Bank SMBC Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 13,8 Triliun

4 days ago 13

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank SMBC Indonesia Tbk (SMBC Indonesia) mencatat pendapatan operasional sebesar Rp 13,8 triliun, naik 11% hingga September 2025, year on year (YoY).

Pendapatan bunga bersih juga tumbuh 9% YoY. Margin bunga bersih atau net interest margin/NIM yang lebih tinggi mendukung pertumbuhan ini, mencerminkan ketangguhan dan kinerja solid dari Perseroan di tengah persaingan pasar.

Kontribusi setelah akuisisi dari grup OTO mendorong kenaikan NIM Perseroan menjadi 7,1% pada September 2025 dari 6,8% pada periode sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, perseroan mencatat laba bersih konsolidasi setelah pajak yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,5 triliun, turun 26% YoY yakni sebesar Rp 1,99 triliun.

"SMBC Indonesia tetap fokus mempertahankan NIM yang sehat di tengah suku bunga kredit yang kompetitif, kenaikan biaya pendanaan dan volatilitas pasar yang terus berjalan,” demikian seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu (12/11/2025).

Direktur Utama SMBC Indonesia, Henoch Munandar menuturkan, perseroan menjaga kinerja solid sepanjang periode tersebut dengan merespons dinamika pasar serta pergeseran kebijakan moneter secara cepat dan efektif.

"Kami berupaya menciptakan dampak berkelanjutan dengan mendukung kemajuan ekonomi Indonesia, mendorong kesejahteraan nasabah, dan memberdayakan komunitas menuju pertumbuhan berkelanjutan. Seluruh upaya ini kami lakukan berlandaskan pola pikir adaptif serta komitmen terhadap pertumbuhan yang bermakna," ujar Henoch.

Laporan keuangan konsolidasi SMBC Indonesia periode Januari–September 2025 sudah memperhitungkan kinerja keuangan PT Oto Multiartha (OTO) dan PT Summit Oto Finance (SOF), atau Grup OTO. Keduanya resmi menjadi bagian dari SMBC Indonesia setelah penyelesaian akuisisi pada akhir Maret 2024.

Penyaluran Kredit SMBC Indonesia

Adapun, Perseroan juga mencatat penyaluran kredit mencapai Rp 186,2 triliun, naik 6% YoY dari Rp 175,1 triliun pada tahun sebelumnya.

Kredit di segmen retail juga menunjukkan pertumbuhan, seperti Joint Finance (34% yoy), Jenius di luar Digital Mikro (8% yoy), dan Mikro (7% yoy). Kolaborasi Perseroan dengan Grup OTO turut mendorong peningkatan penyaluran di segmen Joint Finance.

Di segmen lain, kredit korporasi dan komersial meningkat 10% yoy, sementara piutang pembiayaan Grup OTO naik 11% yoy.

Biaya kredit meningkat 45% yoy menjadi Rp 4 triliun akibat kenaikan pembentukan cadangan di segmen Joint Finance, korporasi, dan komersial, serta pengakuan biaya kredit Grup OTO. SMBC Indonesia akan terus menerapkan praktik manajemen risiko kredit yang cermat dan proaktif, serta menjaga tingkat cadangan yang memadai demi menjaga kualitas portofolio.

Beban operasional meningkat 12% yoy menjadi Rp 7,5 triliun, mencerminkan ekspansi bisnis secara keseluruhan serta konsolidasi Grup OTO.

Anak usaha SMBC Indonesia, yaitu PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPN Syariah), mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 945 miliar pada Januari-September 2025, tumbuh 23% yoy, dengan penyaluran pembiayaan mencapai Rp 9,8 triliun.

Kualitas aset tetap terjaga, dengan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) bruto sebesar 2,8% per September 2025, lebih tinggi dibanding 2,2% setahun sebelumnya, tetapi membaik dari 3,2% pada akhir Juni 2025.

Aset Perseroan

SMBC Indonesia dan Grup OTO terus menjunjung tinggi serta menerapkan praktik manajemen risiko yang disiplin dan penuh kehati-hatian.

Posisi likuiditas dan pendanaan tetap kuat, tercermin di rasio cakupan likuiditas (liquidity coverage ratio/LCR) sebesar 277,8%, rasio pendanaan stabil bersih (net stable funding ratio/NSFR) sebesar 119,9%, serta rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 29,8%.

Kinerja pendanaan tetap kuat, dengan saldo Current Account & Savings Account (CASA) naik 33% yoy menjadi Rp 50,6 triliun. Pertumbuhan ini mendorong rasio CASA dari 33,6% pada September 2024 menjadi 42% pada September 2025.

"Sementara itu, deposito berjangka menurun 7% yoy menjadi Rp69,7 triliun, tetapi total dana pihak ketiga (DPK) meningkat 6% yoy menjadi Rp 120,3 triliun, mencerminkan pengelolaan pendanaan yang seimbang dan tangguh,” demikian seperti dikutip.

Aset perseroan naik 3 persen menjadi Rp 234,49 triliun hingga September 2025 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 228,58 triliun.

Jenius Mendorong Pertumbuhan Berkelanjutan

Jenius dari SMBC Indonesia juga mencatatkan hasil positif di tengah performa pendanaan dan likuiditas yang kuat. Jenius, solusi life finance dari SMBC Indonesia bagi masyarakat digital savvy, terus mencatatkan tren pertumbuhan yang solid.

Jumlah pengguna terdaftar naik 7% yoy menjadi 6,3 juta, sementara DPK tumbuh 13% yoy menjadi Rp30,7 triliun.

Portofolio kredit Jenius seperti Flexi Cash, Digital Micro, Kartu Kredit Jenius, dan Jenius Paylater naik 7% yoy menjadi Rp3,5 triliun. Pertumbuhan berkelanjutan ini menegaskan posisi Jenius sebagai pemimpin sektor perbankan digital di Indonesia yang terus mendorong inklusi keuangan melalui solusi digital yang sederhana, mudah diakses, dan inovatif.

SMBC Indonesia Memperkuat Dampak Berkelanjutan melalui Program Daya

SMBC Indonesia juga memperluas dampak di luar layanan perbankan melalui Program Daya yang memberdayakan masyarakat, sejalan dengan tujuan Perseroan dalam mendorong pertumbuhan yang bermakna.

Program Daya telah melibatkan hampir 7,4 juta peserta dalam 8.276 aktivitas pemberdayaan dari Januari hingga September 2025.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |