilan Ombudsman Jateng, Siti Farida kepada Liputan6.com, Rabu (23/4/2025).
Dengan langkah monitoring dan evaluasi rutin, kata Siti Farida,maka kualitas makanan yang dikonsumsi para siswa penerima manfaat MBG benar-benar sesuai dengan standar dan baku mutu yang sudah ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional.
“Kepada pihak-pihak dan pemangku kebijakan, hendaknya menjadikan peristiwa tersebut sebagai momentum untuk meningkatkan pengawasan dalam pelaksanaan program MBG lebih baik lagi,” tegas Siti Farida.
Siti Farida menyebut, pelaksanaan MBG di Kota Kretek itu memang melibatkan banyak pihak. Mulai dari penyediaan bahan pangan, pemantauan gizi, pengolahan, pengemasan hingga pendistribusian ke sekolah sekolah.
Tak hanya itu, pihak Ombudsman Perwakilan Jawa Tengah juga mengingatkan kepada pemerintah pusat, untuk melibatkan para mitra pelaksana yang berkompeten dalam mendukung program unggulan Presiden RI Prabowo Subianto itu.
Siti Farida menegaskan, pihak Ombusdman tentunya akan memonitor jalannya pelaksanaan makan bergizi gratis di setiap kota dan kabupaten di Jateng.
“Paling tidak, penggunaan anggaran yang besar itu musti transparan dan akuntabilitas. Kemudian yang gak kalah penting pihak-pihak yang jadi mitranya harus kredibel," tutur Farida.
Simak Video Pilihan Ini:
Kejari Sambas Ajak Warga Dukung Penegakan Hukum di Wilayah Perbatasan Indonesia-Malaysia
Perketat Pengawasan SPPG
Di tempat terpisah, Komandan Kodim (Dandim) 0722/Kudus, Letkol Inf Hermawan Setya Budi langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dapur Sentra Produksi Pangan Gizi (SPPG) yang berlokasi di Desa Jepang Pakis Kudus, pada Rabu sore (23/4/2025).
Sidak yang dilakukan Dandim Letkol Hermawan, menyusul temuan MBG yang mengandung ulat dan lauk basi yang dikeluhkan siswa di SMAN 1 Kudus.
Dalam sidak kali ini, Dandim Hermawan mengecek kondisi bahan baku yang akan digunakan untuk menyiapkan menu MBG keesokan harinya. Pengecekan detail meliputi sayur-mayur, daging ayam, buah segar, hingga bahan kering seperti susu.
Dari hasil pengecekan yang dilakukan Letkol Hermawan, menunjukkan bahwa semua bahan makanan berada dalam kondisi baik dan layak konsumsi.
“Temuan makanan basi kemungkinan besar akibat human error, karena hanya sebagian kecil dari total menu yang bermasalah,” ucap Dandim Hermawan dihadapan wartawan.
Hermawan mengaku bahwa temuan yang terjadi di MBG SMA 1 Kudus menjadi bahan evaluasi. Yakni untuk meningkatkan kualitas program makanan bergizi di sekolah di Kota Kretek.
Dalam kunjungannya di SPPG yang beralamat di Jalan Patimura Nomor 99 Desa Jepang Pakis Kecamatan Jati Kudus itu, Hermawan juga menyoroti pentingnya penggunaan bahan makanan segar.
“Untuk ayam, harus yang segar dan tidak disimpan dalam freezer. Susu pun perlu dicek secara acak, tidak hanya mengandalkan tanggal kedaluwarsanya saja,” pinta Hermawan.
Hermawan menyebut, hasil sidak di SPPG Jepang Pakis menunjukkan bahwa kondisi dapur di SPPG setempat juga cukup baik dan bersih. Selain itu, tidak ditemukan tumpukan sampah maupun bau menyengat yang bisa mengundang lalat.
“Temuan makanan basi (di SMA 1 Kudus), kemungkinan besar akibat human error, karena hanya sebagian kecil dari total menu yang bermasalah,” terang Dandim.
Untuk memperkuat pengawasan kualitas di SPPG Jepang Pakis, Hermawan segera menugaskan personel Bintara Pembina Desa (Babinsa) setempat, memantau rutin proses penyediaan MBG yang dilakukan Dani Katering sebagai pengelola dapur itu.
Terapkan Quality Control
Kepala Dapur SPPG Jepangpakis, Febria Setyaningrum menambahkan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab insiden makanan basi yang ramai diberitakan.
“Kami belum menerima bukti berupa foto atau video, namun kami tetap terbuka untuk evaluasi. Quality control segera kami tingkatkan agar kejadian serupa tidak terulang kembali,” tukas Febria.
Untuk diketahui, dapur SPPG Jepangpakis menyuplai sebanyak 2967 porsi makanan bergizi setiap harinya. Ribuan porsi MBG ini didistribusikan kepada 15 sekolah dalam radius 2 kilometer dari lokasi dapur setempat.
Sedangkan 15 sekolah jangkauan Dapur SPPG Jepangpakis, meliputi Taman Kanak-kanak sebanyak 1 sekolah, Sekolah Dasar sejumlah 10 sekolah, SMP sebanyak 2 sekolah dan SMA juga sebanyak 2 sekolah.
Diberitakan sebelumnya, kekhawatiran banyak pihak terkait kualitas dan kebersihan menu makanan yang disajikan dalam program MBG bagi pelajar di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kini mulai mencuat.
Kondisi itu terjadi dalam pelaksanaan program MBG bagi pelajar di wilayah Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah baru-baru ini. Sejumlah siswa dan pihak sekolah di SMA Negeri 1 Kudus mengeluhkan kualitas makanan yang dinilai tak layak konsumsi.
Ironisnya lagi, siswa di SMA Negeri 1 Kudus menemukan ulat pada tumis kacang. Temuan itu saat mereka hendak menyantap menu makanan bergizi gratis yang diterimanya.
(Arief Pramono)