Alasan Perusahaan AS Robinhood Masuk Pasar Modal dan Kripto Indonesia

2 days ago 15

Liputan6.com, Jakarta - Platform perdagangan ritel populer asal Amerika Serikat (AS), Robinhood, resmi mengumumkan rencana memasuki pasar modal dan kripto Indonesia. Langkah ini dilakukan melalui akuisisi perusahaan pialang lokal Buana Capital Sekuritas dan pedagang aset digital berlisensi Pedagang Aset Kripto. Pengumuman tersebut disampaikan Robinhood lewat sebuah unggahan blog pada Minggu, 7 Desember 2025.

Masuknya Robinhood menandai ekspansi besar perusahaan ke salah satu pasar kripto paling dinamis di Asia Tenggara. Indonesia kini menjadi sasaran utama berbagai perusahaan global berkat regulasi yang kondusif serta populasi muda yang semakin melek teknologi. Kondisi ini mendorong pertumbuhan signifikan jumlah investor ritel, baik di pasar saham maupun aset digital.

Indonesia Jadi Magnet Investor Global

Dengan lebih dari 19 juta investor pasar modal dan 17 juta pedagang aset kripto, Indonesia dinilai sebagai lahan subur bagi perusahaan yang ingin memperluas bisnis perdagangan ritel. Kombinasi antara pertumbuhan ekonomi digital dan minat masyarakat terhadap investasi modern menjadikan negara ini semakin menarik bagi pemain besar seperti Robinhood.

“Indonesia mewakili pasar perdagangan yang berkembang pesat, menjadikannya tempat yang menarik untuk memajukan misi Robinhood dalam mendemokratisasi keuangan untuk semua,” ujar Head of Asia Robinhood, Patrick Chan.

Strategi Ekspansi Lewat Akuisisi

Akuisisi Buana Capital Sekuritas memungkinkan Robinhood mengamankan landasan regulasi untuk memulai operasional di Indonesia. Sementara itu, pembelian pedagang aset digital berlisensi memberi perusahaan akses lebih cepat untuk menawarkan produk kripto kepada pengguna lokal.

Meski Robinhood tidak membeberkan nilai transaksi, perusahaan menyatakan proses akuisisi diperkirakan rampung pada paruh pertama 2026. Pieter Tanuri, yang merupakan pengusaha asal Indonesia tersebut, akan tetap terlibat sebagai penasihat strategis Robinhood.

Era Baru Perdagangan Ritel

Robinhood dikenal luas sebagai pionir perdagangan saham bebas komisi yang berhasil menarik generasi investor baru di Amerika Serikat. Melalui aplikasi yang mudah diakses, platform ini turut mengubah cara masyarakat berpartisipasi dalam pasar saham dan aset digital.

Tahun ini menjadi periode penting bagi Robinhood setelah berhasil masuk ke dalam indeks acuan S&P 500 serta memperkenalkan layanan baru di pasar prediksi pada Maret.

Saham perusahaan yang go publik di New York pada 2021 initerus menguat. Hingga penutupan 4 Desember 2025, saham perusahaan tercatat telah melesat hampir 268% sepanjang tahun berjalan.

Masuknya Robinhood ke Indonesia pun diprediksi akan memperketat persaingan industri perdagangan ritel dan kripto, sekaligus membuka akses lebih luas bagi investor lokal untuk terhubung dengan pasar finansial global.

Investor Pasar Modal Sentuh 19 Juta hingga Oktober 2025

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor pasar modal Indonesia telah mencapai 19.154.487 single investor identification (SID) hingga akhir Oktober 2025.

Dari jumlah itu, investor baru pasar modal 2025 mencapai 4.282.848 SID, atau naik 58,4% dibandingkan penambahan 2.703.578 investor baru pada 2024. Jumlah investor saham di BEI telah mencapai 8.083.976 SID, dengan pertumbuhan 1.701.632 investor saham baru sepanjang 2025, naik 51,2% dibandingkan pertumbuhan 1.125.873 investor saham baru pada 2024.

Direktur Utama BEI Iman Rachman menuturkan, peningkatan jumlah investor menunjukkan semakin kuatnya kesadaran masyarakat untuk berinvestasi, terutama generasi muda di bawah usia 30 tahun yang kini semakin aktif dan percaya diri dalam berinvestasi.

"Pencapaian ini merupakan hasil dari komitmen BEI bersama seluruh stakeholders dalam melakukan berbagai kegiatan edukasi dan literasi yang konsisten dan terarah seperti Sekolah Pasar Modal, Guruku Investor Saham dan CMSE,” kata dia seperti dikutip dari keterangan resmi, Kamis (6/11/2025).

Kegiatan BEI

Sepanjang Maret–Oktober 2025, BEI menggelar 101 kegiatan Road to CMSE di berbagai daerah, diikuti lebih dari 185 ribu peserta dan menambah 184 ribu investor baru. CMSE 2025 sendiri yang berlangsung dua hari, menghadirkan 13 narasumber, 6 moderator, 88 booth, dan 95 tenant mencatatkan antusiasme tinggi serta meningkat dibandingkan tahun 2024.

Total pendaftar CMSE 2025 mencapai 25.180 orang (naik 105,9%), dengan 48.308 pengunjung (naik 12,3%). Dari jumlah tersebut, 11.682 hadir langsung (naik 51,4%) dan 36.626 mengikuti secara virtual melalui YouTube BEI dan nobar di berbagai Kantor Perwakilan BEI.

Hingga akhir Oktober 2025, BEI melalui jaringan Kantor Perwakilannya telah melaksanakan 14.993 kegiatan edukasi di seluruh Indonesia yang diikuti oleh 14.333.853 peserta. Dari jumlah tersebut, 5.415 kegiatan dilakukan secara digital dan 9.578 kegiatan dilakukan secara tatap muka dan hybrid. Dari seluruh kegiatan edukasi tersebut, sebanyak 319.177 peserta telah membuka rekening efek.

Komitmen BEI

Berbagai capaian tersebut menegaskan komitmen BEI untuk terus meningkatkan inklusi pasar modal dan literasi keuangan masyarakat melalui pendekatan yang berkelanjutan, kolaboratif, dan inklusif.

Ke depan, BEI berharap semakin banyak masyarakat yang tidak hanya mengenal pasar modal, tetapi juga berpartisipasi aktif sebagai bagian dari pertumbuhan ekonomi nasional yang berdaya saing dan berdaulat.

Adapun menutup bulan inklusi keuangan (BIK) pada Oktober 2025, BEI menggelar kegiatan yang dilakukan bersama seluruh pemangku kepentingan di berbagai daerah di Indonesia.

Sejumlah kegiatan edukasi dan literasi yang dilakukan oleh BEI dan pemangku kepentingan lainnya meliputi kegiatan rutin Sekolah Pasar Modal maupun penyelenggaraan Road to Capital Market Summit & Expo (Road to CMSE) 2025, CMSE 2025, program Guruku Investor Saham, dukungan terhadap Financial Expo (FinExpo) 2025, serta pelaksanaan Virtual Trading Competition (VTC) 2025 powered by IDX Mobile yang diikuti oleh Mahasiswa dari Galeri Investasi BEI di seluruh Indonesia.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |