Liputan6.com, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) gempa bumi berkekuatan M5,3 pada kedalaman 36 km, berjarak sekitar 143 km selatan Kota Pelabuhan Ratu, Provinsi Jawa Barat, pukul 17.14 WIB, Selasa (22/4/2025) tidak memicu gelombang laut Tsunami.
Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, kejadian gempa bumi tersebut akibat penyesaran di dalam lempeng Indo Australia (intraplate earthquake), dengan mekanisme sesar mendatar menganan yang berarah relatif barat baratdaya – timur timurlaut.
"Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat. Tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami," terang Wafid dalam keterangan tertulisnya, Bandung, Rabu (23/4/2025).
Wafid mengatakan lokasi pusat gempa bumi terletak di Samudera Indonesia di sebelah selatan Jawa Barat.
Kondisi (morfologi) wilayah di sekitar lokasi pusat gempa bumi pada umumnya berupa perbukitan di pegunungan selatan Jawa Barat dan sebagian kecil pedataran di wilayah pantai.
"Berdasarkan data Badan Geologi zona Pegunungan Selatan Jawa Barat merupakan zona batugamping dan vulkanik Miosen yang telah mengalami pengangkatan akibat gaya tektonik hingga zaman Kuarter," jelas Wafid.
Wafid menuturkan, kawasan pedataran dan lembah umumnya dibangun oleh sedimen rombakan berumur Kuarter yang bersifat lunak dan urai serta belum terkompaksi.
Pada tanah permukaan, wilayah tersebut diklasifikasikan ke dalam kelas tanah lunak (kelas E) yang dominan berada pada daerah pedataran hingga landai dan kelas tanah keras hingga sedang (kelas C-D) pada morfologi perbukitan.
"Kawasan yang mengalami guncangan gempa bumi sebagian besar berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) menengah sampai tinggi. Bangunan harus disesuaikan dengan menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna mengurangi dampak kerusakan. Serta wilayah yang berpotensi mengalami guncangan gempa bumi perlu dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi," tutur Wafid.
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), guncangan gempa bumi ini dirasakan di Kota Bandung, Cihanjuang, Citeko, Cisarua, dan Pelabuhan Ratu dengan intensitas II MMI (Modified Mercalli Intensity), di Nagrak, Sukabumi, Cidolog, Cidadap, dan Cianjur dengan Intensitas II-III MMI, di Tegalbuleud dengan intensitas IV MMI.
Kejadian gempa bumi ini tidak memicu tsunami dan hingga laporan ini disusun, belum ada laporan terkait korban jiwa dan kerusakan akibat gempa bumi ini.
"Berdasarkan data Badan Geologi, wilayah sekitar pusat gempa bumi yaitu selatan Jawa Barat berada pada KRB gempa bumi menengah hingga tinggi atau berpotensi mengalami intensitas guncangan lebih besar dari VI MMI," ungkap Wafid.
Meski kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak mengakibatkan terjadinya sesar permukaan dan bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi, namun Wafid menganggap penguatan sosialisasi dan melibatkan masyarakan untuk melaporkan tingkat kerusakan melalui jalur komuniksi yang cepat kepada BPBD, sebagai upaya kecepatan respon.
Berdasarkan informasi dari BMKG lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, dengan parameter update pada koordinat 106,57° BT dan 8,60° LS, berjarak sekitar 143 km selatan Kota Pelabuhan Ratu, Provinsi Jawa Barat, dengan magnitudo M5,3 pada kedalaman 36 km.
Sedangkan menurut informasi dari The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 106,767° BT dan 8,290° LS dengan magnitudo M5,7 pada kedalaman 35 km.
Gempa bumi ini pula terekam oleh stasiun geologi GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 106,92° BT dan 8,12° LS, dengan magnitudo M5,5 pada kedalaman 48 km.
Antisipasi Gempa
Dilansir Liputan6, Jika Anda berada dalam situasi guncangan akibat gempa, berikut adalah beberapa hal yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi:
Sebelum Terjadi Gempa:
- Untuk memastikan keamanan tempat tinggal Anda, pastikan bahwa struktur dan letak rumahdapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Lakukan evaluasi dan renovasi ulang terhadap struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempa bumi.
- Penting untuk mengenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.
- Mempelajari manfaat P3K dan alat pemadam kebakaran.
- Patikan selalu menyiapkan nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.
- Atur perabotan di rumah Anda agar menempel kuat pada dinding. Hal itu disarankan agar benda tersebut tak mudah jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi.
- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa terjadi
- Untuk barang yang mudah terbakar, baiknya disimpan pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.
- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.
- Pastikan Anda selalu siap dengan alat-alat penting seperti Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.
Saat Terjadi Gempa:
- Ketika Anda merasakan gempa dan sedang berada dalam bangunan, lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan. Jika memungkinkan, lari ke luar gedung untuk mencari tempat berlindung yang lebih aman.
- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka, hindari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, dan pohon. Perhatikan juga tempat Anda berdiri, hindari apabila terjadi rekahan tanah.
- Jika gempa terjadi ketika Anda sedang mengendarai mobil, segera keluar, turun dan menjauh dari mobil. Hindari juga kendaraan Anda jika terjadi pergeseran atau kebakaran.
- Jika gempa terjadi ketika Anda berada di area pantai, jauhi pantai dan cari medan yang tinggi untuk menghindari bahaya tsunami.
- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan, apabila terjadi gempa bumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.
Setelah Terjadi Gempa:
- Jika gempa terjadi ketika Anda berada di dalam bangunan, keluar dari bangunan tersebut dengan tertib. Tidak disarankan untuk keluar melalui tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa. Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K, telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau orang disekitar Anda.
- Setelah terjadi gempa, segera periksa lingkungan sekitar Anda. Pastikan tidak terjadi kebakaran. Selain itu, disarankan juga untuk memeriksa aliran dan pipa air, untuk menghindari hal-hal yang membahayakan.
- Hindari bangunan yang sudah terkena gempa karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.
- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, guna menghindari bahaya susulan.
- Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio untuk mencari informasi apabila terjadi gempa susulan. Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak diketahui jelas sumbernya.
- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.
- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.