Ada 112 Pengguna Jasa Karbon, Lokal Mendominasi

1 month ago 67
Web Buletin Hot Sore Viral Online

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan sudah terdapat 112 pengguna jasa karbon hingga kini. Dari jumlah itu, pengguna jasa lokal masih mendominasi.

Komposisi pengguna jasa karbon tersebut antara lain 111 pengguna jasa lokal dan 1 pengguna jasa asing. "Terlihat bahwa hingga saat ini, pengguna jasa IDXCarbon masih didominasi oleh pengguna jasa lokal,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif, dan Bursa Karbon OJK (KE PMDK), Inarno Djajadi, dalam jawaban tertulis, seperti dikutip Selasa, (3/6/2025).

Adapun pengguna jasa karbon  merupakan pihak yang mempunyai hak untuk mempergunakan sistem dan atau sarana penyelenggara bursa karbon sesuai dengan Peraturan Penyelenggara Bursa Karbon.

Pengguna jasa bursa karbon ini terdiri dari badan hukum Indonesia dan badan hukum asing. Pengguna jasa karbon bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran semua informasi atau fakta yang tercantum dalam dokumen yang disampaikan pada proses pendaftaran sebagai pengguna jasa karbon.

Mengenai transaksi karbon di apple gatrik, Inarno menuturkan, saat ini telah dikembangkan integrasi antara platform aplikasi penghitungan dan pelaporan emisi ketenagalistrikan atau apple gatrik (Kementerian ESDM) dan Sistem Registrasi Nasional Pengendalian Perubahan Iklim atau SRN-PPI (Kementerian Lingkungan Hidup). “Langkah tersebut dimaksudkan untuk mendukung transparansi data, pelaporan terintegrasi dan verifikasi penurunan emisi GRK secara nasional,” ujar dia.

Transaksi Bursa Karbon RI Capai Rp 77,91 Miliar dalam Kurun 1,5 Tahun

Sebelumnya, sejak diluncurkan pada 26 September 2023, Bursa Karbon Indonesia atau IDX Carbon menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan dalam mendukung target Nationally Determined Contribution (NDC) dan Net Zero Emission (NZE) Indonesia. Bursa yang dibentuk untuk memfasilitasi perdagangan dan investasi hijau ini berhasil mencatat volume transaksi mendekati 1,6 juta ton CO2 ekuivalen dengan nilai nyaris Rp 80 miliar hingga pertengahan April 2025.

"Kalau kita lihat pencapaian perdagangan karbon dalam IDX Carbon sejak diluncurkan pada tanggal 26 September 2023 sampai dengan 17 April 2025, volume transaksi hampir mencapai 1,6 juta ton CO2 ekuivalen, dengan nilai transaksi hampir Rp 80 miliar rupiah," ujar Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman dalam CarboNEX 2025, Selasa (22/4/2025).

Secara rinci, volume transaksi tercatat sebanyak 1.598.703 ton CO2 ekuivalen dan nilai transaksi mencapai Rp 77,91 miliar, dengan volume retirement sebesar 979.834 ton CO2. Selain itu, partisipasi dalam bursa ini juga melonjak tajam, dari hanya 16 partisipan pada awal pembukaan menjadi 111 pengguna jasa saat ini.

"Total pengguna jasa juga meningkat, dari 16 partisipan pada awal pembukaan menjadi 111 pengguna jasa. Aktivitas retirement juga meningkat signifikan, dari 6.260 ton menjadi hampir 1 juta ton yang sudah di-retire sampai hari ini," lanjutnya.

Meskipun demikian, pihak IDX Carbon menilai capaian ini masih belum maksimal. Namun jika dibandingkan dengan bursa karbon lain di kawasan, kinerjanya sangat kompetitif.

"Jumlah transaksi yang telah terjadi ini tentu saja masih belum maksimal. Tapi jika dibandingkan dengan bursa-bursa lain yang usianya tidak jauh berbeda. Bahkan IDX Carbon ini jika dibandingkan dengan bursa Malaysia yang juga diluncurkan hampir bersamaan, transaksinya ternyata 7 kali lipat lebih besar," jelasnya.

Bursa Karbon Indonesia

Di level regional, IDX Carbon bahkan mencatatkan performa dua kali lipat dibandingkan dengan bursa karbon Jepang. Sementara negara-negara seperti Thailand dan Vietnam disebut baru merancang bursa karbon mereka.

Iman mengatakan Bursa Karbon Indonesia cukup menarik. Bahkan, dia mengaku telah mendapatkan permintaan dari pemilik-pemilik proyek di luar Indonesia yang ingin mendaftarkan perdagangan karbon kreditnya di IDX Carbon,

"Fokus kami saat ini adalah membuka perdagangan unit karbon Indonesia kepada audiens internasional seluas-luasnya. Selanjutnya, bagaimana kita melihat era perdagangan karbon internasional," tambahnya.

IDX Carbon mencatat tonggak penting pada 20 Januari 2025 saat perdagangan perdana unit karbon Indonesia kepada pihak internasional secara resmi dibuka, dengan otorisasi dari Kementerian Lingkungan Hidup. Langkah ini disambut antusias oleh pelaku pasar internasional.

Ke depan, pemerintah tengah menjajaki skema mutual recognition agreement dengan organisasi internasional seperti Verra dan Gold Standard, dan saat ini IDX Carbon sedang dalam proses penjajakan keanggotaan keduanya.

Sebagai upaya memperluas jangkauan global, perwakilan IDX Carbon juga telah melakukan kunjungan ke Bursa Karbon Korea untuk menggali potensi kerja sama, khususnya dalam carbon capture and storage (CCS).

"Salah satu masukan mereka adalah pentingnya adanya mutual recognition antarnegara. Walaupun otorisasi diberikan oleh Kementerian di negara masing-masing, tetap dibutuhkan MOU antara Indonesia dan Korea, agar korporasi di Korea bisa membeli karbon dari Indonesia," ungkapnya.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |