84 Insinerator Tambahan Disiapkan, Salah Satu Cara Pemerintah Jabar Tangani Sampah 

1 day ago 11

Liputan6.com, Bandung - Sekretaris Daerah Jawa Barat (Jabar) Herman Suryatman mengaku tengah menyiapkan 84 insinerator tambahan guna mengolah sampah di Kawasan Bandung Raya yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi yang hampir tidak tertampung di Tempat Pengelolaan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat.  

Menurut Herman tambahan satu alat pembakaran sampah tersebut disebut dapat mengolah sampah 10 ton per hari guna mengatasi penumpukan sampah minimal dua bulan mendatang dan masa jangka panjang di Kawasan Bandung Raya.

"Yang pertama tentu memanfaatkan teknologi yang sudah ada. Kan di beberapa lokasi ada insinerator ada Motah (Mesin Olah Runtah) baik yang difasilitasi Citarum Harum maupun inisiasi pemerintah provinsi tempo hari dan kabupaten serta kota. Kan di lapangan tidak optimal fungsinya, Pak Gubernur minta 100 persen insinerator yang ada itu harus efektif berjalan. (Kini) Ada yang kondisinya rusak, ada yang kurang sampah karena kan di insinerator sampahnya harus dipilah bukan sampah sembarangan," ujar Herman dalam siaran medianya, Bandung, Rabu (7/5/2025).

Selain mengoptimalkan keberadaan insinerator, Herman menambahkan teknologi pengolahan lain seperti maggot dan composting yang sudah ada pun diminta untuk dioptimalkan 100 persen. 

Herman mengatakan rincian tambahan insinerator tersebut terdiri dari Kota Bandung membutuhkan 43 unit, Kabupaten Bandung 25 unit, Kota Cimahi 6 unit, dan Kabupaten Bandung Barat 10 unit. 

"Untuk mengurangi ketergantungan pada Sarimukti, kita butuh sekitar 84 insinerator tambahan. Proyeksinya senilai Rp117 miliar dan akan dibagi secara gotong royong antara provinsi dan kabupaten kota," kata Herman. 

Penanganan sampah ini diharapkan oleh Herman ditindaklanjuti oleh seluruh kepala daerah di Kawasan Bandung Raya untuk berpartisipasi agar fasilitas yang ada benar-benar berjalan efektif.

Pasalnya, kapasitas TPPAS Sarimukti diperkirakan hanya dapat menampung lebih dari sebulan jumlah sampah untuk Kawasan Bandung Raya.

Insinelator Satgas Citarum Harum

Pada tahun lalu pembangunan insinerator telah digagas oleh Satuan Gugus Tugas (Satgas) Citarum Harum. Seperti di Kelurahan Cigondewah Kaler, Kecamatan Bandung Kulon yang telah tersedia mesin olah runtah (Motah-6). Mesin tersebut diklaim menjadi solusi penanganan sampah sampai tuntas.

Dicuplik dari laman resmi Citarum Harum, Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kelurahan Cigondewah Kaler Dewi Waryanti mengatakan, operasional mesin pemberian dari Kodam III/ Siliwangi itu sedang diujicobakan sejak  Senin (2/9/2024). 

Pada tahap awal, sampah yang akan dibakar di Motah-6 berasal dari Kelurahan Cigondewah Kaler yang terdiri 14 RW. Selanjutnya, bakal semakin banyak sampah yang dibakar di Motah-6, yakni dari Kecamatan Bandung Kulon yang terdiri delapan kelurahan.

Proses pembakaran sampah di Motah-6 dimulai dari pengangkutan sampah dari rumah warga oleh petugas di setiap RW. Kemudian, sampah dibawa ke lokasi Motah-6 untuk dipilah. Sampah yang tidak bernilai jual dibakar di dalam Motah-6.

“Motah-6 sangat membantu penanganan sampah di sini. Nanti tidak ada sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir. Semua terselesaikan di sini,” ucap Dewi di Kelurahan Cigondewah Kaler, Selasa (3/9/2024).

Sebelum Motah-6 hadir, sampah dari masyarakat Kelurahan Cigondewah Kaler dibuang ke tempat pembuangan sementara. Mengingat wilayah Cigondewah Kaler terdiri dari 14 RW, volume sampah tergolong banyak.

Sementara itu Komandan Subsektor 2 Sektor 22 Satgas Citarum Harum Peltu Aris Santoso menambahkan, pengelolaan Motah-6 dilakukan oleh Satgas Citarum Harum Sektor 22 bekerja sama dengan petugas kewilayahan.

Dalam mengoperasionalkan Motah-6 disiagakan 10 orang pekerja dan saat ini, para pekerja sedang dilatih untuk mampu mengoperasionalkan mesin tersebut.

Motah-6 dapat membakar sampah 1 ton per jam. Dengan perhitungan delapan jam kerja setiap hari, Motah-6 bisa membakar 8 ton sampah per hari.

Pembakaran tidak menggunakan bahan bakar, tetapi tinggal menyalakan api ke dalam tungku mesin. Hampir seluruh sampah dapat dibakar, kecuali sampah bahan berbahaya dan beracun.

Pembakaran 1 ton sampah menghasilkan 10 kilogram abu yang selanjutnya dikelola menjadi bata beton. Dengan demikian, masalah sampah dapat dituntaskan, bahkan mendatangkan manfaat baru.

Pengertian Incinelator

Pengertian incinerator adalah alat yang digunakan untuk membakar limbah dalam bentuk padat dan dioperasikan dengan memanfaatkan teknologi pembakaran pada suhu tertentu.

Dalam perhitungannya, incinerator mampu untuk mengurangi volume sampah hingga 95-96 persen, tergantung komposisi dan derajat recovery sampah.

Incinerator sendiri banyak digunakan dalam bidang kesehatan dan pabrik produk padat dalam skala besar. Pada saat pengoperasian incinerator, sebaiknya temperature first chamber dipertahankan antara 600°C – 950°C (temperature pirolisa) seperti dilansir kanal Hot, Liputan6.

Dengan suhu panas itulah, uang pada saat pemakaian incinerator dapat dimanfaatkan untuk energi pembangkit listrik. Insinerasi sangat populer di beberapa negara seperti Jepang di mana lahan merupakan sumber daya yang sangat langka.

Bahkan Denmark dan Swedia sudah menggunakannya baik untuk mengurangi volume sampah maupun sebagai energi pembangkit listrik.

Berikut ini ulasan mengenai manfaat incinerator, komponen alat, cara kerja, kelebihan, dan kekurangannya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (6/2/2022).

Berikut ini ada beberapa manfaat incinerator adalah:

1.⁠ ⁠Dapat mengurangi massa atau volume limbah padat.2.⁠ ⁠Mendestruksikan patogen yang berbahaya seperti kuman penyakit menular.3.⁠ ⁠Tidak memerlukan lahan yang luas.4.⁠ ⁠Mudah, efisien, dan cepat.

Cara Kerja Incinelator

Berikut ini ada penjelasan mengenai cara kerja dari incinerator adalah:

1.⁠ ⁠Tahapan pertama dari cara kerja incinerator adalah membuat air dalam sampah menjadi uap air, sehingga hasilnya limbah menjadi kering dan siap terbakar.2.⁠ ⁠Tahapan kedua dari cara kerja incinerator adalah terjadinya proses pirolisis, yakni pembakaran tidak sempurna, dimana temperatur belum terlalu tinggi.3.⁠ ⁠Fase berikutnya adalah pembakaran sempurna. Pembaharan sempurna ini menggunakan suhu antara 600°C – 1100°C (temperature pirolisa).

Terdapat sejumlah komponen peralatan incinerator adalah sebagai berikut ini:

1.⁠ ⁠Fasilitas Pengumpan dan Perlengkapan

Fasilitas ini yang paling berperan untuk kelangsungan operasional unit, karena saat sampah akan dibakar perlu dilakukan pemilihan jenis sampah yang akan masuk ke ruang bakar serta kondisi yang dipersyaratkan dalam desain incinerator. Kegiatan dalam proses ini antara lain:

a. Pemilahan dan pemisahan sampah dari komponen yang tidak dapat dibakar.b. Penimbangan sampah umpan.c. Pengukuran atau analisa komposisi.d. Penimbunan pada banker atau hopper.

2.⁠ ⁠Ruang Bakar Incinerator

Furnace berfungsi untuk ruang pembakar sampah. Ruang bakar ini didesain sedemikian rupa agar dapat digunakan sebagai proses konversi panas gas pembakaran ke pipa air, sehingga membangkitkan uang yang nantinya akan membangkitkan listrik melalui konversi ke turbin dan generator. Temperatur pada ruang bakar incinerator dapat mencapat 1100°C.

3.⁠ ⁠Pendinginan Gas

Panas yang terjadi karena proses pembakaran dikonversikan ke peralatan atau pipa penukar panas, sehingga uang akan terbangkitkan dan temperatur gas bakar akan turun. Sebelum gas dibuang keluar, maka ada unit penukar panas yang akan menyerap panas dari gas tersebut yaitu pemanas awal air pengisian boiler.

Dari temperatur gas buang 800-900°C, dapat diturunkan dengan sistem pendinginan ini hingga 300-450°C dan melalui penukar panas untuk pemanasan awal udara temperatur gas buang dapat diturunkan sampai 200°C yang akan dilepas ke udara melalui cerobong.

4.⁠ ⁠Pengendali Gas Buang

Untuk mengatasi pencemaran lingkungan akibat gas buang sisa pembakaran dan partikel abu dari pembakaran sampah, maka incinerator dilengkapi dengan peralatan pengumpul abu atau dust collector dan peralatan pereduksi nitrogen oksida atau sulfur oksida.

5.⁠ ⁠Pembangkit Daya

Untuk mengkonversikan energi uang menjadi energi listrik, maka peralatan pengkonversi seperti turbin uang dan generator di instalasi pada sisi pemanfaatan uang yang terbangkitkan. Uap akan memutar turbin yang dikopel dengan generator listrik.

Sehingga daya listrik dapat diproduksi dari proses konversi energi. Daya yang dapat dibangkitkan tergantung pada jumlah sampah yang memiliki kandungan bahan mampu bakar seperti serat, kertas atau limbah biomassa.

6.⁠ ⁠Pengolahan Air Limbah

Sampah yang basah pada tempat penimbunan akan menimbulkan masalah yaitu terjadinya penumpukan air limbah dari sampah tersebut. Untuk itu, diperlukan unit pengolah air limbah yang berguna untuk membersihkan kandungan organik dan inorganik yang berbahaya bagi lingkungan.

Kelebihan dan Kekurangan Insinerator

Berikut ini terdapat sejumlah kelebihan dan kekurangan incinerator adalah:

1.⁠ ⁠Kelebihan Incinerator

a. Dapat mereduksi atau menurunkan sebagian besar volume sampah.b. Membersihkan atau menurunkan kandungan bakteri yang menjadi pencemar lingkungan.c. Sangat cocok untuk pengolahan sampah yang membutuhkan waktu cepat.d. Panas pembakaran dapat segera dimanfaatkan untuk pembangkit uang atau pembangkit daya listrik.

2.⁠ ⁠Kekurangan Incinerator

a. Gas buang dari proses pembakaran berpotensi mencemarkan lingkungan karena kandungan bahan beracun seperti substansi dioksin.

b. Gas buang merupakan pembawa sebagian besar CO2 yang menjadi penyebab pemanasan global.

c. Abu yang tersisa dari pembakaran mencapai 20% dari sampah yang dibakar.

d. Unsur merkuri akan terlepas ke udara dalam bentuk uang yang terbawa pada gas buang.

e. Berpotensi sebagai pencemar lingkungan apabila tidak dilengkapi dengan pengolahan gas buang. Pembakaran sampah yang mengandung bahan atau limbah kimia akan melepaskan kandungan kadmium, timbal atau bahan-bahan yang berpotensi sebagai pencemar lingkungan.

f. Diperlukan peralatan pengolah gas buang yang basah setelah proses pembakaran karena gas yang basah ini akan dapat merusak atau sebagai gas destruktif apabila lepas ke udara. Oleh karena itu, dihitung sebagai tambahan biaya dalam pemakaian incinerator.

g. Berpotensi pencemar emisi partikulat karena kandungan abu yang besar.

Penjelasan Penggunaan Insinerator dari GAIA

Kelompok pemerhati lingkungan dan iklim dari Global Alliance for Incinerator Alternatives (GAIA) menyebutkan dalam laman resminya insinerator adalah salah satu industri yang paling beracun, mahal, berbahaya, dan mencemari iklim. 

insinerator diiklankan secara keliru sebagai solusi untuk krisis limbah yang berasal dari produksi dan konsumsi berlebih, insinerator tidak hanya menghalangi pendanaan dari strategi yang menawarkan solusi nyata, tetapi juga merupakan manifestasi dari rasisme lingkungan. 

Mereka yang paling terkena dampak negatifnya adalah yang paling tidak bertanggung jawab atas krisis sampah kita yakni masyarakat berpenghasilan rendah, komunitas kulit berwarna, dan komunitas terpinggirkan. Insinerator memancarkan 68 persen lebih banyak gas rumah kaca per unit energi daripada pembangkit listrik tenaga batu bara. 

Meskipun menjadi kontributor utama perubahan iklim, industri insinerator tetap bertahan dengan mengandalkan kredit energi terbarukan, subsidi yang mahal, dan biaya eksternal. 

Uang publik bernilai jutaan dolar pajak, dengan cara ini disedot ke dalam insinerator dan diambil dari nyata terbarukan dan solusi berkelanjutan lainnya yang secara signifikan lebih hemat biaya.

GAIA percaya bahwa hanya pekerjaan yang didasarkan pada kebutuhan dan realitas komunitas garis depan yang akan berhasil menciptakan perubahan yang nyata dan langgeng. 

Untuk alasan ini, GAIA mendukung pengorganisasian yang dipimpin masyarakat terhadap insinerator dan dampak industri terhadap iklim, kesehatan, lingkungan, dan ekonomi, dan mempromosikan manfaat dari zero waste. 

GAIA juga memproduksi komunikasi dan penelitian untuk berbagi data dan pembelajaran di seluruh negara dan wilayah, dan mendukung gerakan dan pengembangan kapasitas untuk memperkuat pekerjaan lokal.

Lembaga keuangan internasional seperti Asian Development Bank adalah pendorong utama proyek insinerator, yang padat modal dan sumber utang jangka panjang yang signifikan. 

Pekerjaan GAIA termasuk meningkatkan standar dalam kebijakan pembiayaan, seperti pengecualian insinerasi limbah ke energi dari yang baru Laporan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Uni Eropa (yang menentukan kegiatan ekonomi, investasi, dan aset mana yang dapat dianggap mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan tujuan iklim UE)

Foto Pilihan

Sejumlah pelajar Sekolah Dasar (SD) menyeberangi sungai Cihideung untuk menuju sekolah mereka di Kampung Sempur, Kabupatan Bogor, Jawa Barat, Selasa (15/4/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |