Air Guraka, Minuman Hangat Kaya Manfaat dari Tanah Rempah Ternate

3 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Ternate, kota kecil yang sarat nilai historis ini bukan hanya dikenal sebagai salah satu pusat penyebaran Islam di Indonesia Timur dan wilayah strategis pada masa kejayaan kerajaan-kerajaan Maluku, tetapi juga menyimpan kekayaan kuliner yang luar biasa, salah satunya adalah Air Guraka.

Air Guraka adalah minuman khas yang terbuat dari perpaduan sederhana namun harmonis antara jahe, gula merah, kayu manis, dan daun pandan. Meskipun terlihat sederhana dari sisi bahan-bahannya.

Air Guraka menyimpan filosofi, nilai budaya, serta khasiat luar biasa yang menjadikannya lebih dari sekadar minuman penghangat tubuh, ia adalah wujud dari kehangatan budaya, keterikatan masyarakat dengan alam, dan warisan tradisi leluhur yang terus mengalir dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Ternate hingga kini.

Air Guraka, atau yang juga sering disebut hanya sebagai Guraka, berasal dari kata air dan guraka yang berarti jahe dalam bahasa Ternate. Dalam tradisi masyarakat setempat, jahe bukan hanya sekadar bumbu dapur yang digunakan untuk menambah rasa pedas hangat dalam masakan, tetapi juga dipercaya memiliki kekuatan penyembuhan dan penghangat alami tubuh, terutama di daerah yang memiliki kelembapan tinggi seperti kepulauan Maluku.

Sejak zaman dahulu, masyarakat Ternate telah memanfaatkan jahe sebagai bagian dari pengobatan tradisional, dan Air Guraka lahir dari pemanfaatan itu—di mana jahe yang dibakar atau digeprek, direbus bersama gula merah yang kaya rasa karamel alami, diberi sentuhan aromatik dari daun pandan yang menyegarkan, dan ditambahkan kayu manis untuk menciptakan keharuman khas yang menggoda indera penciuman.

Perpaduan ini bukan hanya menciptakan rasa yang kompleks, manis, pedas, hangat, dan wangi, tetapi juga mencerminkan perpaduan nilai-nilai lokal yang bersinergi dalam harmoni.

Keunikan dari Air Guraka tidak hanya terletak pada rasanya yang khas, tetapi juga pada cara penyajiannya yang penuh makna. Minuman ini biasanya disajikan dalam keadaan panas atau hangat, dalam cangkir atau gelas kaca yang tembus pandang, agar warna cokelat keemasan dari gula merah yang telah larut bersama jahe dan kayu manis terlihat menggoda.

Saat uap panas mengepul dari permukaan minuman ini, aroma jahe dan kayu manis menguar pelan-pelan, menciptakan sensasi relaksasi yang mendalam bahkan sebelum seteguk pertama diminum. Minuman ini biasa dikonsumsi pada pagi hari sebelum memulai aktivitas atau pada malam hari saat suhu udara mulai turun dan angin laut mulai menusuk kulit.

Simak Video Pilihan Ini:

Perahu Terbalik Dilabarkan Ombak Tinggi Pantai Selatan, Nelayan Cilacap Tewas Tenggelam

Pembuatan Tradisional

Dalam banyak kesempatan, Air Guraka menjadi teman sejati di kala santai, terutama ketika duduk berkumpul bersama keluarga di beranda rumah sambil menikmati desir angin laut dan percakapan hangat antar generasi.

Selain menjadi bagian dari budaya minum masyarakat Ternate sehari-hari, Air Guraka juga kerap hadir dalam acara-acara adat dan perayaan penting. Ia menjadi simbol kehangatan persaudaraan dan penghormatan terhadap tamu.

Dalam acara keluarga, Air Guraka disajikan sebagai tanda sambutan yang tulus dan bentuk keramahan yang melekat dalam tradisi Maluku Utara. Bahkan, beberapa komunitas adat menganggap minuman ini sebagai bentuk penyatuan elemen-elemen alami yang melambangkan keharmonisan manusia dengan alam, di mana jahe melambangkan kehangatan dan kekuatan, gula merah sebagai simbol kemanisan hidup, kayu manis sebagai pengikat, dan daun pandan sebagai pembawa kesejukan batin.

Oleh karena itu, setiap tegukan Air Guraka tidak hanya menyentuh lidah dan tenggorokan, tetapi juga menyentuh dimensi spiritual yang lebih dalam, menciptakan hubungan batin antara manusia dengan akar budaya yang melahirkannya.

Dari segi kesehatan, Air Guraka juga memiliki nilai yang tidak bisa dianggap remeh. Jahe yang menjadi bahan utama diketahui memiliki kandungan gingerol, yaitu senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai anti-inflamasi dan antioksidan kuat.

Jahe membantu memperlancar peredaran darah, menghangatkan tubuh, serta meredakan berbagai jenis gangguan pencernaan seperti mual dan perut kembung. Gula merah, yang merupakan hasil olahan alami dari nira pohon aren atau kelapa, memiliki kandungan mineral seperti zat besi, kalium, dan magnesium, serta indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan gula putih, sehingga lebih ramah bagi tubuh.

Sementara kayu manis memiliki khasiat dalam mengontrol kadar gula darah, serta berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Daun pandan, meskipun lebih sering dikenal karena aromanya yang khas, juga memiliki efek menenangkan dan diyakini dapat membantu mengurangi tekanan darah serta merilekskan pikiran.

Oleh karena itu, Air Guraka tidak hanya nikmat, tetapi juga sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh secara alami, menjadikannya sebagai minuman yang tepat dikonsumsi secara rutin, terutama di masa-masa ketika daya tahan tubuh menjadi prioritas utama.

Perjalanan Air Guraka dalam lanskap kuliner Indonesia bisa dikatakan cukup unik. Meskipun berasal dari daerah yang relatif jauh dari pusat-pusat kuliner besar di Jawa, Air Guraka perlahan-lahan mulai dikenal oleh masyarakat luar Ternate, terutama seiring dengan meningkatnya minat terhadap wisata kuliner nusantara dan eksplorasi terhadap kekayaan rempah-rempah lokal.

Beberapa kafe dan restoran di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, maupun Makassar mulai memasukkan Air Guraka ke dalam daftar menu mereka, biasanya dengan sedikit sentuhan modern tanpa meninggalkan rasa autentik aslinya.

Bahkan, dalam festival-festival kuliner nasional, Air Guraka kerap menjadi daya tarik tersendiri yang memikat banyak pengunjung karena aroma khas dan rasa hangat yang langsung menyentuh hati. Minuman ini membuktikan bahwa dengan bahan-bahan lokal dan metode pembuatan tradisional, sebuah minuman bisa menjadi simbol kearifan lokal yang tak lekang oleh waktu.

Penulis: Belvana Fasya Saad

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |